Ahmad Muis
Ahmad Muis Guru

Saya Ahmad Muis, saya seorang guru. Hobi saya berpetualang/naik gunung atau membuat acara. Saya suka menulis artikel bebas atau motivasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kisah Lailatul Qadar

6 April 2024   14:59 Diperbarui: 6 April 2024   15:02 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Lailatul Qadar
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pada suatu hari Rasulullah Saw bersama para sahabat. Rasulullah waktu itu menceritakan kisah Nabi Sulaiman.

Pada suatu hari Nabi Sulaiman karena jenuh dengan aktifitas pemerintahan, mengajak jin Ifrit berkeliling di daerah kekuasaannya. Dengan menaiki angin, Nabi Sulaiman berkeliling hingga sampai di atas lautan. Tiba-tiba Nabi Sulaiman melihat benda yang berkilauan di dasar laut.

"Wahai Ifrit, apa gerangan benda yang berkilauan di dasar laut itu?"

"Hamba tidak tahu paduka".

"Coba kamu ambil benda yang berkilauan itu".

"Siap paduka"

Kemudian Jin Ifrit mengangkat benda yang ternyata kubah tersebut ke atas dan membawanya ke tepi pantai. Dengan penasaran Nabi Sulaiman mengitari kubah itu sambil bertanya-tanya benda apa ini sebenarnya. Sejenak kemudian, tiba-tiba kubah tersebut terbuka dan keluarlah seorang pemuda dari dalam. Dengan kaget, Nabi Sulaiman bertanya kepada pemuda itu.

"Siapa kamu wahai anak muda?"

"Saya adalah hamba Allah"

"Bagaimana kamu bisa berada di dalam kubah ini?"

Kemudian si pemuda itu menceritakan awal mula dia bisa berada di sana.

Pemuda itu dulunya mempunyai seorang ibu yang tidak bisa berjalan. Ke mana pun ibunya ingin pergi, dialah yang menggendongnya. Mau ke pasar, ke masjid, ke tempat saudara, dia selalu yang menggendongnya. Hingga suatu ketika ibunya berdoa, "Ya Allah, setelah saya meninggal nanti, tempatkanlah putraku tidak di langit tidak di atas bumi. Berilah dia tempat terbaik di sisimu".

Tidak lama setelah itu, ibunya pun meninggal. Setelah melaksanakan pemakaman si pemuda tadi berjalan-jalan di pantai untuk mengurangi kesedihan. Tiba-tiba sebuah kubah besar muncul dari dasar laut dan mendekat kepadanya. Karena penasaran dia mencoba menyentuh kubah itu. Tiba-tiba kubah itu terbuka. Si pemuda kemudian masuk ke dalam kubah dan pintu pun tertutup.

"Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi kemudian".

"Oh begitu ceritanya. Sudah berapa lama kamu berada di dalam? Tanya Nabi Sulaiman

"Kurang lebih sudah depan puluh tahun"

"Bagaimana kamu mengetahui kapan terjadi siang dan malam?"

"Kubah akan berwarna putih pada siang hari dan di malam hari, kubah berubah menjadi gelap"

"Bagaimana kamu makan dan minum?"

"Setiap kali saya menginginkan sesuatu, tiba-tiba apa yang saya inginkan muncul di hadapanku. Lalu aku memakannya".

"Lalu apa yang kamu lakukan selama 80 tahun ini?"

"Saya menghabiskan waktuku untuk beribadah kepada Allah".

Mendengar cerita Rasulullah yang sangat inspiratif ini, seorang sahabat pun bertanya.

"Wahai Rasulullah, adakah diantara umatmu ini yang bisa mendapatkan pahala seperti pemuda itu?"

Rasulullah menjawab: "Ada. Yaitu mereka yang mendapatkan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan".

Kiranya setiap muslim tahu, bahwa malam Lailatul Qadar itu adalah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kata Allah, "Lailatul qadri khoirun min alfi syahr"

Bagaimana ciri-ciri malam Lailatul Qadar?

Pertama, pada malam Lailatul Qadar itu cuacanya cerah, karena waktu itu para malaikat turun ke bumi. "Tanazzalul malaaikatu war ruuhu fiihaa". Suasananya juga hening dan tenang, tidak hujan, tidak ada angin yang berhembus kencang. Langit juga terlihat terang. Yang kedua, pada malam itu suasananya damai, sejahtera, di hati itu terasa tentram. Karena di malam itu para malaikat mengurus segala urusan manusia dan pada malam itu kata 

Allah, "Salamun hiya Hatta mathla'il fajr" jadi suasannya salam, damai, sejahtera. Sampai kapan? Sampai terbit fajar. Yang ketiga, pagi harinya sinar matahari tidak terlalu menyengat, tidak seperti biasanya. Karena katanya di pagi hari para malaikat sedang naik, jadi sinar matahari terhalang sayap malaikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun