Wisata Sekaligus Menjada Kelestarian Pantai-Pantai di Nusa Penida yang Penuh Pesona
Nusa Penida, Aku datang! Demikian kata hati bersorak ketika speed boat kami mendarat di pulau yang terletak di sebelah tenggara pulau Bali itu setelah berlayar sekitar 45 menit dari dermaga di Sanur. Sudah lama sebenarnya saya ingin berwisata ke pulau ini. Namun baru kali ini tercapai ketika Pandemi Covid mulai mereda dan akses ke pulau Bali mulai dibuka untuk wisatawan domestik. Pariwisata di Bali sendiri baru mulai menggeliat lagi setelah hampir dua tahun mati suri. Asyiknya kali ini masih jarang ada wisatawan asing.
Bertiga, kami mengikuti Two Days One Night tour ke Nusa Penida dengan berbagai lokasi wisata andalan di bagian Barat dan Timur pulau tersebut. Sesampainya di Pelabuhan di Nusa Penida, seorang pengemudi yang merangkap tur guide, sebut saja namanya Komang, sudah siap menjemput dengan kendaraan dan pengembaraan langsung dimulai menuju lokasi di bagian barat dahulu.
Pada hari pertama, kami mengunjungi pantai-pantai yang indah dan terkenal di sebelah barat Nusa Penida. Dari Pelabuhan, kendaraan segera konvoi dengan banyak kendaraan wisata lain menuju ke Angel Billabong. Wah nama-nama pantai di Nusa Penida ini memang viral karena semuanya menggunakan Bahasa Inggris.
Angel Billabong yang merupakan tempat pertama yang dikunjungi dan berjarak sekitar 17 kilometer dari Pelabuhan Toyapakeh. Namun karena kondisi jalan yang berliku naik turun dan juga kadang sempit dengan jurang yang cukup terjal, jarak 17 kilometer ditempuh sekitar 45 menit lebih. Namun rasa Lelah ini langsung terbayar dengan panorama yang ditawarkan.
Sesuai namanya Angel Billabong terdiri dari dua kata: Angel berarti malaikat atau bidadari dan sementara Billabong sendiri berarti sungai yang buntu. Nah konon berdasarkan cerita rakyat tempat ini memang merupakan lokasi para bidadari mandi. Keindahan Angel Billabong adalah bentuknya yang mirip sebuah Infinity Pool atau kolam renang alami tanpa batas menuju ke laut lepas dengan ke dua sisinya dibatasi dinding karang dengan bentuk dan formasi yang menakjubkan. Tidak mengherankan jika obyek wisata yang terletak di Banjar Sumpang ini begitu terkenal di kalangan turis mancanegara.
Tidak jauh dari Angle Billabong, cukup 10-15 menit berjalan kaki, ada lagi sebuah pantai dengan pemandangan yang tidak kalah indah yaitu Broken Beach. Warga setempat menamakannya Pasih Uug yang berati pantai yang rusak dan kemudian diterjemahkan menjadi Broken Beach. Mengapa dinamakan pantai rusak, hal ini karena adanya tebing karang setinggi sekitar 200 meter yang menjorok ke laut dan yang terkena abrasi deburan ombak sehingga membentuk sebuah lubang besar nan indah. Nah tempat inilah yang menjadi lokasi atau spot foto yang sangat instagrammable.
Walau pun namanya pantai memang orang lebih banyak datang ke Broken Beach ini hanya untuk mengagumi keindahan alam yang eksotik. Kalau mau berenang lebih baik d tempat sebelumnya yaitu Angel Billabong, walau harus tetap hati-hati karena air bisa pasang mendadak.
Destinasi ketiga di Bagian Barat Nusa Penida adalah Kelingking Beach yang kami kunjungi setelah sejenak makan siang di salah satu restoran. Ah lagi-lagi sebuah pemandangan indah dengan kombinasi karang, pasir putih dan laut yang membiru.
Konon turis asing yang pertama kali menemukan pantai ini adalah seorang turis dari Ceko, namun warga lokal sendiri menamakan pantai ini karena adanya batu karang yang bentuknya mirip kelingking. Sementara ada juga yang bilang kalau bentuknya mirip T Rex atau Dinosaurus.
Apa pun namanya, memang keindahannya sangat memanjakan mata bahkan dari atas ketinggian tebing ini pula kita dapat merasakan kebesaran sang pencipta. Tentu saja kamu bisa menuruni jalan setapak di sisi tebing yang cukup curam untuk sampai ke pantai, tapi hati-hati dan perlu stamina yang cukup untuk menikmati pasir putih di pantai. Kalau tidak cukup waktu ada baiknya menikmati dari kejauhan saja sambil berfoto ria.
Lalu dimanakah kita bisa berenang di Nusa Penida, tetapi dengan pantai yang mudah diakses seperti di Pantai Kuta tanpa harus menuruni tebing yang curam? Jangan kawatir, di bagian Barat Nusa Penida ini juga masih ada sebuah pantai yang nama nya sangat indah, secantik pantainya dengan air laut yang sebening kristal, namanya Crystal Beach.
Asyiknya pantai di sini landai, kamu cukup berjalan kaki dari tempat kendaraan dan asalkan sudah siap dengan pakaian renang, tinggal menceburkan diri ke laut. Di sini, kamu bisa menikmati pantai dengan air laut yang biru terang sehingga ikan-ikan yang berenang di dasar laut pun dapat terlihat dengan jelas. Bagi yang hobi snorkeling atau bahkan menyelam, tempat ini juga sangat cocok karena di sini kamu bisa berenang dan snorkeling atau menyelam sambil mengamati ratusan ikan mola-mola yang berenang kian kemari. Puas berenang kamu juga bisa main pasir di pantai atau menunggu sun set yang indah.
