Momen Spesialku di bulan Ramadhan (Part 3)
"Boleh sayaang, nanti mengocok telurnya agak lama dan diberi garam sedikit ya." Saya semangat pula memberi arahan kepadanya.
"Mamah...Neng juga mau seperti Aa." putri keempat saya pun nggak mau kalah dengan kakaknya.
"Neng boleh bantu Aa, bergantian ya mengocok telurnya." Saya tersenyum melihat si bungsu yang bersemangat membantu Aa nya.
"Aa yang dadar telurnya ya Mah, biar Aa belajar membuat telur dadar", Aa langsung menuangkan kocokan telurnya di atas teflon yang telah dipanaskan.
"Masyaalloh terima kasih Aa hebat, seperti seorang chef. Nanti Aa jadi Chef Ade, tapi tetap hati-hati ya" saya memberi reward kepada putra ketiga saya dan memberi motivasinya.
"Horeee... Aa bisa buat dadar telur..mantaap...alhamdulillah", Aa sangat senang
"Asyiik...Neng juga bisa ya A,mengocok telurnya. Waaah telur dadarnya banyak. Neng mau makan sama telur dadar," Neng sudah kelihatan sangat lapar ingin makan dengan telur dadar buatannya bersama kakaknya.
"Iya Aa dan Neng mari kita makan sahur bersama Papah, Teteh dan Mbak ya", ajak saya kepada semuanya untuk makan sahur bersama.
"InsyaAlloh besok Aa dan Neng belajar berpuasa ya".
"Iya Mah, insyaalloh sampai maghrib", Aa sangat bersemangat.
Alhamdulillah suasana sahur kami selalu seru dan heboh bila kedua anak kecil kami ikut serta makan sahur.