Tradisi Menyambut Bulan Ramadan
Kakek sudah meninggal sejak saya lahir, sedangkan nenek meninggal ketika saya duduk di bangku SD. Seingat saya nenek itu perawakannya kecil serta selalu mengenakan kain dan kebaya.
Pada saat keluarga besar berkumpul, kami melakukan doa bersama untuk kakek, nenek dan anak-anaknya yang sudah meninggal termasuk ayah dan ibu yang dipimpin oleh kakak sepupu.
Setelah berdoa, kakak sepupu yang merupakan pimpinan pondok pesantren menceritakan riwayat tentang kakek, anak-anaknya termasuk ayah.
Saya sangat terharu mendengar kisahnya. Kakek seorang petani, dan ayah adalah satu-satunya anak yang tidak diperbolehkan untuk membatu kakek mencangkul di kebun ataupun sawah.
Ayah disekolahkan dari SD sampai SGB (Sekolah Guru Bantu) hingga diangkat menjadi PNs guru di Cibadak, dan akhirnya bisa bertemu dan menikah dengan ibu.
Setelah selesai acara, kami langsung makan bersama yang disediakan oleh tuan rumah. Kami tidak dikenakan iuran sedikitpun, karena hari itu di Pesantren masak banyak untuk acara munggahan bersama dengan para santri.
Wasana Kata
Banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat muslim menjelang datangnya bulan Ramadan sebagai bentuk rasa syukur dan rasa gembira terhadap datangnya bulan suci ini.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat islam yang melaksanakannya. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga bisa menjalankan ibadah puasa sebuan penuh dengan khusu dan bisa meraih kemenangan.
Terima kasih telah membaca artikel ini.
Cibadak, 2 April 2021
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana