Vani Rahmanda
Vani Rahmanda Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dampak Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa

19 April 2022   09:10 Diperbarui: 19 April 2022   09:12 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa
kumparan.com

Siapa yang tidak mengenal gorengan? Banyak kaum wanita memilih menu berbuka puasa dengan menyantap gorengan. 

Gorengan merupakan makanan murah meriah dan memiliki cita rasa yang nikmat, gurih, serta sesuai dengan selera masyarakat pada umumnya sehingga gorengan menjadi primadona. Makanan yang digoreng memang sangat enak untuk disantap, apalagi bagi pecinta gorengan. 

Akan tetapi, jika dimakan terus menerus saat berbuka puasa akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

Gorengan tidak hanya tinggi kalori, akan tetapi juga tinggi lemak jenuh. Lemak jenuh berasal dari minyak goreng yang digunakan dalam pengolahan makanan yang digoreng. Perlu Anda ketahui bahwa makan gorengan seringkali berdampak negative bagi kesehatan. Apa saja itu ?

  • Menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas)

Makanan yang digoreng  menyerap lemak dari minyak dan tinggi kalori. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risikonya untuk mengalami kelebihan berat badan  dan obesitas. 

Selain itu, kadar lemak trans pada gorengan juga berperan penting dalam penambahan berat badan. Lemak ini diketahui memengaruhi aksi hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

  • Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

Makanan yang diolah seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. 

Jika terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan saja, akan tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. 

Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang makan gorengan sebanyak 4 -- 6 kali seminggu berisiko hingga 39% untuk terkena diabetes tipe 2. Risiko penyakit jantung pun akan meningkat 23% dibandingkan dengan orang yang makan gorengan sekali seminggu.

  • Memperbesar risiko munculnya kanker

Keseringan memakan gorengan akan memperbesar munculnya kanker. Menurut penelitian bahwa penyebab timbulnya kanker akibat zat akrilamida, terjadi pada makanan yang dipanaskan akan terbentuk akrilamida. 

Akrilamida itu sendiri adalah sebuah bahan karsinogen penyebab kanker yang timbul bukan hanya dari makanan kaya karbohidrat yang dipanaskan tapi juga ditemukan pada makanan yang dipanggang, karena pada saat makanan yang dipanggang maka akan terjadi penguraian timbulnya akrilamida ini

  • Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak dan ditambah pemanasan ulang dapat membentuk asam lemak trans yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. 

Sehingga sumber lemaktrans yang dikonsumsi lebih dari 1% dari total energy dapat menyebabkan munculnya penyakit kardiovaskular.

  • Bertambahnya asupan lemak trans

Ada terdapat dua jenis lemak trans. Pertama, lemak trans alami yang hadir dalam jumlah kecil pada makanan, seperti daging dan produk susu. Kedua, lemak trans buatan terbentuk ketika lemak jenuh melalui proses hidrogenasi, yang muncul pada makanan digoreng di suhu tinggi. 

Proses ini akan mengubah struktur kimiawi lemak sehingga  lebih sulit  dicerna tubuh nantinya. 

Akibatnya, kandungan lemak trans memiliki berbagai efek buruk bagi kesehatan. Dari peningkatan risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes hingga obesitas.

Beberapa upaya untuk menghindari bahaya makan goreng:

  • Ubah dengan minyak  sehat

  Anda dapat mengganti minyak goreng  dengan jenis minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat. 

Di sisi lain, jenis minyak yang tidak direkomendasikan untuk menggoreng makanan adalah jenis minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak jagung, minyak kanola, minyak kedelai, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.

  • Buatlah gorengan sendiri

Dengan membuat makanan gorengan sendiri, Anda dapat memantau pilihan dan penggunaan minyak. Pilih minyak yang sehat untuk menggoreng, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. 

Disarankan jangan menggunakan minyak bekas sisa menggoreng makanan lain. Gunakan sedikit minyak saja supaya tidak menyisakan banyak minyak.

Sesekali memakan gorengan tidaklah masalah, asalkan Anda bisa menahan nafsu untuk tidak memakannya terlalu sering dan banyak. 

Selain itu, pilih gorengan yang jauh lebih sehat. Dengan membuat gorengan kita sendiri bisa menjadi salah satu solusinya jika Anda benar-benar tidak tahan untuk menghindari makan gorengan.

Semoga bermanfaat .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun