Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.
"Sound of Borobudur", Upaya Menghidupkan Pusat Musik Dunia
Kawasan Borobudur, Magelang, dari kejauhan selain gunung Merapi yang menjulang tinggi, juga tampak tumpukan batu hitam raksasa berbentuk stupa yang dingin.
Tumpukan batu ini dikenal dengan nama Candi Borobudur. Dan dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang berada di Indonesia. Selain itu Candi Borobudur juga dikenal sebagai candi Budha terbesar di dunia. Wonderful Indonesia!
Tahukah Anda bahwa pada Candi Borobudur terdapat 200 relief alat musik yang terdapat pada 40 panel dan melukiskan 60 jenis alat musik baik petik, tiup, pukul dan membran.
Pada relief candi Borobudur yang disebut relief Karmawibhangga, Lalitavistara, Wadariajtaka dan Gandawiyuha terdapat ukiran alat-alat musik, seperti suling, simbal, flute, ghanta, cangka (terompet dari siput), saran dan gendang. Kalaupun tidak pernah diadakan konser atau pertunjukan musik, pastilah alat-alat musik itu pernah dimainkan untuk mengiringi upacara ritual keagamaan pada eranya.
Melihat banyaknya ukiran alat musik pada relief Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke 8 atau sekitar tahun 750 oleh Samaratungga dari dinasti Syailendra mengindikasikan bahwa kawasan Candi Borudur pada saat itu diduga pernah menjadi pusat seni dunia.
Mengacu pada banyaknya ragam alat musik kuno yang terdapat pada panel relief Karmawibhangga tergambar beberapa orang memainkan alat musik yang khas. Alat musik berdawai dan dipetik dengan jari.
Juga ada alat musik tiup. Maka, tiga musisi kondang nasional yaitu Purwatjaraka, Trie Utami dan Dewa Budjana menggagas proyek "gila" untuk mereplikasi semua alat musik yang terukir pada relief candi untuk dimainkan kembali.
Setelah melalui riset panjang, alat musik yang ada pada relief candi itu berhasil dibuat, berbunyi dan bisa disajikan dalam sebuah orkestra.
Tentunya alat musik kuno ini akan dibuatkan komposisi musik sesuai era saat ini. Bunyi interpretasi suara saat ini mungkin berbeda dengan suara pada abad ke 8, karena peradaban budaya masa lalu tak mungkin diulang
Dari hasil penelitian,, ternyata dapat dibuktikan bahwa alat musik ini bukan alat musik asal Jawa Tengah saja seperti gamelan Jawa, namun diketemukan ada alat musik yang berasal dari Kalimantan, Thailand dan India.
Alat musik khas Dayak yang harus dipetik seperti dawai sapek dan alat musik tiup keledi memang banyak digunakan di Kalimantan. Dengan demikian, diduga kawasan Borobudur dulu pernah menjadi pusat musik dunia.
Empat golongan alat musik
Secara garis besar alat musik yang terdapat pada relief candi dapat digolongkan atas empat golongan yakni:
1. Membraphone atau membran, yakni gendang dan kentongan
2. AIdiophone, atau pukul yakni kentingan dan kerincingan
3. Chardophone atau petik yakni gambus dan rebab
4. Aerophone atau tiup, yakni seruling dan terompet
Setelah alat-alat musik kuno ini berhasil direplikasi, ketiga pemusik nasional ini memberanikan menggelar.konser orkestra musik bertajuk 'Sound of Borobudur' dengan didukung para musisi nasional dan lokal yang berkumpul untuk menghadirkan kembali suara alat musik tempo dulu. Pertunjukan musik ini digelar di Omah Mbudur pada April 2021 dengan menampilkan alunan musik yang mula-mula terdengar aneh karena berasal dari peralatan musik yang aneh dan jarang ditemukan..
Konser musik "Sound of Borobudur" tidak akan berhenti sebagai pertunjukan seni saja, namun seiring dengan pembangunan kawasan Borobudur tidak hanya sekedar pembangunan fisik saja, namun akan dikembangkan hingga diperoleh nilai-nilai historis seperti yang terdapat pada relief candi. Tidak hanya seni, tetapi arsitektur, lingkungan, habitat, sosial dan lainnya dapat dikembangkan sehingga akan menjadi daya tarik kawasan Borobudur. Jadi, orang berwisata ke Borobudur tidak sekedar melihat candi tua yang dingin, melainkan akan betah berwisata karena akan mendapatkan 'jiwa' atau 'spirit' dan banyak aspek lain yang bernilai.
Paling tidak melalui 'Sounf of Borobudur', kita sudah mampu menghidupkan batu dingin ini hingga menjadikan batu loncatan, agar Borobudur menjadi Borobudur pusat musik dunia kembali.
Referensi:
1. Alat Musik Kuno pada Sound of Borobudur, borobudurpark.com
2. Alat Musik pada Relief Candi Borobudur, https://lib.ui.ac.id
3. Trie Utami, Dewa Budjana, Purwatjaraka Hadirkan Musik Relief Borobudur, radarsolo.jawapos.com