Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Full Time Blogger

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saatnya Modest Wear Mengejar Momentum Lebaran

18 April 2022   02:30 Diperbarui: 18 April 2022   19:58 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saatnya Modest Wear Mengejar Momentum Lebaran
suasana belanja fashion di pasar Aceh-sumber foto dokpri

suasana belanja fashion di pasar Aceh-sumber foto dokpri
suasana belanja fashion di pasar Aceh-sumber foto dokpri
masagiepedia

Pandemi tak menjadi halangan bagi perkembangan industri fashion. Apa yang justru menarik dari geliat industri fashion lokal terutama fashion muslim atau modest wear, adalah kehadiran momentum lebaran meski di tengah pandemi.

Trennya terus memuncak dalam beberapa tahun belakangan. Trend bahkan mendorong banyak brand fashion muslim lokal yang bermunculan dan menciptakan koleksi hijab hingga pakaiannya sendiri. 

Artinya dengan semakin banyaknya pilihan brand fashion muslim lokal, baik produk baru, kualitas yang semakin bersaing dan gaya yang bisa dengan mudah ditemukan saat ini, pastinya harganya juga lebih terjangkau dan lebih mudah didapatkan.

Momen lebaran menjadi momen yang penting bagi pegiat usaha khususnya bidang fashion, apalagi dengan ketersediaan market share sebagai penghubung penjual dan pembeli yang kian praktis melalui proses transaksi digital, maupun COD-sistem bayar di tempat.

Peningkatan juga sangat signifikan hingga 300% di kampanye Ramadan in Style 2021, dibandingkan hari-hari biasanya di marketplace, seperti yang dialami branding wearing Klamby.

Apa saja produk yang memiliki daya tarik kuat, ternyata produk fashion muslim, hijab segi empat, mukena, gamis, dan baju koko masih menjadi produk buruan masyarakat. Secara tidak langsung tingginya animo pada kebutuhan produk fashion lokal berdampak pada kolaborasi strategis dengan UMKM lokal. Menjadi raja di negeri sendiri serta memajukan pertumbuhan ekonomi nasional

Trend Tradisi dan Inklusivitas

c3e7f4ba-91c0-4e7f-898d-89e027448abb-169-625cf9f93794d13c431513e3.jpeg
c3e7f4ba-91c0-4e7f-898d-89e027448abb-169-625cf9f93794d13c431513e3.jpeg
mading.id

Kalangan desainer berpendapat, Fashion show, sneak peak preview Ramadan bertema "Inclusivity", menjadi pusat rujukan tren fashion. Trendnya karena baru transisi dari pandemi, tren berbusananya dipilih yang bisa lebih leluasa, dengan material yang lebih nyaman.  Trennya  cenderung ke arah just be yourself. Tak ada trend yang dominan yang harus diikuti, tapi ikuti saja apa yang kamu mau.

Di sisi lain, ternyata fashion yang mengusung kain tradisi juga ikut mencuat naik menjadi trend. Tema besarnya mengangkat perbedaan berbagai ragam kain tradisi di Indonesia, dan dari sisi fashion brand mencoba membuat desain atau padu padan yang paling menarik untuk menambah koleksi fashion lebaran.

Dukungan lain juga dari sisi inklusivitas busana muslim yang sudah sangat berkembang pesat. Pilihan ragam busana muslim, dari jenis tunik, gamis, mewakili para penggunanya yang punya selera dan gaya masing-masing untuk memilih pakaian.

Artinya kehadiran trend dan style tidak berarti semua orang akan sama pilihan dan gayanya. Semua orang memiliki personality yang berbeda dan justru keragaman pilihan akan saling melengkapi pilihan modenya.

Beruntungnya, busana muslim trendnya tetap merujuk pada syariat agama, dan syariat itu tidak pilih-pilih siapa orang dan bagaimana latar belakangnya. Selama trendnya busananya nyaman digunakan dan dari sisi style sesuai mengapa tidak.

Maka dalam menawarkan desain, para desainer dan produsen, karena rujukan berbusana muslim itu sudah pasti harus inklusif, kehadiran brand juga didasarkan pada keinginan market atau pasar.

Inklusivitas seperti apa yang dibutuhkan perempuan Indonesia? Inklusivitas seperti apa yang dibutuhkan keluarga muslim Indonesia? . Brand emnsupportnya untuk memenuhi semua kebutuhan itu.