Di Pantai sebening kristal ini, kami mengakhiri perjalanan di hari pertama dan kemudian menuju ke hotel yang terletak di tepian pantai sebelah utara Nusa Penida untuk beristirahat dan kemudian melanjutkan jalan-jalan di hari kedua besok.
Keesokan harinya, tujuan pertama jalan-jalan kami adalah mengunjungi beberapa obyek wisata di bagian timur Nusa Penida. Sekitar jam 8 pagi, sopir sudah menjemput, dan kali ini ternyata bukan Komang melainkan Wayan yang menjemput untuk menuju ke Pantai Atuh.
Sama seperti beberapa pantai sebelumnya di Kawasan Barat, Atuh Beach juga terletak seakan-akan jauh di bawah sementara kendaraan mengantar kita ke atas bukit Untuk sampai ke pantai, ada jalan menurun yang lumayan curam, Kalau merasa tidak sanggup ada baiknya melihat keindahan pantai berpasir putih dari atas saja. Di sini kita dapat melihat juga karang-karang di tapi laut dengan berbagai bentuk yang indah bak lukisan alam yang memanakan mata. Konon kata Atuh sendiri berasal dari kata A yang berarti Tidak dan Tuh yang berarti Kering sehingga bisa diartikan bahwa pantai ini tidak pernah kering.
Destinasi kedua hari ini adalah sebuah pantai yang juga tidak kalah indah dengan Atuh Beach, yaitu Diamond Beach. Nah kalau yang ini letaknya tepat di bawah tebing dan untuk mengunjungi pantai kita harus menuruni jalan yang dipahat di tepi tebing. Kalau merasa tidak sanggup memang lebih baik hanya menikmati pantai nan indah ini dari kejauhan saja.
Di sepanjang pantai ada beberapa batu karang yang bentuknya lancip mirip berlian atau diamond. Dari batu karang inilah Pantai ini mendapatkan namanya yang indah yaitu Pantai Berlian. Di sini, pengunjung juga bisa mencoba bermain ayunan dengan latar belakang yang cukup memompa adrenalin yaitu tebing-tebing yang curam di sekitar pantai.
Rasanya sudah cukup dengan pantai-pantai, maka destinasi ketiga ada Rumah Pohon atau Tree House yang lokasinya menjadi satu dengan Diamond Beach ini. Rumah pohon yang berada di ketinggian ini lokasinya cukup menantang untuk di daki. Namun dari sini kita melihat pemandangan kawasan pantai timur Nusa Penida yang tidak ada duanya.
Setelah makan siang, tibalah kita pada tujuan terakhir jalan-jalan di Nusa Penida. Dan ini juga merupakan lokasi yang paling mudah dijangkau alias berada di tepi jalan raya. Ini adalah Bukit Teletubbies atau Teletubbies Hills.
Kendaraan berhenti di sebuah tempat parkir di tepi jalan, di antara perbukitan yang bentuknya bulat dengan rerumputan yang hijau dan memang mirip dengan bukit-bukit yang ada dalam film kartun Teletubbies..
Kunjungan ke Bukit Teletubbies ini mengakhiri wisata dua hari di Nusa Penida. Dari sini, kendaraan kembali mengantar kami ke Pelabuhan untuk kemudian berlayar kembali ke Sanur. Hari sudah menjelang senja ketika kami masih sempat mampir di Warung Adi sebelum kembali ke hotel di kawasan Kuta.
Nah hal apa yang menarik dari jalan-jalan kali ini di Nusa Penida, adalah alamnya yang masih relatif perawan dan bersih terutama karena belum teralu ramai wisatawan dibandingkan tempat-tempat wisata di pulau Bali. Untuk itu kita harus tetap mengingatkan kesadaran akan wisata berkelanjutan sekaligus bertanggungjawab alias Sustainable and Responsible Tourism. Salah satunya adalah dengan jangan membiarkan kawasan pantai-pantai yang cantik tadi terkontaminasi dengan sampah terutama plastik yang dibawa wisatawan.
Ada dua cara untuk itu yaitu menyediakan tempat sampah yang cukup namun dengan risiko harus menyediakan tenaga kerja ekstra untuk kemudian membersihkan dan memindahkannya atau sama sekali tidak menyediakan tempat sampah dan wisatawan diharuskan membawa kembali semua sampah yang ada. Cara kedua adalah yang saya pilih sehingga kalau sudah selesai dengan makanan atau minuman, maka sampahnya saya masukkan kembali ke tas ransel yang saya bawa untuk kemudian nanti dibuang di hotel.
Dengan berkunjung ke berbagai tempat wisata nan memesona di Nusa Penida ini, tidak berlebihan jika kita telah mendukung slogan Bangga Berwisata di Indonesia. Apa lagi dengan berwisata di Nusa Dua atau Di Indonesia Aja, kita telah membantu pemerintah untuk menghemat devisa sekaligus menghidupkan kembali geliat wisata di dalam negeri pada umumnya dan di Bali pada khususnya.
Semoga pariwisata di Indonesia makin maju dan semua wisatawan bisa mendukung program Wisata Berkelanjutan dan Bertanggungjawab alias Sustainable and Responsible Tourism.
Terima kasih sudah membaca.