Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022
Kreatif dengan Madu, Sebuah Gaya Hidup Sehat
Awal Maret 2020 lalu, saat pandemi virus corona mulai menyerang dunia, sebagian besar masyarakat mulai menyatakan diri untuk beraktivitas di rumah saja. Tagar #dirumahaja menjadi sesuatu yang terasa harus diperjuangkan. Ya, kapan lagi bekerja maupun berdiam diri di rumah bisa dianggap sebagai pejuang. Covid-19 memang harus dilawan, itulah tekad kami sekeluarga.
Untuk perbekalan #dirumahaja, isteri saya membeli barang-barang kebutuhan untuk memperkuat imun tubuh seperti vitamin, susu, madu hingga empon-empon seperti jahe, sereh, dan lain-lainnya.
"Ngapain Bun? Mau buka warung?" tanya saya kala itu, dan disambut tatapan tajam khas seorang isteri. Tajam tapi mesra.
Sebenarnya saya tidak terlalu kaget dengan hal itu. Sebelumnya kami pun sudah terbiasa mengonsumsi minuman dari rebusan jahe, sereh, lemon dan madu. Perpaduan bahan-bahan itu nyatanya memiliki efek untuk kebugaran tubuh.
Isteri saya bahkan sempat merasakan manfaat minuman itu untuk memperlancar haid. Sedangkan saya, meskipun sempat harus dipaksa untuk meminum saat pertama kali, merasakan manfaatnya yakni badan lebih segar dan tidur lebih nyenyak.
Cara membuatnya cukup sederhana. Jahe yang sudah dibersihkan kita potong-potong dalam ukuran yang pas, nggak kegedean atau kekecilan. Lalu batang sereh muda sekira 4 atau 5 batang kita potong pendek. Jika repot memotong dengan pisau, lebih praktis memotong pakai gunting dapur.
Rebus bahan-bahan itu dengan air kira-kira dua gelas. Setelah mendidih pindahkan ke tempat seperti teko atau gelas jumbo. Jangan lupa potong buah lemon dan kucurkan air perasannya. Tunggu tak lebih dari setengah jam agar minuman siap.
Kenapa tidak langsung diminum saja? Ya, sebaiknya jangan karena air rebusannya kan baru saja mendidih. Bisa bahaya tuh bibir.
Jika sudah siap minum, kita pindahkan ke dua gelas yang lebih kecil. Nah, untuk masing-masing gelas tinggal dicampur madu kira-kira satu sendok makan. Diaduk rata dan nikmati dengan mata separuh merem supaya lebih nikmat.

Terkadang kami membeli madu tanpa merk yang dikira asli ternyata rasanya meragukan. Ujung-ujungnya justru terasa pahit, lebih tepatnya pahit mengingat harganya yang mahal keterlaluan.
Alhasil, karena tanpa madu enggak seru, maka kami pun mencoba sesuatu yang baru. So, terpilihlah KOJIMA. Produk ini sebenarnya madu juga, tapi lebih tepatnya adalah madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu. Tiga serangkai bahan yang mumpuni untuk menjaga kesehatan tubuh.

Hal ini sesuai dengan pemanfaatan KOJIMA di rumah kami yang lebih kerap ditambahkan pada rebusan jahe, sereh, dan lemon yang selama ini kami percayai mampu meningkatkan daya tubuh. KOJIMA juga disukai anak-anak kami, dan faktanya produk ini memang bisa dinikmati oleh segala usia di atas dua tahun.
Hasilnya memang bukan kaleng-kaleng. Sejak KOJIMA datang, kreasi rebusan jahe, sereh, dan lemon andalan kami jadi lebih sedap dan terasa lebih menyehatkan.
Bayangkan saja, korma sendiri sudah dikenal sebagai sumber energi dan mampu meningkatkan sistem imunitas tubuh. Korma dikenal mengandung senyawa fenolik dan karotenoid yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Namun, kan nggak mungkin saya ngulek sendiri korma supaya jadi bahan pelengkap minuman? Jadi aneh dong. Itulah mengapa KOJIMA jadi solusi yang patut disyukuri.
Demikian pula jinten hitam alias habbatussauda yang dikenal sangat ahli melawan infeksi dan mencegah kanker. Sebelumnya saya nggak kepikiran mencampur jinten hitam dalam rebusan andalan kami. Tapi berkat KOJIMA, kini lengkap sudah minuman favorit kami yang pastinya sangat gagah apabila berhadapan dengan berbagai macam sumber penyakit.
Kreasi lain yang biasa kami praktikkan di rumah adalah teh panas dicampur madu plus dicelup batang sereh. Pastinya nikmat benar diminum saat buka puasa di bulan Ramadan seperti saat ini. Terlebih karena madunya pakai KOJIMA yang artinya mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh kita.
Isteri saya lah yang mengawali kebiasaan menggantikan gula pasir sebagai pemanis minuman teh dengan madu.
"Kalau pakai madu, rasa tehnya tuh jadi light di sekitar lidah dan area tenggorokan. Ringan gitu deh, lebih seger aja, soalnya kalau pakai gula pasir rasanya jadi lebih tebal gitu," terang isteri saya.
Walau saya agak mengernyitkan dahi mendengar istilah seperti "rasanya light" atau "tebal" itu, tapi saya memilih untuk mencoba memahami substansinya. Intinya memang lebih nikmat perpaduan teh, madu yang dicelupin batang sereh, dan tentu saja madunya pakai KOJIMA.

Menerapkan protokol kesehatan, istirahat cukup, olah raga cukup, makan cukup, minum pun cukup serta berikhtiar dengan berkreasi dengan madu dan bahan-bahan alami di atas adalah cara kami bertahan dari kepungan sumber penyakit yang berbahaya. Bisa dikatakan, inilah gaya hidup baru kami, gaya hidup yang lebih menitikberatkan pada kepedulian menjaga kesehatan diri.