YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Wiraswasta

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mudik, Jangan Lupa Oleh-olehnya...

5 Mei 2022   12:54 Diperbarui: 5 Mei 2022   15:18 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik, Jangan Lupa Oleh-olehnya...
 Sala Kepiting lebih murah  seharga gorengan di Pantai Gandoriah Pariaman. Foto: detikfood.com

Pulang Kampung Jangan Lupa Oleh Oleh ...,pesan yang mungkin terasa menyebalkan dan gratis lagi bagi pemudik.

Pulang kampung dan oleh oleh atau buah tangan pasti juga diharapkan sahabat yang ada dirantau.  Bagi sebagian pemudik bisa jadi beban atau sedikit keluh kesah karena ada biaya tambahan, waktu dan beban untuk membawanya.

Menurut pendapat saya tidak ada salahnya berbagi oleh oleh untuk kerabat di kota yang tidak sempat pulang untuk mempererat tali persahabatan dan berbagi kegembiraan sekaligus promosi dari kampung halaman.

Di Pariaman boleh saya katakan oleh oleh yang ada seperti kue sapik, ladu atau kue arai pinang yang lezat dan jarang dapat di rantau.

Juga kerupuk melinjo khas Pariaman karena masih asli dan kebanyakan dari buah melinjo yang matang. Kulit melinjo yang matang tidak digunakan di Pariaman

Kerupuk baguk atau kerupuk melinjo atau emping mudah didapat di Pariaman. Bunyi tokok pembuat kerupuk baguk masih saya ingat diseantero Pariaman di daerah pantainya. Merendang buah "baguk" dan selagi panas dikupas kulitnya ditumbuk membentuknya sebelum dijemur.

Teringat waktu kecil, tidak susah untuk mencari uang yaitu ketika bangun pagi mengitari batang pohon baguk (melinjo) 

Buahnya yang masak dan telah merah berjatuhan dimalam hari,
lalu bagi anak anak hasilnya jadi duit untuk keperluan sendiri.

Banyak juga pohon jambu monyet yang buahnya masak dan tumbuh tanpa ada yang menanam di pantai Pariaman arah ketempat yang sepi.
Kini sulit sekali untuk makan buah jambu monyet.

Makanan Khas Oleh oleh dijual pedagang di Sumbar. Foto : gosumbar.co.id.
Makanan Khas Oleh oleh dijual pedagang di Sumbar. Foto : gosumbar.co.id.

Pagi pagi ketika remaja kecil bermain di pantai membantu nelayan menarik perahu bercadik .

Nelayan yang  lelah semalam mencari ikan  dilaut. Membantu nelayan dengan sedikit upah ikan kecil dan akhirnya juga menjadi banyak.

Bapak bapak nelayan tidak keberatan ikan hasil tangkapannya diberi sedikit kepada anak anak yang membantu menarik perahu mereka kedarat sebelum tawar menawar dengan tengkulak ikan.

Kehidupan ceria tanpa internet,  di Pariaman tempo doeloe cukup menyenangkan.  Bermain layang layang besar setinggi  pinggang( atau lebih) orang dewasa. 

Layang layang berbagai bentuk kebanyakan untuk diadu pakai "gelas benang" sampai salah satu putus karena benang gelas. (telah diberi serpihan perekat kaca)

Kepiting yang murah di Pariaman, hanya seharga gorengan ketika digoreng adalah makanan nikmat selain sala lauk atau sala bulek.

Mudah sekali ketika saya masa kecil menangkap kepiting. Cuma dengan ikatan benang dan pelampung serta daging kadaluarsa. Makin anyir atau busuk makin baik.

Sambil menyebarkan pelampung dilaut dan kalau dijepit kepiting diangkat dan ditangkap dari bawah dengan hati hati pakai tangan.

Oleh oleh Pariaman, tentunya yang bisa dibawa ke tempat asal adalah kue sapit, Ladu atau kue arai pinang yang terbuat dari tepung beras.

Ladu buatan Ongga di Pariaman tetap pakai kayu Masaknya. Foto: Tribunpadang.com.
Ladu buatan Ongga di Pariaman tetap pakai kayu Masaknya. Foto: Tribunpadang.com.

Ini adalah makan murah dan meriah di Pariaman. Tentunya dari Bukittinggi ada kerupuk sanjai atau kerupuk kulit khas Batusangkar. Kerupuk kulitnya berpotongan besar dengan rasa yang berbeda dari biasanya di rantau ( mungkin karena sudah biasa)

Jadi tidak ada salahnya membawa oleh oleh untuk sanak saudara dan handai tolan serta kenalan di rantau.

Jangan menjadi beban menyebar kegembiraan. Ada cuan bagi mereka yang tinggal dikampung.

Selamat lebaran dan mudik serta jangan lupa oleh olehnya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun