Syamsuddin
Syamsuddin Guru

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hadis Puasa dan Ramadan #6#: Ramadan dan Siklus Mekanisme Pengampunan Dosa

28 Maret 2023   14:14 Diperbarui: 28 Maret 2023   14:21 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadis Puasa dan Ramadan #6#: Ramadan dan Siklus Mekanisme Pengampunan Dosa
Hadis keutamaan bulan Ramadan/Photo:http://TwitQuran.com

Ramadan disebut juga sebagai bulan pengampunan dosa. Di bulan ini pintu ampunan terbuka lebar. Rasul mengabarkan melalui sabdanya bahwa Ramadan menghapuskan dosa-dosa selama setahun. Beliau bersabda, "Salat lima waktu, Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadan ke Ramadan menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar". (terj. HR. Muslim).

Hadis tersebut menunjukan, ada tiga amalan dalam satuan waktu sehari semalam sampai setahun yang menjadi momentum pengampunan dosa. Atau dengan kata lain ada tiga mekanisme pengampunan dosa oleh Allah, yakni harian, pekanan, dan tahunan.

Tentu saja tanpa menafikan bahwa pintu rahmat dan ampunan Allah terbuka lebar setiap saat. Bahkan dalam suatu hadis yang lain Rasulullah mengabarkan bahwa Allah membuka lebar pintu ampunan-Nya di malam hari untuk mengampuni orang yang berdosa di malam hari, dan membuka lebar ampunannya di malam hari untuk mengampuni pendosa yang berbuat dosa di siang hari".

Kembali kepada tiga waktu atau mekanisme pengampunan dosa yang ditunjukan oleh hadis riwayat Muslim di atas. Dosa harian diampuni oleh Allah melalui salat lima waktu. Dosa dalam sepekan diampuni melalui ibadah Jum'at. Sedangkan dosa dalam setahun diampuni melalui ibadah Ramadan.

Salat Lima Waktu

Pada hadis tersebut Rasul mengabarkan, salat lima waktu menjadi penghapus dosa yang dilakuka seorang hamba diantara atau sela-sela salat lima waktu. Kedudukan salat sebagai penghapus dosa juga dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui sebuah ilustarsi menarik; seperti mandi lima kali sehari.

''Bagaimana menurut kalian jika ada sungai yang mengalir di depan rumah salahseorang dari kalian", tanya Nabi di hadapan para sahabatnya. "Lalu kemudian dia mandi lima kali sehari di suangi tersebut", lanjutnya. ''Apakah masih ada kotoran/daki yang melekat di tubuhnya"? tanya sang Nabi lagi. "Tentu tidak ya Rasul", jawab para Sahabat. "Seperti itulah permisalan Salat lima waktu dalam menghapuskan dosa-dosa".

Masya Allah. Jadi salat lima waktu yang kita kerjakan setiap hari, selain merupakan kewajiban selaku Muslim. Dia juha merupakan penghapus dosa dalam satu hari satu malam. Dan uniknya Rasul memepermisalkannya seperti mandi yang menghilangkan daki pada tubuh. Lalu bagaimana dengan yang tidak pernah salat sama sekali?

Dan ternyata penghapusan dosa melalui salat lima waktu juga berlaku untuk semua aktivitas yang berhubungan salat lima waktu itu sendiri, seperti menjawab azan, berwudhu, berjalan ke masjid, menunggu masuknya waktu salat, zikir dan doa setelah salat, dan duduk di masjid berzikir setelah selesai  mengerjakan salat lima waktu.

Baca Juga:

Puasa dan Al-Qur'an

Hadis Puasa (4)

Salat Jum'at

Jika dosa harian diampuni oleh Allah melalui salat lima waktu, maka dosa dalam sepekan dihapus dan diampuni oleh Allah memalui salat Jum'at. Sebagaimana ditunjukkan oleh hadis di atas, " .  . . , dari salat Jum'at ke salat Jum'at berikutnya . . . menghapusakan dosa-dosa diantaranya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar".

Sama halnya dengan pada salat lima waktu, yang menjadi sebab pengahapus dosa bukan hanya salat Jum'atnya, tetapi semua amal ibadah yang berkaitan dengan salat Jum'at. Seperti membaca salawat pada malam/hari Jum'at, membaca surat al-Kahfi pada malam/hari Jum'at, mandi Jum'at, bergegas ke masjid, menyimak khutbah, dll. Sebagaiman diterangkan dalam beberapa hadis Nabi seperti;

"Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum'at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau memaka i parfum dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) saat  imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum'at tersebut dan ke Jum'at berikutnya." (terj. HR. Bukhari)

"Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum'at, kemudian mendirikan shalat semampunya, selanjutnya diam mendengarkan khutbah  hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama imam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya antara Jum'at itu hingga Jum'at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi." (terj. HR. Muslim).

Ramadan Bulan Ampunan

Jika salat lima waktu menjadi penghapus dosa harian, dan Jum'at menjadi penghapus dosa dalam sepekan, maka Ramadan menjadi penghapus dosa dalam setahun, sebagaimana ditunjukkan oleh hadis di atas. Hal ini sebenarnya sejalan dengan hakikat Ramadan. Dimana asal usul penamaan bulan Ramadan adalah dari kata ramadha yang berarti membakar.. Disebut Ramadhan karena di dalamnya dosa-dosa dibakar.Imam Qurthubi berkata, "Innama summiya raamdhan li annahu yarmudhu z Zunub ay yahriquha bil a'malis Shalihah, Sesungguhnya dinamai Ramadan karena me-ramadh dosa-dosa yakni membakarnya dengan amal saleh".

Secara umum semua amal saleh menjadi sebab ampunan dan penhapusan dosa, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapusakan keburukan-keburukan". Namun amal saleh di bulan Ramadan lebih tegas lagi fungsi dan keutamannya sebagai penghapus dosa dan kesalahan. Selain itu ada beberapa amalan Ramadan yang secara khusus ditegaskan sebagi penghapus dosa dan kesalahan, seperti puasa, salat tarawih, ibadah pada malam lailatul qadr, sedekah, memberi suguhan buka puasa, dan sebagainya.

Hal itu ditunjukan beberapa dalil dari hadis-hadis Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam, diantaranya:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, barangsiapa yang salat malam pada bulan Ramadan (tarawih) karena keimanan dan semata-mata mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul qadr karena keimana dan semata-mata mengharapkan pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu". (terj. HR. Muslim).

"barangsiapa yang memberikan suguhan (makanan/minuman) buka puasa maka hal itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya, penebus dirinya dari api neraka, dan ia akan memperoleh pahala separti pahala orang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun". (terj. HR. Ahmad).

Demikian pula dengan  sedekah. Sedekah secara umum dapat menghapuskan dosa-dosa. "Sedekah itu menghapuskan kesalahan-kesalahan seperti air memadamkan api", kata kanjeng Nabi dalam sabdanya. Dan sedekah pada bulan Ramadan dawuh beliau merupakan sedekah paling utama.

Demikian, setiap amalan yang dikerjakan pada bulan Ramadan ini insya Allah menjadi sebab ampunan dan penghapusan dosa oleh Allah. Oleh sebab itu mari manfaatkan momentum Ramadan untuk meraih ampunan Allah dengan mempebanyak ibadah, khususnya amalih Ramadan seperti puasa, salat tarawih, sedekah, tadarul al-Quran, dan sebagainya. []

Bogor 6 Ramadan 1444 H


http://TwitQuran.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun