Aku Berlindung dari Godaan Sampah Plastik yang Ter...
Masyarakat Indonesia selalu antusias dalam menyambut bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, baik itu keberkahan dunia maupun keberkahan akhirat. Tentu kita sudah terbiasa dengan pemandangan pasar kaget yang muncul di sekitar kita menjelang berbuka puasa. Tradisi yang hanya terjadi di bulan Ramadan. Dimana para penjaja makanan yang tetap maupun yang musiman, semuanya berlomba mencari rezeki yang berkah dalam suka cita bulan Ramadan.
Di bulan puasa omset para pedagang cenderung meningkat drastis. Tidak cuma yang berjualan makanan bahkan komoditas-komoditas lain yang cenderung konsumtif ikut meningkat. Hal ini patut disyukuri karena bulan Ramadan ikut berperan dalam meningkatkan nilai transaksi ekonomi di Indonesia.
Namun peningkatan aktivitas ekonomi selama bulan Ramadan ternyata punya sisi gelap. Limbah plastik yang menjadi produk buangan para pelaku ekonomi meningkat drastis selama bulan Ramadan. Ini tentu merupakan masalah tersendiri bagi lingkungan hidup.
Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia adalah penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia dengan 1,29 juta metrik ton per tahunnya. Tentu ini angka yang luar biasa tinggi. Sebagai manusia beriman kita patut malu terhadap masyarakat dunia karena sudah merusak bumi yang diamanahkan oleh Allah kepada kita.
Lalu bagaimana baiknya untuk mengatasi masalah sampah plastik ini? Tidak ada cara instan dalam mengatasi hal ini, perlu partisipasi semua pihak untuk mempercepat proses perbaikan. Pemerintah sebagai pembuat regulasi, pelaku usaha sebagai kontributor utama sampah plastik, dan diri kita sendiri sebagai bagian dari masyarakat. Kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan dari sampah plastik bagi lingkungan perlu ditumbuhkan.
Bayangkan bagaimana kehidupan saudara-saudara kita para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari laut, merekalah yang terkena imbas langsung. Bayangkan juga bagaimana dampaknya bagi anak cucu kita di masa depan bila bumi ini terus dikotori dengan sampah plastik yang kita produksi. Semua diawali dengan kesadaran diri kita untuk membuka hati kita dan berempati kepada bumi serta kepada sesama manusia.
Untuk menanggulangi masalah sampah plastik ini cukup memulai dari diri kita sendiri, tidak perlu menunggu pemerintah mengeluarkan aturan atau kesadaran para pelaku bisnis, cukup diri kita sendiri. Apa yang bisa kita lakukan? Sebenarnya banyak tips yang bisa kita praktekan langsung. Sebagian yang dibahas di sini semoga bisa menambah wawasan anda.
Menggunakan kantong belanja non plastik
Bila sebelumnya ketika berbelanja anda menggunakan kantong plastik dari penjualnya, maka sekarang anda bisa menggantinya dengan menggunakan tas atau kantong belanja non plastik yang anda bawa sendiri dari rumah.
Selain lebih kuat tas belanja juga bisa dipakai lebih lama dibandingkan kantong plastik, dan yang pasti lebih ramah lingkungan. Namun jika keadaan mendesak membuat anda harus menggunakan kantong plastik, gunakan kantong plastik bekas yang ada di rumah anda. Cukup bersihkan sebelum digunakan kembali.
Memakai wadah makanan non plastik
Anda pasti pernah membeli makanan dan dibawa pulang, untuk dimakan bersama keluarga di rumah. Makanan seperti soto daging, tongseng, mi rebus jadi menu favorit. Biasanya dikemas oleh penjualnya menggunakan plastik transparan atau styrofoam yang berbahaya untuk lingkungan.
Memang terasa lebih praktis. Tapi demi kelangsungan hidup bumi, anda tentu bersedia sedikit repot dengan membiasakan diri memakai rantang atau wadah makanan non plastik lainnya sebagai wadah makanan yang anda beli. Bila belum memiliki wadah non plastik, gunakanlah wadah plastik yang tahan lama seperti tupperware atau sejenisnya.
Membawa botol minuman
Pada saat berpergian biasakan membawa air minum sendiri dari rumah, sehingga anda tidak perlu membeli air mineral dalam kemasan. Bila habis anda bisa mengisinya kembali dengan air minum yang biasanya disediakan gratis di kantor atau sekolah anda. Bayangkan berapa banyak sampah botol plastik yang bisa anda kurangi setiap harinya dengan kebiasaan ini, dan tentunya pengeluaran yang anda selamatkan
Hindari menggunakan sedotan plastik
Sedotan plastik jadi hal yang umum ketika kita membeli minuman di kantin atau tempat sejenis. Walaupun kecil, sampah dari sisa sedotan plastik ini tidak bisa diremehkan. Jadi mulai sekarang biasakan untuk memberitahu pramusaji di kantin tempat anda memesan minuman, supaya tidak menambahkan sedotan plastik pada minuman anda. Bila anda ingin memakai sedotan gunakan yang non plastik. Di toko online marketplace sudah banyak yang menjual sedotan yang terbuat dari bambu.
Mendaur ulang sampah plastik
Ini salah satu solusi yang keren. Ketika kita berusaha keras berpikir bagaimana cara mengurangi sampah plastik, selalu muncul ide hebat cara mendaur ulang sampah plastik sehingga menjadi produk baru yang bisa dimanfaatkan atau bahkan dijual. Sampah plastik yang ada di rumah kita sendiri bisa kita daur ulang supaya lebih berguna.
Misalnya botol bekas air mineral bisa anda desain ulang menjadi pot bunga untuk memperindah lingkungan anda sendiri. Ada juga cerita Pak Karsin dari Purbalingga mampu memproduksi paving block yang terbuat dari sampah plastik, dan menjadikannya sebuah industri rumah tangga. Ini adalah contoh dari daur ulang sampah plastik yang bisa menghasilkan produk baru dengan nilai jual lebih tinggi.
Sebenarnya masih banyak lagi cara untuk mengurangi sampah plastik di kehidupan kita. Namun yang terpenting adalah mengurangi sampah plastik harus menjadi kesadaran serta kebiasaan hidup kita. Setelah menjadi kebiasaan maka solusi-solusi baru akan muncul. Selamat menikmati bulan Ramadan .