Hi, welcome to my universe! Exploring self-development and social issues, from science to digital marketing. Believing that thoughts shape actions, I strive to inspire positive change through impactful narratives.
THR Cair vs Kelas Menengah, Kenapa Cepat Habis?
"Jika Anda meyakini dan menguji diri bahwa hati, pikiran, dan perbuatan Anda bisa dipertanggungjawabkan dalam kebenaran dan kebaikan untuk membantu mereka yang lemah dan membuat hidup mereka lebih produktif, jadilah orang kaya, berusahalah sekeras mungkin menjadi orang kaya. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."
"THR Cair, THR Cair!", jutaan pekerja Indonesia menanti dengan antusias cairnya THR atau Tunjangan Hari Raya. Setelah THR ASN cair paling lambat tanggal 19 Maret, disusul dari swasta maksimal H-7 sebelum hari raya atau hari senin, 24 Maret 2025.
Bonus tahunan ini dianggap sebagai rejeki tambahan yang digunakan untuk perayaan lebaran, nyatanya tidak mampu mendorong daya beli masyarakat karena ketidakstabilan ekonomi hari ini.
Berdasarkan CNBC, terjadi penurunan jumlah tabungan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tidaknya untuk kelompok pengeluaran di bawah 5 juta, namun di atas 5 juta juga mengalami penurunan dari 19.3% per Januari 2024 menjadi 16.3% per Februari 2025.
Penurunan ini menjadi indikator bahwa banyak masyarakat yang makan tabungan untuk melanjutkan hidup hari ini. Hal ini diperparah dengan realita banyaknya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di awal 2025, hingga turunnya IHSG per 18 Maret lalu yang menyebabkan trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham di bursa efek.
Maka tak kaget jika bagi banyak kelas menengah, THR cenderung habis untuk tutup tambah kebutuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara efektif untuk mengelola THR lebih baik demi keamanan finansial jangka panjang?
Baca juga: Tolak Godaan Pinjol dan Paylater saat Ramadan, Emang Bisa?
Sebuah Perangkap Finansial, Mengapa THR Selalu Habis?
Idealnya, bonus seperti THR tidak berfungsi sebagai expenses untuk kebutuhan hidup namun menambah alokasi saving atau investasi. Sayangnya, tak dipungkiri bahwa kondisi ekonomi yang tidak baik tahun ini menjadi salah satu faktor mengapa THR habis tak tersisa.
Dibanding menyalahkan kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh banyak hal termasuk cara para pejabat dan pemerintah bernegara dan mengatur ekonomi, mari kita mengambil masukan penting dari investor terkenal di dunia yaitu Ray Dalio, dalam bukunya Principles for Dealing with the Changing World Order.
" Sejarah telah menunjukkan hal itu: Kita tidak boleh bergantung pada pemerintah untuk melindungi kita secara finansial."
1. Memaksakan diri bahkan saat kondisi ekonomi sedang tidak baik
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Mudik Ramadan Makin Nyaman, Naik Kereta Aja
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025