Topik Irawan
Topik Irawan Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ini Bacaan Bukuku Ketika Ramadan

27 Maret 2024   23:10 Diperbarui: 27 Maret 2024   23:12 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Bacaan Bukuku Ketika Ramadan
Masih menikmati buku fisik itu asyik (sumber gambar:dokpri)

Membaca novel itu jangan grasa grusu, target pengen cepat kelar, baca novel idealnya dalam keadaan tenang, tidak terburu buru menuntaskan bacaan, sehingga intisari cerita novelnya bisa kita serap.

Nasehat itu saya terima dari blogger senior, kompasianer kawakan, saya memanggilnya Emak Elisa Koraang, ketika berada di Taman Ismail Marzuki,Gedung Ali Sadikin lantai II, ketika acara peluncuran dua novel karya Yon Bayu Wahono.

Jujurly saat ini sudah jarang baca buku fisik, sejak kemudahan membaca di hape, yang paling sering ya buka buka hape untuk menuntaskan dahaga baca. Ketika di hari ini tantangan Msytery Topic 2, Buku Bacaan Selama Ramadan.

Untungnya masih ada stok buku fisik yang tersisa, lumayan buat dibaca saat Ramadan, ada novel Prasa karya Yon Bayu Wahyono, Perempuan Penyapu Halaman karya Pepih Nugraha, serta Jalan &Makan Seru Topik Irawan.

Buku yang terakhir lebih ke narsis aja ya hehe, baca buku karya sendiri ternyata asik juga lho.Yuk kita kupas satu persatu buku dari penulis yang dengan Kompasiana tuh erat banget, Yon Bayu Wahyono tahun lalu di nobatkan sebagai Kompasianer of The Year 2023 dalam Kompasiana Award 2023.

Sedangkan Kang Pepih Nugraha merupakan pendiri Kompasiana, dan juga penulis buku yang jempolan, penggemar catur dan penggiat literasi yang piawai.

Terakhir tapi nggak penting penting banget, Topik Irawan kompasianer rusuh dari Cikarang, baru punya sebiji buku, yaitu buku indie yang diterbitkan bukan penerbit major tapi ada ISBN nya lho, buku yang mengupas tempat dan kuliner seru yang ada di Bekasi, Cirebon dan Kuningan.

Novel Prasa Teka Teki Identitas Diri

Ngabuburit baca novel Prasa(sumber gambar:dokpri)
Ngabuburit baca novel Prasa(sumber gambar:dokpri)

Menikmati lembar demi lembar dari novel besutan Yon Bayu,seakan berada di labirin tanya, tentang tokoh bernama Prasa, anak bungsu Jenderal Progo Subagyo, mempunyai dua kakak yang menyayanginya yakni Pram dan Tiwi.

Namun di lubuk hati terdalam Prasa, ada secercah keraguan bahwa ia bukanlah anak kandung sang Jenderal, meski gelontoran kasih sayang dari orang tuanya tak pernah membedakan antara ia dan dua kakaknya.

Prasa tumbuh dalam asuhan Jenderal Progo Subagyo yang selalu membelanya, setelah ayahnya meninggal, Prasa mencari jejak dan identitas dirinya bersama Cakrawira, penulis biografi ayahnya Prasa, satu kenyataan yang harus diterima Prasa, bahwa Jenderal Progo Subagyo adalah orang dibalik operasi militer yang membuat Prasa tercabut dari sukunya, kehilangan orang tua dan sanak saudaranya.

Novel Prasa karya Yon Bayu seakan menyajikan fakta bahwa, pernah di satu masa, di negeri ini. Kaum penguasa dengan dibantu kekuatan militer, sangat mungkin menghancurkan peradaban, tanah adat serta hutan milik masyarakat suku tertentu, bisa musnah untuk kepentingan ekonomi kaum berduit.

Over all novel Prasa, seakan yang baca digedor kenyataan, bahwa jalan kekerasan terhadap sesama manusia karena berbeda pandangan politik, benar benar ada,dari novel Prasa kita belajar bahwa rasa kemanusiaan kerap terabaikan karena nafsu kekuasaan.

Sofiah Secantik Artis Sherly Malinton

Baca novel karya Kang Pepih(sumber gambar:dokpri)
Baca novel karya Kang Pepih(sumber gambar:dokpri)

Ketika membaca novel Perempuan Penyapu Halaman, digambarkan bahwa Sofiah adalah perempuan cantik yang hilang ingatan, definisi cantiknya Sofiah menurut Kang Pepih Nugraha di akun fbnya, mengacu kecantikan artis jaman baheula Sherly Malinton, novel Perempuan Penyapu Halaman merupakan novel tragis tentang sosok Sofiah yang di tipu lelaki sehingga ketika pulang kampung ia hilang ingatan.

Pemuda desa bernama Hamdan, berupa merawat Sofiah, karena orang tuanya enggan memelihara anaknya karena kurang waras, Hamdani menikahi Sofiah meski perempuan itu gila, hidup berdua di tepi hutan. Pada saat yang sama seorang mahasiswi psikologi bernama Dianti hadir dalam kehidupan Hamdan dan Sofiah.

