Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Rumah Minimalis Tetap Perlu Dirapikan Jelang Lebaran
Rumah Minimalis Tetap Perlu Dirapikan Jelang Lebaran
Kami tinggal di perumahan yang cukup menyenangkan. Rumah yang kami tempati tipe 36. Luas tanah resmi 120 meter persegi. Berhubung posisi tanah kami di pojokan, ada kelebihan tanah satu meter. Panjang dan lebar tanah hampir sama, yaitu 11 x 12 meter.
Ukuran tanah yang minimalis itu kami kelola dengan sebaik mungkin agar nyaman ditempati. Bentuk asli rumah, sebagian masih dipertahankan. Ada sedikit renovasi untuk membuat suasana lebih nyaman.
Ada dibuat tambahan satu kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam. Selain itu, ruang dapur dibuat agak luas sehingga nyaman untuk memasak.
Bersih-Bersih Tidak Repot
Rumah dengan ukuran minimalis memang tidak terlalu sulit untuk dirapikan. Perabot rumah tangga yang kami miliki pun serba minimalis (baca: hanya sedikit).
Kami memang tidak hobi berbelanja perabotan rumah tangga. Kami membeli perabotan yang memang benar-benar dibutuhkan. Bukan beli perabotan hanya untuk dipajang seperti di museum.
Namun, untuk alat-alat dapur atau alat yang berhubungan untuk makan dan minum ada melebihi kuota. Jumlah piring dan sendok makan lebih banyak daripada jumlah penghuni rumah.
Sebagian alat-alat makan dan minum merupakan hadiah atau pemberian orang atau perusahaan tertentu. Semakin hari perabotan dapur semakin banyak.
Untuk urusan penyimpanan peralatan makan dan minum, istri tercinta yang menangani. Berapa jumlah dan tempat menyimpan, saya sering kesulitan untuk mendeteksi.
Saat istri tercinta bersih-bersih lantai, hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Untuk menyapu dan mengepel tidak membutuhkan banyak waktu. Kebetulan semua lantai sudah menggunakan keramik sehingga tidak repot.
Masa Awal Bekeluarga Sibuk Merapikan Rumah
Pada waktu masih awal-awal berkeluarga, kami selalu sibuk merapikan rumah jelang lebaran tiba. Mengapa? Rumah kami berpindah-pindah. Maksudnya, saat belum mempunyai rumah pribadi, kami masih menyewa rumah dan seingat saya sudah tiga tempat rumah sewa yang kami tinggali.
Waktu itu, di rumah sewa masih berupa rumah kayu. Lantai terbuat dari kayu (papan) pula. Kami harus menggunakan karpet plastik agar lebih nyaman. Karpet plastik, meskipun sudah membeli yang agak tebal, tetap saja mudah sobek. Untuk itu, kami sering dibuat sibuk untuk menutupi (menambal) karpet plastik yang sobek itu.
Kami harus memutar otak agar tidak membeli karpet plastik baru secara menyeluruh untuk semua lantai. Tambal sulam pun dilakukan. Karpet yang banyak sobeknya diletakkan di tempat yang bukan ruang tamu. Kalau ada sobek sedikit, kami tutup dengan karpet lain yang berwarna senada.
Hingga awal-awal tinggal di rumah pribadi, kami masih menggunakan karpet plastik. Waktu itu lantai masih semen biasa. Adonan atau campuran semen dan pasir kurang bagus sehingga lantai semen mudah retak dan akhirnya menimbulkan lubang.
Karpet plastik yang menutupi lantai pun ikut sobek. Tambal sulam pun dilakukan. Apalagi, waktu itu rumah belum direnovasi (belum ditinggikan), sehingga sempat beberapa kali tergenang banjir di dalam rumah.
Jika mengenang saat itu, kami benar-benar merasa sedih. Bagaimana tidak? Air menggenang di dalam kamar tidur dan kamar lain. Sementara hujan masih turun. Waktu itu, sempat pas bulan Ramadan terkena musibah banjir.
Sebagian barang kami yang tidak seberapa jumlahnya ikut terendam banjir. Tempat di atas meja dan lemari sudah penuh barang. Ada barang yang harus dikorbankan tetap terendam air.
Kondisi Berubah, Rumah Lebih Mudah Dirapikan
Seiring perjalanan waktu, kami dapat sedikit demi sedikit melakukan renovasi rumah. Lantai ditimbun sehingga sudah sama rata dengan jalan di depan rumah. Itu artinya, jika hujan turun deras, air tidak sempat menggenangi rumah kami.
Saat ini kami benar-benar merasa bersyukur. Saat saya sudah purnatugas dari ASN (Aparatur Sipil Negara), kondisi rumah sudah lebih baik.
Barang-barang atau perabotan rumah tangga yang tidak banyak membuat kami tidak kesulitan untuk merapikan dengan cepat. Bersih-bersih lantai tidak butuh waktu lama. Mengatur atau merapikan perabot tidak sulit karena jumlah yang sedikit.
Jelang lebaran, kami hanya meningkatkan kebersihan lantai dan penataan perabot yang dapat cepat dilakukan. Tidak perlu kerja keras untuk menggeser atau memindahkan perabot.
Kami tetap berusaha membuat suasana nyaman dengan merapikan barang-barang yang kami miliki. Kami tidak perlu terlalu heboh untuk persiapan lebaran.
Dua anak kami yang bekerja di luar pulau Kalimanatan akan ikut meramaikan suasana lebaran di rumah kami Kalimantan Timur. Suasana akan semakin semarak dengan kedatangan dua cucuk kami yang masih bersekolah di Taman Kanak-Kanak.
Penajam Paser Utara, 6 April 2024