Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mahasiswa

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kontekstualisasi Bahagia ala Marcus Aurelius dalam Bulan Ramadhan

26 Maret 2024   07:41 Diperbarui: 26 Maret 2024   08:27 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marcus Aurelius, Kaisar Romawi yang memerintah pada abad ke-2 Masehi, juga dikenal sebagai filsuf Stoikisme ternama. Stoikisme adalah aliran filsafat Yunani-Romawi kuno yang mengajarkan tentang cara hidup yang bermakna dan bahagia.

Menurut Marcus Aurelius, kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang datang dari luar diri kita, melainkan dari cara pandang dan respon kita terhadap dunia.  

Berikut beberapa cara menerapkan kebahagiaan ala Marcus Aurelius dalam Ramadhan:

1. Menerima Segala Sesuatu dengan Ikhlas:

Marcus Aurelius sering berkata, "Apa yang terjadi padamu adalah apa yang telah diberikan padamu. Apa yang telah diberikan padamu adalah apa yang telah ditakdirkan untukmu." Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk menerima segala sesuatu dengan ikhlas, baik itu lapar, haus, atau godaan lainnya. 

Seperti apa yang kita alami dalam kehidupan, baik itu kita senang atau tidak, karena tidak semua yang baik menurut kita baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya terkadang yang menurut Allah baik, kita anggap buruk. 

2. Fokus pada Hal-Hal yang Bisa Dikendalikan:

Marcus Aurelius juga berkata, "Hanya ada satu hal yang benar-benar di bawah kendalimu: pikiranmu." Dalam Ramadhan, kita dapat fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti mengisi hari-hari dengan ibadah, membaca Al-Quran, dan bersedekah. Apa yang akan Allah balaskan di kemudian hari dibalas dengan apapun kita pasrahkan kepada Allah. 

3. Menjalani Hidup dengan Sederhana:

Marcus Aurelius hidup dengan sederhana dan tidak terikat dengan harta benda. Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam konsumsi makanan dan minuman.

Seringkali kita tergoda dengan makanan yang terlalu di luar kemampuan kita, tanyakan kepada dirimu apakah ini kebutuhan atau hanya sekedar keinginan agar terlihat mewah di mata orang lain. 

4. Bersyukur atas Nikmat Allah:

Marcus Aurelius selalu bersyukur atas nikmat yang diterimanya. Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, sekecil apapun itu.

5. Memaafkan Orang Lain:

Marcus Aurelius percaya bahwa memaafkan orang lain adalah kunci kebahagiaan. Dalam Ramadhan, kita dapat melatih diri untuk memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita.

Berikut beberapa contoh penerapan kebahagiaan ala Marcus Aurelius dalam Ramadhan:

Saat merasa lapar atau haus, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari ibadah dan nikmati rasa lapar dan haus tersebut.

Saat tergoda untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, kendalikan pikiranmu dan fokuslah pada ibadah.

Berbagi makanan dan minuman dengan orang lain.

Selalu bersyukur atas nikmat Allah, seperti kesehatan, keluarga, dan teman.

Memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita.

Dengan menerapkan kebahagiaan ala Marcus Aurelius dalam Ramadhan, kita dapat menjalani ibadah Ramadhan dengan lebih tenang, bahagia, dan penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun