Momen Spesialku di bulan Ramadhan (Part 3)
Berlatih sedari kecil
Belajar sejak dini
Bermula dari hal kecil
Berbenah sejak usia dini
Pembiasaan dan pembelajaran hidup dimulai dari awal kita menghirup udara bebas di dunia ini. Hal kecil yang dikenalkan mulai diterapkan sejak usia dini.
Begitu pula dalam pembiasaan dan penerapan disiplin serta empati. Mulai membentuk karakter disiplin, empati dan peduli kepada orang lain dan lingkungan sangatlah penting dilakukan sejak usia dini.
Seperti halnya yang kami lakukan sekeluarga di rumah. Kami sudah terbiasa melibatkan anak-anak dalam kegiatan rutin sehari-hari di rumah. Mulai dari membersihkan rumah, merapikan mainan, menyiapkan sarapan, membuat menu makanan,memasak di dapur, makan bersama, solat berjamaah di rumah, berangkat ke masjid bersama dan kegiatan lainnya.
Khusus di bulan Ramadhan ini pun kami melibatkan anak-anak. Putri sulung kami di tengah kesibukannnya dengan tugas kampus dan kegiatan organisasi lainnya ia masih menyempatkan membantu saya di dapur menyiapkan makanan untuk berbuka. Putri kedua kami walaupun ia lelah pulang sekolah, ba'da Ashar pasti membantu saya menyapu dan mencuci pakaian serta membantu kakak dan saya di dapur pula. Tak ketinggalan anak kami yang laki-laki berusia 5 tahun dan putri bungsu kami yang berusia 4 tahun selalu membantu kami beraktifitas, mereka sangat antusias saat menyiapkan menu makanan untuk berbuka . Bahkan mereka selalu ikut andil dalam memasak menu berbuka.
Moment yang paling mengesankan bagi saya dari seorang ibu yang dianugerahi empat buah hati ini yaitu saat sahur, putra ketiga dan putri keempat saya selalu antusias bila waktu sahur tiba. Mereka pasti akan terbangun lebih awal karena mendengar suara dari luar rumah yang membangunkan sahur dengan alunan musik dari berbagai alat musik yang sederhana.
Tidak hanya itu,mereka pun sangat bersemangat membantu saya untuk menyiapkan menu sahur kami. Terutama untuk membuat menu sahur kesukaan mereka yaitu telur dadar.
"Mah, Aa aja yang mengocok telur dan membuat dadar telurnya." Ujar putra ketiga saya.
"Boleh sayaang, nanti mengocok telurnya agak lama dan diberi garam sedikit ya." Saya semangat pula memberi arahan kepadanya.
"Mamah...Neng juga mau seperti Aa." putri keempat saya pun nggak mau kalah dengan kakaknya.
"Neng boleh bantu Aa, bergantian ya mengocok telurnya." Saya tersenyum melihat si bungsu yang bersemangat membantu Aa nya.
"Aa yang dadar telurnya ya Mah, biar Aa belajar membuat telur dadar", Aa langsung menuangkan kocokan telurnya di atas teflon yang telah dipanaskan.
"Masyaalloh terima kasih Aa hebat, seperti seorang chef. Nanti Aa jadi Chef Ade, tapi tetap hati-hati ya" saya memberi reward kepada putra ketiga saya dan memberi motivasinya.
"Horeee... Aa bisa buat dadar telur..mantaap...alhamdulillah", Aa sangat senang
"Asyiik...Neng juga bisa ya A,mengocok telurnya. Waaah telur dadarnya banyak. Neng mau makan sama telur dadar," Neng sudah kelihatan sangat lapar ingin makan dengan telur dadar buatannya bersama kakaknya.
"Iya Aa dan Neng mari kita makan sahur bersama Papah, Teteh dan Mbak ya", ajak saya kepada semuanya untuk makan sahur bersama.
"InsyaAlloh besok Aa dan Neng belajar berpuasa ya".
"Iya Mah, insyaalloh sampai maghrib", Aa sangat bersemangat.
Alhamdulillah suasana sahur kami selalu seru dan heboh bila kedua anak kecil kami ikut serta makan sahur.
Moment sahur tahun ini sangat berkesan. Mengenalkan nilai-nilai kebersamaan, disiplin, empati dan nilai-nilai agama serta budi perkerti sangatlah penting ditanamkan pada anak sejak dini.
Barokalloh semoga ibadah puasa tahun ini mendapatkan pahala yang terbaik dari Alloh dan memberikan makna yang indah bagi setiap hamba yang menunaikan ibadah puasanya hanya karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin yarobbal'alamiin...
Kuningan, 17 Maret 2024/06 Ramadhan 1445 H