Cek, Apakah Setelah Lebaran Tubuh Ikut Lebar-an?
Semua orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan pasti disiplin dan teratur dalam hal makan. Semua orang yang menjalankan ibadah puasa pada umumnya makan sebanyak dua kali, yakni di waktu sahur dan di waktu maghrib.
Walau pun tentu mungkin saja ada juga orang yang makan lebih dari dua kali, tapi bisa dipastikan itu jumlahnya tidak banyak. Sebab dengan dua kali makan saja, orang kebanyakan sudah merasa cukup.
Selama menjalankan ibadah puasa memang orang menahan lapar dan haus di waktu siang, tidak memakan makanan apa pun. Akan tetapi hal itu justru memberi dampak kesehatan yang luar biasa bagi orang yang menjalankannya.
Mengutip laman siloamhospitals.com, paling tidak ada 9 manfaat puasa bagi kesehatan tubuh. Kesembilan manfaat puasa tersebut adalah menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan metabolisme tubuh, mengendalikan nafsu makan, dan meningkatkan fungsi otak.
Selanjutnya mengaktifkan detoksifikasi, menjaga kesehatan kulit dan mencegah jerawat, mengurangi risiko diabetes, dan membantu menjaga kesehatan mental.
Selain kesembilan manfaat puasa tersebut, bisa jadi dan sangat mungkin masih ada manfaat puasa lainnya bagi kesehatan tubuh. Hal itu tentu bisa ditambahkan.
Setelah bulan Ramadan berakhir, yang ditandai dengan hari raya Idulfitri alias hari raya lebaran, pada umumnya orang kembali kepada keadaan dan kebiasaan semula, yakni keadaan dan kebiasaan sebelum bulan Ramadan.
Dalam hal ini tentang kebiasaan makan minum kembali tidak disiplin dan tidak teratur. Mungkin hanya sebagian kecil orang saja yang tetap disiplin dan teratur dalam hal makan.
Ketidakdisiplinan dan ketidakteraturan makan tersebut tentu saja akan berdampak kepada kondisi tubuh. Termasuk dalam hal berat badan.
Setelah lebaran, sangat mungkin tubuh juga ikut "lebar-an". Jika tak percaya silahkan cek sendiri.
Ambil timbangan badan. Ingat-ingat waktu berpuasa di bulan Ramadan berat badan berapa kilogram. Nah, sekarang cek jadi berapa kilogram?
Bisa jadi ada yang konstan, sama dengan ketika berpuasa di bulan Ramadan. Tapi sebagian (besar?) mungkin bertambah, lebih berat dibandingkan ketika berpuasa di bulan Ramadan.
Bertambahnya berat badan atau tubuh yang jadi "lebar-an" setelah lebaran sesungguhnya merupakan hal yang masuk akal. Sebab orang bisa makan (nasi) semaunya. Tidak hanya dua kali, mungkin lebih dari itu.
Kemudian dalam kondisi banyak kue dan makanan lain, orang bisa ngemil apa saja dan kapan saja. Sambil ngobrol tak terasa makan kacang goreng habis setengah toples misalnya. Belum lagi minuman yang dingin dan manis, yang jadi faktor penyebab lain bertambahnya berat badan.
Akan tetapi jangan terlalu gundah jika memang tubuh ikut "lebar-an" setelah hari lebaran. Kalau hanya satu dua kilogram bertambahnya berat badan santai saja, nikmati saja. Itu hal yang wajar dalam kondisi masih dalam suasana lebaran.
Jika berat badan bertambah cukup signifikan, misalnya 4-5 kilogram atau lebih, itu baru harus jadi perhatian. Sebab kalau tidak, dikhawatirkan akan berdampak terhadap kesehatan tubuh.
Hal itu dikarenakan berat badan yang berlebihan berpotensi mengundang berbagai macam penyakit. Seperti diabetes, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, dan penyakit lainnya.
Dalam hal ini untuk mengendalikan atau mengerem nafsu makan yang berlebihan tiada lain harus kembali kepada semangat ibadah puasa. Kita diperintahkan untuk beribadah puasa itu secara tidak langsung dididik untuk disiplin dan teratur, termasuk dalam hal makan.
Kita harus bisa mengendalikan diri untuk tidak makan semau-maunya dan sebanyak-banyaknya. Kita harus tahu diri dan tahu waktu. Sebagaimanan ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk makan seperlunya dan secukupnya saja, tidak berlebih-lebihan.