Akhirnya berkat jasa Dianti, Sofiah mendapatkan perawatan medis, perlahan ingatannya pun pulih, Hamdan yang merawat Sofiah tercampakan, karena Sofiah memilih dokter yang merawatnya untuk jadi suaminya.

Orang tua Sofiah menolak mentah mentah ajuan lamaran dokter yang menyembuhkan Sofiah, bapaknya Sofiah bersikeras bahwa jodoh Sofiah adalah Hamdan, bukan sang dokter. Di sisi lain, mahasiswi psikologi bernama Dianti kelimpungan karena Hamdan menghilang dari klinik yang merawat Sofiah.

Novel Perempuan Penyapu Jalan di fase terakhir cerita, menggambarkan Dianti lulus dengan nilai terbaik, dihadiri Menteri Pendidikan. Meski menjadi lulusan terbaik di fakultasnya, namun Dianti tetap berharap bisa bertemu dengan Hamdan.

Akhirnya impian Dianti bertemu Hamdan jadi kenyataan,Pemuda memakai batik lengan panjang, menjadi pedagang asongan di kampusnya Dianti, mata awas Dianti melihat Hamdan, yang diam diam ia cintai, ya mahasiswi lulusan terbaik, mencintai pemuda lugu bernama Hamdani.

Jalan&Makan Seru Nyari Tempat Nongkrong Serta Makanan Enak

Dari pada gabut saat puasa, baca aja buku karya sendiri(sumber gambar:dokpri)
Dari pada gabut saat puasa, baca aja buku karya sendiri(sumber gambar:dokpri)

Baca buku sendiri vibesnya beda ternyata, selama ini keseringan baca buku karya orang lain, tapi kini baca buku sendiri, hatur nuhun untuk Papanda Thamrin Dahlan yang mefasilitasi penerbitan buku ini.

Karena memang tukang jajan dan keluyuran, jadi deh satu buku yang bertema tentang jalan dan makan seru, buku setebal 192 berkisah tentang makanan dan juga tempat tempat seru di daerah Bekasi,Cirebon dan Kuningan.

Ada lho sate kikil yang enak di daerah Tambun, tiap pagi buka dan menyajikan sate kikil dan sate ayam, kepulan asap, antrian pembeli menjadi keseharian dari Sate Kikil Mbak Win. Bekasi tuh nggak pernah keabisan stok makanan enak.

Ketika sedang viral viralnya Bakso Lobster, sempet nyobain menu viral ini di Kampung Jagawana, baksonya emang super gede dengan lobster, satu mangkok aja perut sudah begah, ketika lagi viral viralnya bakso lobster, yang mau makan sampai antri.

Kuningan sebuah kabupaten di Jawa Barat, hawa sejuk pegunungan sudah pasti karena ada Gunung Ciremai yang tertancap kokoh di bumi Kuningan. Nah Kuningan juga punya tempat tempat wisata kekinian yang makin merata, hampir di setiap kecamatan punya tempat wisata kekinian.

Paling ikonik sih sudah pasti Gedung Perundingan Linggarjati, tempatnya sejuk dan viewnya Gunung Ciremai gaes, dahulu tempat ini menjadi venue perundingan, posisi Republik Indonesia yang masih belia, tokoh tokoh seperti Soekarno,Muhammad Hata,Sutan Syahrir pernah berada di gedung ini, bahkan kamar kamar para delegasi baik dari Belanda,Inggris dan Indonesia masih terawat dengan baik.

Kalau soal kuliner, cobain deh makanan khas Kuningan bernama Hucap, ketupat dan tahu yang disiram kuah kacang dan diberi taburan bawang goreng, asli enak deh nggak kaleng kaleng rasanya.

Beralih kita ke Kota Cirebon, salah satu kota santri yang ada di Jawa Barat, menyusuri keraton Kacirebonan, diantara keraton Kasepuhan dan Kanoman, ternyata ada satu keraton bernama Kacirebonan. Keraton ini termasuk paling berani menentang penjajah Belanda lho.

Belum lengkap ke Cirebon kalau nggak icip icip Tahu Gejrot, Empal Gentong dan Mie Koclok. Sebenarnya sih banyak banget kuliner Cirebon. Tahu Gejrot penganan murah meriah yakni tahu dan kuah yang terbuat dari gula,air dan bumbu lainnya. Tahu disiram kuah dan diberi cabe.

Cirebon punya sajian kuliner yang yummy, empal gentong, ini khasnya adalah daging berkuah eksotis yang disimpan dalam gentong, potongan daging sapi dengan kuah gulai yang menggoda, enak dah.

Patut di coba mie khas Cirebon,saking terkenalnya, mie koclok sempat di buat sebagai mie instan, tapi tetap aja sih enakan mie koclok yang asli. Kalau Mie Koclok mah enaknya dimakan malam hari, sedep banget.

Yup itulah tiga buku yang menjadi bacaan ketika Ramadan, meski era digital terus menggerus kehadiran buku fisik,yakin deh baca buku fisik itu keren banget, ada aroma kertasnya, dan saat membalikan halaman, kurang afdol jika nggak ngejilat lidah, yekan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun