Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Penulis

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mudik Digital, Alternatif Bijak nan Kreatif

16 Mei 2020   22:42 Diperbarui: 16 Mei 2020   23:09 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Digital, Alternatif Bijak nan Kreatif
ilustrasi:tribunnews.com

Kondisi pandemi Covid-19 yang tengah menimpa bangsa Indonesia saat ini tertentunya akan berimbas hingga di penghujung Ramadan. Menghadapi hal tersebut, pemerintah telah jauh-jauh hari mengeluarkan imbauan untuk tidak mudik khususnya bagi ASN. Bahkan secara tegas pemerintah secara terang-terangan akan memberikan sanksi jika ada ASN yang nekat mudik.

Mudik tahun ini memang beda dengan tahun-tahun sebelumnya, mudik digital istilahnya. Tentu tak ada pilihan lain kecuali harus patuh mengikuti imbauan pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Berat memang, tapi kondisi inilah yang memaksa kita harus rela tidak mudik.

Tak bisa dipungkiri, ada semacam kerinduan yang tak mungkin pudar manakala tak bersua keluarga secara langsung. Terlebih orang tua yang usianya semakin senja. Namun kondisi inilah yang paling aman buat semuanya. Bisa jadi ini rindu berat bakal mendera terutama bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menantikan momen lebaran bersama keluarga.

Memang tak ada pilihan lain kecuali harus ikhlas menjalaninya. Tentu bukan karena tak menyayangi keluarga tetapi justru sebaliknya.

Rasa sayang kepada merekalah yang menahan untuk tak memilih jalur mudik berjumpa sanak saudara di kampung halaman. Sekali lagi, semua demi kebaikan bersama agar pandemi ini segera berakhir.

Karena tak ada pilihan lain, maka harus ada solusi biar mudik secara virtual ini berkesan, membahagiakan dan penuh kehangatan. Lalu apa yang harus disiapkan agar mudik online atau mudik digital tak kalah gayeng dengan mudik offline alias jumpa darat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menindaklanjuti imbauan pemerintah untuk mudik digital, tentunya harus ada persiapan khusus mengingat tinggal hitungan hari lagi momen Lebaran Idul Fitri menghampiri

1. Siapkan aplikasi virtual gratis

a. WhatsApp

Aplikasi chatting ini paling familiar di Indonesia. Paling simpel diantara aplikasi yang lain. Melalui aplikasi ini, video call sudah bisa digunakan untuk 8 orang dalam satu panggilan. Tentu ini menjadi kabar gembira mengingat pengguna whatsapp bukan hanya kaum milenial tapi juga akrab dengan generasi old.

b. Google Meet

Sebelumnya lebih dikenal dengan nama Hangouts Meet. Mampu menampung sekitar 16 peserta teleconference dalam satu panggilan. Cara pakainya cukup aktifkan Gmail.

c. Google Duo

Aplikasi ini tak perlu diunduh karena sudah ada di smartphone android. Peserta bisa mencapai 32 orang dalam satu panggilan percakapan.

d. Skype

Aplikasi ini bisa didownload melalui playstore. Menggunakan aplikasi ini bisa menampung 50 peserta dalam satu panggilan. Selain itu aplikasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas chatting.

e. Zoom

Aplikasi yang paling sering digunakan untuk rapat online. Jumlah pesertanya bisa mencapai 100 orang dan lebih fleksibel karena bisa menggunakan handphone. Sehingga tidak kaku harus duduk di depan laptop.

Dari kelima fasilitas gratis ini tentunya sudah bisa disimpulkan bakalan pakai yang mana atau mungkin mau dirembug dulu. Tentunya akan dipilih yang paling nyaman dan mudah mengoperasikannya.

2. Siapkan paket data dengan kuota internet yang maksimal

Aplikasinya gratis tetapi jangan lupa untuk bisa online tentu butuh paket data internet. Yah, kuota harus maksimal agar mudik digital ini tak tekendala. Ada hal yang perlu diperhatikan, jangan tergiur promo atau hadiah paket data porsi jumbo. Pastikan dulu, simcard yang paling mudah untuk komunikasi di tempat itu apa? Karena tentunya masing-masing lokasi akan beda. Jangan sampai setelah paket data dibeli ternyata kondisi geografis di daerah tersebut tidak mendukung. Akhirnya, komunikasi jadi tersendat karena sinyal yang kurang bagus.

3. Siapkan desain ruangan 

Momen istimewa tentu butuh persiapan prima. Rasanya tak afdol jika dua hal di atas sudah terskedul rapi ternyata lokasi atau ruangan hanya seadanya. Perlu juga menata ruang khusus agar nyaman saat chatting. Mudik digital bukanlah momen rapat jadi harus didesain sesantai dan semenarik mungkin. Saat ngobrol online, sesekali waktu perlu menampakkan suasana ruangan atau kondisi sekeliling rumah karena bagaimanapun rasa rindu suasana kampung halaman pasti akan muncul saat bertemu keluarga.

4. Siapkan kostum lebaran

Ada hal unik saat lebaran, biasanya sepakat memakai kostum tertentu. Entah seragam atau menyamakan warna kostum. Putih misalnya. Nah, inipun juga bisa dilakukan saat mudik digital. Bayangkan jika kostum yang dikenakan senada tentu rasa kedekatan bersanding keluarga menjadi semakin hangat. Meskipun online, kadang momen foto-foto pun tak ketinggalan. Jadi terlihat indah di layar jika kostum yang dikenakan senada.

5. Siapkan angpau untuk anak-anak

Ada hal yang dinanti anak-anak saat lebaran, apa itu? Tentunya angpau. Bukan tentang berapa lembar yang didapat tapi semacam apresiasi. Terlebih buat anak-anak kecil yang susah payah belajar puasa. Saat menerima dan dilanjutkan dengan tukar-tukaran angpau ada kebahagiaan tersendiri. Karena lebaran identik juga dengan berbagi. Untuk hal yang satu ini, mungkin tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ini hal yang paling mungkin dilakukan hanyalah via dompet digital, mentransfer sejumlah uang kepada sanak saudara terlebih kepada orang tua. Di sinilah tumbuhnya rasa empati saat kita mampu berbagi meski tak bisa secara langsung memberi.

Artikel ini dipersembahkan dalam event Kompasiana Satu Ramadan Bercerita Samber 2020 Hari 20 & Samber THR dengan mengusung tema Mudik Online.

Yogyakarta, 16 Mei 2020

Semoga bermanfaat

Titik Nur Farikhah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun