Syamsuddin
Syamsuddin Guru

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hadis Puasa dan Ramadan: Memaknai Do'a Malam Lailatul Qadr

17 April 2023   10:26 Diperbarui: 17 April 2023   10:31 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadis Puasa dan Ramadan: Memaknai Do'a Malam Lailatul Qadr
Doa malam Lailatul Qadr/Photo:alamphoto.com

Asiyah radhiyallahu 'anha pernah bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam. "Wahai Rasulullah bagaimana menurutmu jika saya mengetahui kalau suatu malam adalah  malam Lailatul Qadr, apa yang saya  ucapkan jika aku berada pada malam itu? Rasulullah menjawab, ucapkanlah

    

"Ya Allah, sesunguhnya Engkau Maha Pemaaf/Pengampun mencintai pemaafan/pengampunan, maafkan/ampuni lah aku".

Salah satu amalan yang dilakukan untuk meraih keagungan malam Lailatul Qadr adalah berdoa. Sebab doa merupakan amalan utama di malam-malam Ramadan. Karena bulan Ramadan disebut juga bulan do'a. "Aku mengabulkan do'a orang-orang yang berdoa saat berdoa kepada-Ku", kata Allah dalam ayat 186 surat Al-Baqarah. Ayat ini merupakan bagian dari rangkaian ayat-ayat tentang puasa.

Do'a juga merupakan amalan penting pada malam lailatul qadr karena Malam Lailatul qadr merupakan malam penetapan dan penulisan takdir. Sebagaimana hal ini terkandung dalam salah satu makna al-Qadr. Dalam Surat Al-Dukhan dinyatakan bahwa malam pada Lailatul Qadr ditetapkan secara detail semua urusan ''fiha yurafqu kullu amrin hakim". Pada malam itu ditetapkan kembali takdir makhluq dalam setahun. Yakni tentang kehidupan, kematian, kelahiran, kebahagian, celaka, beruntung, rugi, sehat, sakit, sukses, gagal dan sebagainya. Sehingga malam ini benar-benar jadi momen tepat untuk berdo'a.

Jika apa yang dipanjatkan dalam doa pada malam Lailatul Qadr sesuai secara persis denga takdir kita yang sudah tercatat maka doa akan menjadika kita siap menerima dan menjalani takdir itu. Doa akan menjadikan kita lebih mudah menempuh sarana mewujudkan takdir tersebut. Sebaliknya jika apa yang kita minta dalam doa di malam tersebut ternyata bukan takdir kita, semoga Allah mengubahnya dan menetapkan apa yang kita minta. Karena ''la yaruddul qadha illa ad-Du'a, tidak ada yang dapat merubah ketetapan Allah melainkan doa".

Lafal Do'a Malam Lailatul Qadr

Lafal do'a malam Lailtul Qadr diajarkan oleh Nabi melalui Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha. Dimana ketika Aisyah meminta petunjuk kepada Nabi tentang apa yang harus dia ucapakan jia ia berada pada malam yang dia harapkan bahwa itu adalah Malam Lailatul Qadr.Nabi menyuruh beliau mengucapkan do'a;

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni

Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (pengampun) dan mencintai pemaafan (ampunan) maka mafkanlah (ampunilah) aku

Hanya ini doa yanh secara khusus diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk dibaca pada malam Lailatul qadr. Namun ini bukan batasan, doa yang lain tetap dapat dibaca. Apalagi memang malam tersebut adalah mulia dan berkah. Doa'-do'a pada malam itu insya Allah memiliki peluang besar dikabukan oleh Allah. Tapi jangan sampai luput dan melupakan doa yang diajarkan Nabi tersebut. Karena tidaklah Nabi menganjurkan do'a itu melainkan  karena do'a itu istimewa dan penting. Mungkin karena Ramadan adalah bulan ampunan dan puncak pengampunan adalah pada malam Lailatul Qadr tersebut.

Makna al-'Afwu

Apa makna al-'afwu dalam doa itu dan apa perbedaannya dengan al-maghfirah atau ghufran? Atau apa perbedaan 'afuwwun (maha pemaaf) dengan al-ghafir atau al-ghafur?

Al-Ghafur berasal dari kata al-ghufr yang berarti menutupi. Seperti kata mighfar untuk menamai penutup dan (topi) pelindung kepala saat perang. Sedangkan al-afwu berasal kata 'afa ya'fu yang berarti menghilangkan dan menghapus.

Jadi maghfirah atau ghufran mengadung makna dosa seorang hamba ditutupi oleh Allah tetapi tetap dosa itu tetap ada dan masih tercatat namun dia tidak lagi menangung konsekuensi siksa atas dosa itu (la yu'aqabu 'alaihi). Seperti dalam hadis qudsi,

 (( ))

"Sungguh aku telah menutupinya (dosamu) di dunia dan mengampui dosamu hari ini (di akhirat)".

Sedangkan al-'afwu bermakna penghapusan dan pemutihan dosa, yakni dihapus setelah dicatat dalam catatan amal dan seroang hamba tidak lagi menanggung resiko dan atau konsekuensi sanksi atas dosa tersebut.

Jadi afwu dan ghufran atau maghfirah itu sama-sama bearti ampunan. Tapi maghfirah itu dosa diampuni dalam arti ditutupi tapi masih tercatat. Sedagkan al-afwu dosa itu diampuni dan dihapus sehingga tidak tercantum lagi dalam catatan amal.

Masya Allah, di malam mulia Lailatul Qadr ini Rasul menuntun kita meminta ampunan dalam arti luas dan mendasar. Yakni ampunan yang tidak lagi menyisakan bekas dan jejak dosa sama sekali dalam catatan amal kita. Kalau minta ampun dengan kata ''ghufran" atau maghfirah semua sudah sering melakukan. "Rabbighfirli", ''Allahummaghfirli", dan seterusnya. Tapi meminta ampunan dalam arti dosa diampuni dan dihapus sama sekali mungkin jarang. Atau tidak tahu lafal yang tepat dalam bahasa Arab dan bahasa hadis. Alhamdulillah Nabi telah mengajarkannya lewat Ibunda kaum beriman (Ummul Mukminin) Aiysah radhiyallahu 'anha

Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun