Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara
Melali ke Kintamani, Chill & Heal ala Bali: Pergi Penat-Pulang Sehat Bahagia Penuh Energi
Maraknya penggunaan kata healing semakin menambah bobot pentingnya kita meluangkan waktu untuk melakukan perjalanan wisata. Sejenak santai dan relaks melepas penat untuk memulihkan energi. Agar kembali semangat menjalani rutinitas dengan prestasi kerja dan karya nyata.
Ditengah padatnya kesibukan kerja dan aneka tantangan zaman yang kian beragam, menjaga keseimbangan antara fisik dan psikis, mental -spiritual menjadikan chill and heal sebagai sebuah keharusan.
Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Cukup Di Indonesia. Negeri yang dilengkapi dengan keindahan pantai, kesejukan gunung, bukit hingga hamparan sawahj yang hijau menguning penanda keberkahan.
Bangga Berwisata di Indonesia, sudah sepatutnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap chill and heal yang kita lakukan.
Jika ingin menikmati totalitas chill&heal, bertandanglah ke Bali. Niscaya setiap sudut Bali mampu memberi energi pemulihan serta semangat yang tak terperi melalui keindahan alam, kekayaan budaya , kenikmatan sajian kuliner hingga keramah tamahan masyarakatnya. Itulah kenapa dilansir dari beberapa sumber online, Bali dinobatkan sebagai destinasi wisata paling bahagia di dunia tahun 2022 berdasarkan perusahaan hospitality Perancis Club Med.
Wajar jika di tahun yang sama saya memutuskan untuk tinggal sementara di Bali sembari melanjutkan studi. Nyatanya saya mendapati suasana berlibur setiap hari selama disini. Terlebih bagi yang punya hobi melali. Jika kebanyakan warga kota menggunakan kata healing untuk menunjukkan aktifitas jalan-jalan berwisata meski sederhana. Maka warga Bali menggunakan bahasa lokal melali yang memilliki arti jalan-jalan untuk mengungkapkan suasana menikmati sekitar.
Melali adalah sebentuk wisata chill & heal ala Bali. Biasanya dilakukan dalam hitungan jam atau bisa juga seharian jika yang menjadi tujuan melalui lumayan jauh. Biasanya untuk chill and heal tujuan pantai cukup 3-4 jam. Waktu yang dipilih kisaran pagi saat sebelum sunrise hingga pukul 10.00 saat sinarnya belum terasa menyengat. Atau saat sore menjelang sunset pukul 17.00-19.00.
Berbeda halnya dengan saya yang memilih melali ke wilayah pegunungan di belahan Utara Pulau Bali yakni Kintamani. Namanya pasti sudah tidak asing lagi. Terletak di Kabupaten Bangli, Kecamatan Kintamani memiliki daya tarik pesona alam berupa Gunung dan Danau Batur, area bekas guguran larva yang kemudian dikenal dengan black lava, desa wisata yang asri, hingga potensi buah dan sayur lokal yang bisa menjadi buah tangan. Belum lagi medan menantang yang memacu adrenalin saat perjalanan menuju kesana. Kelokan dan tanjakan yang harus dilalui saat berkendara menuju Kintamani melatih kita untuk senantiasa fokus.
Saya yang dulu kerap membutuhkan trauma healing menjadikan melali sebagai agenda rutin selama di Bali. Perlahan tapi pasti ketidakstabilan emosi akibat sisa-sisa trauma atau sekedar penat akibat banyak tugas efektif bisa teratasi saat melali ke Kintamani.