Jika tahun 2021 trend warna cenderung putih, saat ini juga  mengakomodir warna bold, pastel, dan earth tone. Dengan sasaran segmentasinya yang juga bertambah luas. 

Karena jika sebuah produk fashion diminati satu keluarga, artinya seluruh ukuran juga harus tersedia untuk mengakomodir permintaan konsumen.

Begitupun dengan pilihan modelnya. Meskipun anak-anak akan "berseragam" lebaran bersama keluarga, namun anak-anak cenderung memilih fashion yang cocok dengan karakter anak-anak. 

Memang ini sebuah kerumitan, namun juga peluang baru, terutama bagi brand yang selama ini bergerak menyasar target market khusus anak-anak.

Seperti yang dilakukan Puru Kambera dengan koleksi baju Lebaran yang bisa dipakai sehari-hari. Produk basic-nya, agar pemakainya lebih leluasa untuk mix and match, untuk berbagai fashion event. Mereka bisa memakainya sepanjang hari, sehingga tampilannya cenderung kasual dan formal. 

Trend, Pandemi Dan Baju Baru

20190527-1p0b8650baju-baru-625cfaf2ef62f675af6e9842.jpg
20190527-1p0b8650baju-baru-625cfaf2ef62f675af6e9842.jpg
AJNN.net

ctgabkmic7e6lq2m4hso-625cfbdabb44866fce50a3f2.jpg
ctgabkmic7e6lq2m4hso-625cfbdabb44866fce50a3f2.jpg
kumparan

dmf1kyxoopvviikgfyvz-625cfd08ef62f6455d394592.jpg
dmf1kyxoopvviikgfyvz-625cfd08ef62f6455d394592.jpg
kumparan

rsik-bby-625cfd5dbb44863de75dcc82.jpg
rsik-bby-625cfd5dbb44863de75dcc82.jpg
dakwatuna.com

Serombongan anak-anak masuk ke sebuah supermarket, berhamburan mencari sudut outfit anak-anak. Tak lama kemudian masing-masing sudah menjinjing satu stel pakaian.  Seorang donatur berbaik hati mengajak anak-anaks ebuah panti belanja bersama. Dalam "ketidakberuntungan" mereka, masih ada orang yang peduli. 

Bagaimana dengan anak-anak lain yang orang tuanya terkena krisis pandemi dan kehilangan kemampuan daya belinya?.

 Masih ingat dengan lagu Dhea Amanda, penyanyi cilik yang menyanyikan lagu baju lebaran yang menjadi "viral", karena pesan penuh kesederhaannya?.

Baju baru, Alhamdulillah
'Tuk dipakai di hari Raya
Tak punya pun, tak apa-apa
Masih ada baju yang lama (oh, ya?)

Memang lebaran tahun ini akan terasa beda. Pertama setelah pemerintah melonggarkan para pemudik dari kewajiban tes PCR, bagi yang sudah vaksin, itu artinya mudik akan lancar jaya dan waktunya bersilaturahim dengan keluarga akan terpenuhi.

Tapi soal outfitnya?. Sebagian orang tua mungkin akan memilih memakai baju lebaran lama. Cukup seragam putih dan sarung, sedangkan untuk anak-anak adalah prioritas. 

Bagaimanapun, meski diberi pemahaman, bagi anak-anak, lebaran identik dengan baju baru. 

Bagaimanapun daya beli sebagian orang terpuruk sejak pandemi, masalah baju baru lebaran untuk anak-anak bakal jadi gangguan. Sekalipun mereka baru saja mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Kecuali bagi mereka yang bekerja kantoran, mungkin di akhir tahun akan mendapatkan tambahan Tunjangan Hari raya (THR), atau bonus kantor.

Nah, Jika makanan punya rumus makanan yang baik itu, halalan thayyiban-selain halal, suci dan bersih. Jadi lebaran kali ini bisa saja di gunakan rumus yang sama. Cukup baju lama atau baju putih bersih, plus tambahan sarung sudah bisa jadi outfit andalan lebaran.

img-8596-1-625c6ab6bb4486237d60a864.jpg
img-8596-1-625c6ab6bb4486237d60a864.jpg

sumber foto dokpri

Apa ada solusi mengatasinya?.

Dahulu para orang tua kita menggunakan tiga cara, menjahit pakaian itu sendiri, mengajak ke tukang jahit,  atau baju regenerasi antar "angkatan anak". 

Tapi sekarang kebiasaan itu telah jauh ditinggalkan. Pertama karena ragam outfit sudah banyak di pasaran dengan harga lebih terjangkau. Kedua; ongkos jasa jahit per satuan pakaian atau celana kita sudah jauh sangat mahal

Sementara di luar sana, banyak alternatif harga diskon jelang lebaran, termasuk promo cuci gudang-istilah untuk membuang stok lama dan akan menggantainya dengan stok baru.

Beberapa merchant dan toko online menawarkan penjualan barang yang bisa langsung di coba dan dipilih yang palings esuai ukuran. Sistem pembayarannyapun COD-bayar di tempat saat produk sampai ke rumah kita.

Cara lain adalah menggunakan trik padu padan ala majalah mode- biasanya kita bisa menggunakan padu padan beberapa baju mengikut tren atau menggunakan pola yang ada di dalam majalah.

Beberapa alternatif biasanya sudah disediakan di laman pakaian-outfit, bahkan beberapa melengkapinya dengan harga pasar, atau harga kelas premium milik pada Sultan. Dengan sistem padu padan kita bisa mengkombinasikan beberapa jenis pakaian menjadi model baru.

Jika mentok masih ada "monza" sebutan untuk pedagang pakaian layak pakai-dan bekas pakai. Beberapa harus menggunakan sterelisasi sebelum digunakan, dicuci bersih. Pilihan terakhir ini membutuhkan treatment yang khusus-termasuk laundry khusus sebelum digunakan.

Atau gunakan alternatif obral akhir tahun jika masih bisa dijangkau. Sayangnya kita sering kecewa, karena beberapa pengusaha garmen melakukan Mark Up harga sebelum diskon. Hanya saja kebutuhan "perayaan hari raya setahun sekali ini, menjadi momen yang berharga untuk dilewatkan".

Saatnya Beramal

Seperti orang yang beramal jariah dengan mengajak belanja bersama anak-anak Panti, kita bisa menggunakan cara berdonasi baju bekas layak pakai kita untuk mereka-mereka yang kurang beruntung.

Atau jika kita memiliki bisnis, seperti yang pernah saya coba praktekkan, adalah mengajak pelanggan yang memiliki kelebihan baju yang layak pakai untuk kerjasama bisnis atau donasi.

Caranya jika mereka mau mendonasikan kita akan menjadi perantara. Melakukan  treatmen baju sebelum dibagikan. Tahapan dry clean atau mencuci khusus, melakukan packing di etalase toko, dan menawarkan kepada siapapun yang membutuhkan.

Beberapa mengajak kerjasama bisnis, dengan cara menjualkan pakaian bekasnya dengan harga murah. Kita melakukan treatment sebagai bentuk kerjasamanya. Menyepakati harga jual, dan jika baju terjual barulah kita akan mendapatkan persentase khusus.

Cara ini cukup efektif kami jalankan, kami bahkan bisa memilihkan pelanggan yang layak atau belum layak sebagai penerima donasi.

Cara lain dengan menghubungi kenalan di toko penjual baju, mengajaknya berdonasi. Biasanya mereka akan menyisihkan beberapa produk yang dianggap kurang up date-tidak masalah selama masih layak pakai. 

Mereka bahkan bisa mengajak teman lainnya untuk ikutan berdonasi. Cara ini juga sangat efektif. Ternyata sebenarnya banyak orang di luar sana ingin bersedekah dan berbagi, hanya saja perantara yang tepat yang mereka tidak miliki link-nya.

Baju Lebaran Bersih dan Suci

Jika trend ternyata tidak ada yang sesuai, atau kondisi ekonomi juga awut-awutan, dua kriteria itu bisa menjadi alternatif paling murah meriah. 

Pertama pilihan baju bersihsesuai suasana lebaran. Kedua, kita cukup melakukan treatment cuci khusus sendiri di rumah atau menggunakan jasa khusus laundry.

Tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena kita bisa lebih leluasa bersilaturahim dengan keluarga dan bersilaturahmi dengan teman dan sahabat kita, karena menurunyanya tensi pandemi, cukup dengan syarat prokes.

Jika tidak ada solusi tepat lain, maka satu-satunya cara membeli baju baru. Kebetulan masih tersisa 15 hari, jadi kesempatan untuk bekerja mengumpulkan uang untuk lebaran.  Atau ikutan kompasiana di Samber THR, menulis sebaik-baiknya, berdoa setelahnya, berharap minimal dapat hadiah hiburan untuk sebuah baju hari raya.

referensi; 1,2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun