Urip Widodo
Urip Widodo Freelancer

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Hukum Newton di Bulan Ramadhan

19 April 2021   06:01 Diperbarui: 19 April 2021   06:15 9535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum Newton di Bulan Ramadhan
sebutkanitublogspotcom

Alhamdulillah hari ini kita memasuki hari ke-7 di bulan Ramadhan. Artinya kita sudah sepekan melaksanakan ibadah puasa. Tentu dalam sepekan kemarin kita merasa berat secara fisik saat melaksanakan ibadah puasa. Berat saat bangun untuk sahur, lemas dan lapar di tengah hari, ngantuk saat salat tarawih. Itu semua adalah hal yang wajar saudara-saudara. Karena kita manusia terkena Hukum Newton I.

Lho! Apa hubungannya Hukum Newton dengan malas saat puasa?

Masih ingat kan Hukum Newton?

Kalau lupa, yuk kita re-fresh dulu pelajaran Fisika waktu SMA.

Hukum Newton I berbunyi, "Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap selama tidak ada gaya eksternal yang mengenainya".

Semua benda di dunia ini, termasuk manusia terikat kepada aturan yang disebutkan dalam Hukum Newton I. Di kita Hukum Newton I dikenal juga dengan Hukum Kelembaman.

Lembam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 'tidak tangkas; lamban; malas'. Jadi suatu benda jika tidak ada yang mempengaruhinya akan cenderung mempertahankan keadaannya, alias malas berubah.

Supaya lebih jelas menggambarkan Hukum Newton I atau hukum kelembaman ini, kita buat permisalan.

Saat kita berada di dalam mobil yang bergerak maju, tiba-tiba Pak Supir mengerem. Maka apa yang terjadi? Kita akan terdorong ke depan. Kenapa? Karena kita cenderung mempertahankan keadaan (bergerak).

Begitupun ketika duduk di dalam mobil, tiba-tiba Pak Supir memajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Apa yang terjadi? Tubuh kita akan terdorong ke belakang. Bahkan kalau tidak ada sandaran jok, mungkin kita akan jatuh terjengkang. Kenapa? Karena kita cenderung mempertahankan keadaan (diam).

Saat di SMA dulu, guru fisika saya memperagakan Hukum Newton I ini dengan menyimpan selembar kertas di atas meja. Lalu di atas kertas tersebut diletakkan sebuah gelas. Kemudian Pak Guru menarik kertas itu dengan secepat kilat. Ajaib, gelas yang ada di atasnya tidak jatuh, bahkan bergerak pun tidak.

Kemudian Pak Guru mengulangi dengan menarik kertas tersebut pelan-pelan. Yang terjadi adalah si gelas ikut bergerak searah kertas itu ditarik.

Di awal-awal Ramadhan, selain tubuh kita masih mempertahankan keadaan, saat mau melakukan hal baru pun terasa berat. Misalnya, kita punya target tilawah (membaca al-Quran) 2 juz sehari. padahal sebelumnya kita hanya 1 juz sehari. Maka akan berat di awal-awal. Karena itu tadi, tubuh kita lembam, masih mempertahankan keadaan terakhir, malas berubah.

Nah, itu yang kita rasakan dalam enam hari kemarin. Tubuh kita masih mempertahankan kondisi tidak berpuasa, sehingga kondisi-kondisi seperti lemas, lapar di tengah hari, ngantuk terjadi. Tetapi kondisi tersebut akan segera hilang seiring tubuh kita sudah menyesuaikan diri dengan suasana puasa. Tubuh kita akan enjoy menikmati hari-hari berikutnya di bulan Ramadhan.

Jadi, awalnya paksakan saja. Yang jelas niat atau tekad harus kuat.

TSM, 19/04/21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun