Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Guru

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Tradisi Menyambut Bulan Ramadan

2 April 2022   11:59 Diperbarui: 2 April 2022   15:39 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Menyambut Bulan Ramadan
Sumber foto: Shutterstock/Armankara 19 Via Kompas.com

Tak kalah dengan orang tua, anak-anak pengajian yang ada di kampung kami mengadakan botram selesai sholat Jum'at kemarin. Botramnya dilakukan di rumah guru ngaji yaitu kakak ipar yang lokasinya bersebelahan dengan rumah saya.

Botram anak-anak pengajian (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Botram anak-anak pengajian (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Tentu saja yang melakukan persiapan adalah kakak ipar yang dibantu oleh 3 orang ibu-ibu yang merupakan orang tua anak-anak pengajian. Sedangkan anak-anak perempuan hanya membantu memotong-motong sayuran.

Menu yang disajikan adalah nasil liwet, sambal, ikan asin, lalap mentimun, telur yang diolah 2 macam yaitu ada yang dibuat dadar dan telur balado, tahu, tempeĀ  sayur kangkung serta kerupuk.

Selesai sholat Jum'at, anak-anak langsung berkumpul. Karena jumlah anak-anak pengajian cukup banyak sekitar 37 orang, botramnya di bagi di dua tempat yaitu di teras dan di dalam rumah.

Makannya menggunakan alas daun pisang, dan makanan semua disajikan di situ. Sebelum makan dilakukan doa bersama terlebih dahulu.

Acara botram anak-anak pengajian baru dilakukan tahun ini, itupun berdasarkan permintaan dari mereka dengan membayar iuran Rp. 5.000, 00 setiap anaknya. Usia anak-anak bervariasi, mulai usia anak SD, SMP dan beberapa anak yang sudah duduk di bangku SMA.

Kedua adalah pembagian bubur ayam dan nasi kuning gratis. Lokasi rumah saya dekat dengan pabrik garmen milik pengusaha Korea.

Di sepanjang jalan dekat pabrik banyak pedagang makanan, antara lain pedagang gorengan, nasi padang, masakan sunda, bubur ayam dan nasi kuning. Bila mencari sarapan ataupun untuk makan siang tidak akan susah.

Ada kebiasaan salah satu pedagang bubur ayam di kampung kami yaitu membagikan bubur gratis sehari menjelang bulan Ramadan.

Pedagangnya bernama Mang Puloh, yang lokasi jualannya di pinggir jalan dekat sebuah bengkel. Tradisi ini sudah dilakukan beberapa tahun, dan tahun ini pembagian bubur ayamnya dilakukan pada hari Jum'at pagi kemarin.

Selain Mang Puloh, ada juga yang membagikan nasi kuning graits. Tadi pagi sepulang dari pasar saya mampir ke warung tetangga ingin membeli nasi kuning yang sudah dibungkus menggunakan daun pisang dengan ukuran kecil. Harganya murah Rp. 2.000,00 per bungkus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun