Syefira Maharani
Syefira Maharani Mahasiswa

Syefira Maharani T. 22107030070 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA #JURKOMUINJOGJA23

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Hari Raya Ketupat Berawal dari Sarana Dakwah Menjadi Sebuah Tradisi?

30 April 2023   19:51 Diperbarui: 30 April 2023   19:59 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Raya Ketupat Berawal dari Sarana Dakwah Menjadi Sebuah Tradisi?
Ketupat. sumber: www.freepik.com

Hari raya ketupat atau lebaran kupatan adalah salah satu rangkaian dari hari raya idul fitri yang tidak boleh terlewatkan. Dilaksanakan pada hari raya ke 7 atau tanggal 7 syawal setiap tahunnya. 

Berawal dari sebagai sarana dakwah penyebaran Islam, kini hari raya ketupat dilaksanakan setiap tahunya dengan berbagai tradisi yang unik disetiap daerah. Dibalik dengan kemeriahan dan kebersamaan hari raya ketupat, ternyata ketupat sendiri memiliki nilai filosofis yang bermakna didalamnya. Untuk tahu lebih lanjut mengenai seluk beluk hari raya ketupat perhatikan penjelasan dibawah ini.

Sejarah Hari Raya Ketupat

Sejarawan Belanda, Hermanus Johannes de Graaf dalam bukunya yang berjudul Malay Annual mengatakan bahwa ketupat pertama kali muncul di daerah jawa, tepatnya ketika kepemimpinan Kerajaan Demak.

Ketupat merupakan sarana dakwah. Sunan Kalijaga terkenal dengan cara menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara cara yang halus, merakyat, dan unik. Dengan mengakulturasi budaya masyarakat sebelumnya dengan nilai nilai keislaman menjadikan ajaran agama Islam lebih mudah  masuk ke dalam masyarakat. 

Ketupat salah satunya, masyarakat sebelumnya sudah kental dengan acara perjamuan dalam kenduri, Sunan Kalijaga membawa ketupat sebagai hidangan dengan beribu filosofinya yang mengajarkan nilai nilai didalamnya.

Arti Hari Raya Ketupat

saling meminta maaf. sumber: www.freepik.com
saling meminta maaf. sumber: www.freepik.com

Ketupat dalam bahasa jawa adalah "Kupat" memiliki dua pengertian. Yang pertama "Kupat" singkatan dari ngaku lepat yang memiliki pengertian mengakui kesalahan. Sesama umat manusia harus lapang dalam mengakui kesalahan, dan tidak ragu untuk saling memafkan setiap kesalahan. Karena sejatinya manusia adalah tempat salah dan tidak ada yang sempurna. Pengertian yang kedua "Kupat" Laku Papat yang berarti menggambarkan empat tindakan. 

Empat tindakan yang dimaksut yaitu Luberan (melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan), Leburan (melebur dosa), Lebaran (pintu ampunan terbuka lebar untuk orang lain) dan Laburan (menyucikan diri kembali suci). Jadi pada intinya ketupat berarti mengakui kesalahan, dan saling memafkan. 

Umat muslim pada hari raya ketupat membagikan dan saling bertukar ketupat pada sanak saudara, tetangga, dan orang disekelilingya dengan tujuan saling memaafkan kesalahan yang telah diperbuat selama ini.

Ketupat yang Penuh Dengan Filosofinya

Ketupat dengan tampilan sederhananya, ternyata memiliki filosofis yang begitu bermakna bagi umat muslim. Filosofis ketupat  yang bermakna diantaranya adalah:

ketupat. sumber: dokumen pribadi
ketupat. sumber: dokumen pribadi
  • Ketupat melambangkan simbol permintaan maaf dan juga keberkahan.
  • Kupat (ngaku lepat) terdapat pesan bahwa kita harus saling mengakui kesalahan kita.
  •  Ketupat adalah nasi yang dibungkus dengan daun kelapa muda atau janur. Nasi dianggap sebagai lambing nafsu, sedangkan janur melambangkan jati ing nur yang artinya hati nurani. Manusia diharapkan mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.
  • Bungkus ketupat yang tebuat dari janur kuning juga dianggap sebagai penolak bala bagi masyarakat Jawa.
  • Bentuk segi empat ketupat menggambarkan prinsip 'Kiblat Papat Lima Pancer' yang berarti, Kemanapun manusia menuju pasti selalu kembali kepada Allah.
  • Anyaman ketupat yang rumit dimaknai sebagai cerminan dari berbagai macam kesalahan yang telah diperbuat manusia.
  • Warna putih ketupat ketika dibelah dua melambangkan kebersihan dan kesucian setelah memohon ampun dari berbagai kesalahan yang ada. Kembali suci, kosong kosong kesalahan antara sesama manusia.

Tradisi Hari Raya Ketupat

Hari Raya Ketupat Bersama Keluarga. sumber: www.freepik.com
Hari Raya Ketupat Bersama Keluarga. sumber: www.freepik.com

Setiap kota, daerah, bahkan keluarga memiliki tradisi hari raya ketupat yang berbeda beda. Seperti di Madura tradisi lebaran ketupat biasa disebut dengan 'Terater', para warga mengumpulkan ketupat serta lauk dan sayur pendampingnya seperti opor ayam kepada imam masjid atau mushola setempat, setelah semua terkumpul para warga melaksanakan doa bersama dan makan secara bersama sama. 

Sedangkan di Kudus, hari raya ketupat dirayakan dengfan melaksanakan prosesi kirab gunungan ketupat dan lepet yang diarak dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria untuk berziarah di makam Sunan Muria. 

Di Sulawesi Selatan, hari raya ketupat  dilaksanakan dengan para warga setempat mempersiapkan hidangan khas seperti ketupat, buras, dan pallubasa untuk dimakan bersama keluarga, kerabat, dan tetangga. 

Selain itu di Sulawesi selatan terdapat tradisi "Ma'basa" yaitu berdoa dengan membaca syair-syair yang menyampaikan rasa syukur. Hari raya ketupat di pulau jawa sendiri juga dirayakan dengan cara saling bertukar ketupat kepada keluarga, tetangga, dan sanak saudara dengan diharapkan saling memaafkan atas kesalahan yang telah diperbuat selama ini. Pasti kalian memiliki tradisi hari raya ketupat yang tidak kalah menyenangkan bukan?

hidangan hari raya ketupat. sumber: www.freepik.com
hidangan hari raya ketupat. sumber: www.freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun