Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berpuasa Tidak Hanya Menahan Lapar dan Dahaga

25 Maret 2023   18:08 Diperbarui: 25 Maret 2023   18:11 1981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpuasa Tidak Hanya Menahan Lapar dan Dahaga
Sumber: Gambar oleh Alexandra_Koch dari Pixabay 

Secara fisik, puasa artinya menahan diri dari tidak makan dan tidak minum selama sehari penuh, dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Menahan lapar dan dahaga (haus) selama seharian tentu bukan hal yang mudah. Hal itu akan terasa berat, apalagi bagi orang yang tak terbiasa melakukannya.

Akan tetapi hal itu bukan bagian yang terberat dari ibadah puasa. Jika sekedar menahan diri dari tidak makan dan tidak minum selama sehari penuh alias menahan lapar dan dahaga selama seharian, dengan dorongan niat yang kuat mungkin semua orang akan bisa melakukannya.

Bahkan jangankan orang dewasa, anak yang masih usia belasan tahun pun mampu melakukannya. Kendati mereka mengalami kepayahan yang cukup luar biasa, tapi pada akhirnya mereka tamat melaksanakan ibadah puasa.

Bagian yang terberat dari melaksanakan ibadah puasa justru mengendalikan hati, pikiran, dan anggota badan dari hal-hal yang bisa menimbulkan dosa. Misalnya mengendalikan hati dari iri dan dengki, mengendalikan pikiran dari prasangka buruk, atau menahan pandangan mata dari sesuatu yang menimbulkan syahwat.

Ketika seseorang mampu berpuasa dengan tidak makan dan minum selama seharian tapi tidak bisa mengendalikan hati, pikiran, dan anggota badan dari hal-hal yang bisa menimbulkan dosa, maka puasanya tidak batal. Puasanya tetap sah. Akan tetapi bisa jadi pahala puasanya tidak ada, rusak oleh perilaku hati, pikiran, dan anggota badannya.

Ibarat petani menanam padi. Padinya berbuah, tapi hampa tak ada isinya. Mengapa? Sebab si petani tidak berupaya membasmi atau menghilangkan hama yang merusak isi padi.

Perintah puasa pada dasarnya dimaksudkan agar orang yang melaksanakannya menjadi orang yang baik. Atau dalam bahasa Al-Qur'an agar menjadi orang yang bertakwa.

Ibadah puasa adalah sebuah sarana latihan tidak hanya bagi fisik, tapi juga mental dan spiritual. Ada banyak hikmah di balik perintah ibadah puasa, antara lain seperti berikut ini.

Pertama, meningkatkan disiplin diri. Hal ini terlihat jelas dalam perintah menahan diri dari tidak makan dan minum dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika dilanggar, berarti puasanya batal.

Kedua, meningkatkan kesehatan. Berpuasa dapat membantu tubuh membersihkan diri dari toksin dan racun yang tidak sehat dalam tubuh. Selain itu juga dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan jantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun