Yuli Anita
Yuli Anita Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sebuah Potret Toleransi di Bulan Ramadan

31 Maret 2024   21:27 Diperbarui: 31 Maret 2024   21:39 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Potret Toleransi di Bulan Ramadan
Berfoto bersama sesudah bukber, dokumentasi pribadi 

Sore itu jam sudah menunjukkan pukul empat. Suasana aula sudah mulai ramai. Sebagian siswa berada di masjid untuk mendapatkan materi Pesantren Ramadhan, sebagian lagi di aula.

Tampak ibu- ibu menata makanan di aula dengan dibantu beberapa orang siswa. Nasi kotak dijajar rapi, demikian pula minuman dan kue. 

Mempersiapkan bukber, dokumentasi Anggita 
Mempersiapkan bukber, dokumentasi Anggita 

Ya, hari itu acara bukber hari pertama akan diadakan. Bukber akan diikuti oleh seluruh siswa kelas sembilan yang totalnya adalah sembilan kelas.

Penggunaan aula untuk buka bersama dimaksudkan agar membersihkannya lebih mudah dan suasana kebersamaan semakin terasa. Setiap kelas menata hidangan untuk berbuka secara memanjang di tempat yang sudah disediakan.

Yang menarik, yang menata makanan adalah ibu-ibu paguyuban, sementara yang membantu adalah siswa peserta Pesantren Ramadhan dan Pondok Kasih.

Mereka bekerja bahu-membahu menyiapkan segala sesuatunya agar acara buka bersama bisa berjalan dengan lancar. Buka bersama akan diikuti oleh seluruh siswa, bukan hanya yang muslim saja.

Hal di atas adalah potret toleransi yang dilaksanakan di sekolah di bulan Ramadhan ini.

Tentang Toleransi

Bukber yang diikuti seluruh siswa, dokumentasi Anggita 
Bukber yang diikuti seluruh siswa, dokumentasi Anggita 

Kata "toleransi" berasal dari bahasa Latin "tolerare" yang berarti sabar dan menahan diri.

Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan antara individu atau kelompok dalam hal keyakinan, pendapat, atau kepercayaan.

Ada empat unsur toleransi yaitu:

1. Memberikan Kebebasan atau Kemerdekaan

Setiap orang mempunyai kemerdekaan untuk berpikir juga memilih agama dan kepercayaannya. Kebebasan itu harus dijamin oleh negara.

2. Mengakui Hak Setiap Orang

Hak setiap orang untuk menentukan perilaku harus diakui asal tidak mengganggu hak orang lain. 

3. Menghormati Keyakinan Orang Lain

Keyakinan orang lain harus dihormati. Setiap orang memiliki hak atas keyakinan diri sendiri. 

4. Saling Mengerti

Saling mengerti dan menghormati sangat penting untuk menciptakan toleransi.

Toleransi harus ditanamkan ke dalam diri kita masing-masing mengingat negara kita mempunyai masyarakat yang amat beragam. 

Penanaman toleransi perlu dilakukan sejak dini pada diri anak, baik di rumah maupun di sekolah dengan mendekatkan mereka pada orang-orang sekitar, agar mereka menghayati adanya perbedaan  di sekitar mereka.

Ada sebuah potret toleransi lain yang masih ada kaitannya dengan bulan Ramadhan ini.

Baru-baru ini saya mendapatkan kiriman foto dari Kompasianer Yayuk lewat WhatsApp. Dalam foto tersebut tampak ibu-ibu sedang membagikan nasi kotak pada orang-orang yang lewat di sekitar mereka. 

Gerakan berbagi oleh WKRI, dokumentasi pribadi Yayuk
Gerakan berbagi oleh WKRI, dokumentasi pribadi Yayuk

Dalam pesannya Bu Yayuk menerangkan bahwa itu adalah foto beliau bersama Kelompok Wanita Katolik RI (WKRI) Cabang 6 sedang membagikan takjil pada orang-orang sekitar di depan gang rumahnya.

Sungguh terasa sejuk tatkala kita melihat para pemeluk agama yang berbeda bisa bergandengan tangan, rukun, saling menghargai, bersama-sama berbuat kebaikan pada sesama.

Berbagi pada orang sekitar, dokumentasi pribadi Yayuk
Berbagi pada orang sekitar, dokumentasi pribadi Yayuk

Hakekatnya agama menganjurkan pada kita untuk tidak hanya memperbaiki hubungan dengan Allah (hablumminallah) tapi juga dengan sesama manusia (habluminannas).

Saya tiba-tiba ingat nasehat Gus Dur yang mengatakan bahwa perbedaan adalah fitrah. 

Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.

Salam Ramadhan..

Sumber bacaan:

https://fahum.umsu.ac.id/toleransi-pengertian-tujuan-dan-unsur-di-dalamnya/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun