Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Lainnya

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menakar Suka Duka Mudik dengan Bus

2 Juni 2019   16:37 Diperbarui: 2 Juni 2019   16:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menakar Suka Duka Mudik dengan Bus
ilustrasi mudik | sumber: https://www.merdeka.com

Sedangkan jika di bus, kita hanya bisa menanti macet dengan sabar dan khidmat. Percayalah jika badai bisa berlalu, kemacetan juga pasti berlalu, heuheu..

Harus siap mendengar tangisan anak

Perjalanan dengan bus memakan waktu lebih lama dibanding kereta api dan pesawat. Belum lagi ditambah macet dan pengap karena sempitnya ruang dan banyak orang. Hal-hal inilah yang membuat anak kecil cenderung tidak tahan dan akhirnya menangis.

Tangisan anak bukan hal yang baru bagi saya. Di setiap perjalanan, pasti ada saja anak yang selalu menangis, entah kegerahan, ingin cepat sampai, atau ingin pipis namun terjebak di tengah kemacetan. 

Rasa kasihan pasti selalu muncul, tapi dibalik itu juga terdapat rasa pengang ya memenuhi kepala. Pada akhirnya, yang dapat saya lakukan hanya bersabar. Saya percaya, macet dan tangisan anak merupakan latihan mental yang dapat menaikkan derajat kesabaran.

Sajian pemandangan indah 

Salah satu keuntungan yang bisa kamu dapat ketika naik bus adalah matamu akan disajikan oleh pemandangan indah. Hamparan sawah dan perkebunan bisa membuatmu sejenak lupa oleh tangisan dan macet yang tengah mendera.

sunset di rest area tol Cipali | sumber: http://gogonugroho.blogspot.com
sunset di rest area tol Cipali | sumber: http://gogonugroho.blogspot.com

Jika beruntung, kamu mungkin akan mendapatkan momen matahari terbenam alias sunset, dimana langit berubah oranye dan matahari bagaikan kelereng emas yang hendak membenamkan diri.

Pemandangan khas Ibukota dengan gedung-gedung pencakar langit tidak lagi kamu temui di sini. Yang ada hanya rumah-rumah sederhana atau jalan yang berliuk mengikuti struktur tanahnya. Dengan begini, kamu dapat menghirup satu aroma yang tak pernah kamu temui di ibukota. Ya, aroma kebebasan! 

Menikmati makanan khas daerah di tempat pemberhentian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun