Nyekar dan Unggahan
Halo para penikmat bacaan kembali lagi bersama sang penulis yang hobinya kelayapan untuk mencari pegalaman dan akan menjadikan pengalaman menjadi sebuah tulisan. Bagaimana keadaan kalian para penikmat bacaan yang mungkin sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan kenikmatan ini? Apakah kalian para penikmat bacaan lemas, haus, dan lapar karena puasa? Apa malah para penikmat bacaan tidak puasa karena tidak kuat menjalankannya?
Menurut sang penulis sihh pasti lemas, haus, dan laper lah orang berpuasa itu, enggak ada orang berpuasa itu yang tidak lemas, lapar, dan haus kecuali orang-orang yang memiliki kelebihan yang diberikan Tuhan bisa hidup tanpa makan dan minum. Bagi para penikmat bacaan yang tidak menjalankan puasa tidak apa-apa mungkin kalian para penikmat bacaan sedang melakukan perjalanan, mempunyai perkerjaan yang berat, mempunyai keyakinan sendiri soal berpuasa, ataupun sedang males juga bisa sihh.
Sang penulis dulu juga pernah kok tidak menjalankan ibadah puasa meskipun itu adalah kewajiban. Coba tebak kalian para penikmat bacaan kenapa sang penulis tidak menjalankan ibadah puasa hayoo ada yang tau nggak? Kalo pengen tau simak terus nihh tulisan sang penulis dari awal sampai akhir apa alasan sang penulis dulu tidak menjalankan ibadah puasa.
Para penikmat pasti tau lah kalo sekarang adalah bulan Ramadhan dimana seluruh umat Islam yang ada di dunia sedang menjalankan ibadah puasa. Puasa adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat di seluruh dunia khususnya umat yang beragama Islam. Para penikmat bacaan tau nggak kalo puasa itu tidak hanya bagi umat pemeluk agama Islam akan tetapi, umat selain pemeluk agama islam juga banyak yang menjalankan puasa contohnya umat agama Katolik, umat agama Kristen, umat agama Buddha, umat agama Hindu, dan lain-lain.
Hayoo kalian para penikmat bacaan ada yang tau yang membedakan puasa antara umat agama islam, umat agama Katolik, umat agama Kristen, umat agama Buddha, umat agama Hindu, dan lain-lain? Yang membedakan puasa antara agama Islam, agama Katolik, agama Kristen, agama Buddha, dan agama Hindu terletak pada bulan dan hari menjalankan puasa. Kalo umat agama Islam diwajibkan menjalankan puasa itu pada bulan Ramadhan.
Selain pada bulan Ramadhan, masih banyak puasa sunnah yang dijalankan oleh umat agama islam yaitu pada bulan Syawal selama 6 hari, puasa Arafah, puasa Tarwiyah, puasa Tasu’a dan Asyura, puasa Dzulhijjah, puasa di bulan Syaban, puasa di bulan Muharram, dan lain-lain. Kalo umat agama Katolik biasanya menjalankan puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung atau biasa berpuasa pada Prapaskah. Kalo umat agama Kristen menjalankan puasa biasanya puasa Mutlak, puasa Normal, dan puasa Sebagian.
Kalo umat agama Buddha menjalankan puasa pada tanggal 1, 8, 15, dan 23 menurut kalender lunar. Kalo umat agama Hindu menjalankan puasa pada hari Raya Nyepi. Dari semua ibadah puasa yang dijalankan umat beragama di seluruh dunia yaitu mempunyai maksud agar seluruh umat beragama di dunia bisa menahan nafsu mereka dan mereka bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka.
Ohh iyaa para penikmat bacaan pasti masih penasaran alasan kenapa penulis dulu tidak menjalankan ibadah puasa? Dulu sang penulis adalah umat beragama yang taat menjalakan syariat agamanya tetapi setelah penulis berkelana untuk mencari pengalaman sang penulis pernah tersesat sampai dia bingung dengan kewajiban syariat agamanya tapi saat ini penulis sudah kembali ke jalan yang benar dan menjalankan syariat agamanya.
Kali ini penulis akan menulis tulisan yang membahas tentang tradisi yang dilakukan sebelum memasuki dan menjalakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Penulis adalah orang suku Jawa yang dikenal mempunyai banyak adat istiadat dan tradisi. Penulis sendiri berasal dari daerah yang kecil dan tidak terlalu terkenal di Indonesia yaitu Blitar. Di Blitar di daerah penulis ada sebuah tradisi yang dilakukan sebelum memasuki dan menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Tradisi yang biasa dilakukan di daerah penulis adalah Unggahan dan Nyekar. Unggahan adalah tradisi yang dilakukan di daerah asal penulis sebelum bulan Ramadhan yang biasanya dilakukan seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tadrisi unggahan mempunyai makna yaitu naik ke yang lebih tinggi. Maksudnya adalah beralihnya bulan syaban ke bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Tradisi unggahan biasanya dilaksanakan di musholla atau masjid tetapi juga ada yang dilaksanakan di salah satu ruma h warga di daerah penulis. Saat tradisi unggahan biasanya membawa berkat dari rumah yang dikumpulkan menjadi satu di musholla atau masjid. Setelah semua masyarakat berkumpul biasanya diakan doa bersama untuk menyambut bulan Ramadhan dan ngirim leluhur. Setelah semua prosesi dilakukan masyarakat yang berada di musholla atau masjid akan membawa berkat satu-satu untuk dibawa pulang ke rumah.
Selanjutnya, tradisi nyekar adalah tradisi dimana sebelum memasuki dan menjalankan puasa di bulan Ramadhan ziarah ke makam para leluhur. Nyekar sendiri biasanya dilakukan setiap kamis malam jumat sebelum memasuki bulan Ramadhan. Di saat nyekar banyak masyarakat yang membersihkan makam leluhur mereka kemudian menabur bunga dan mendoakan leluhur mereka.
Nyekar sendiri bertujuan agar kita selalu ingat dengan leluhur atau pendahulu kita dan kita juga akan terus ingat akan kematian itu pasti terjadi. Selain itu, nyekar juga bisa dilakukan setiap hari kamis malam jumat legi biasanya di daerah sang penulis tidak hanya sebelum bulan Ramadhan.
Sekian dulu karya tulisan penulis, mohon maaf bila ada tulisan penulis yang kurang tepat ataupun salah. Para penikmat bacaan bisa berkomentar dan memberi tanggapan terhadap karya tulisan sang penulis jika kurang tepat atau kurang setuju.