30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi
Pemilik Jiwa yang Cool Ada pada Orang Puasa
Cool. Keren. Jangan diartikan dingin semata. Tapi dingin yang tenang dan memesona, alias keren yang teramat sangat. Dan ini, sejatinya, ada pada orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Pribadi yang ibadah dan ritual puasanya benar. Tepat syarat dan rukunnya. Sehinga muncul harmoni fisik dan psikis yang terkontrol secara perfecto. Memancarkan energi positif terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya.
Puasa itu utamanya menahan hawa nafsu. Melawan semua keinginan buruk yang asalnya memang sudah dilarang dan makin terlarang karena bisa membatalkan puasa. Misalnya, menipu dan mencuri.
Puasa juga mengontrol hawa nafsu. Mengendalikan semua keinginan yang asalnya tidak dilarang tapi menjadi terlarang dilakukan karena bisa membatalkan puasa saat dikerjakan waktu puasa. Misalnya, makan, minum dan berhubungan intim bagi pasangan sah.
Orang yang sedang berpuasa hatinya istirahat. Baik hati dalam pengertian organ maupun hati dalam pemahaman sumber perasaan.
Saat puasa organ hati istirahat dari kerja vital-nya meng-eksresikan makanan dan minuman. Memilah mana racun mana protein. Hanya pemilik organ hati yang sehat yang bisa berpuasa.
Saat puasa hati dalam pengetian jiwa juga istirahat dan terkendali terhadap perasaan bahagia, sedih dan ketidakpastian antara keduanya. Hati yang terlalu ego, disinyalir sulit menjalankan ibadah puasa sebagaimana digariskan.
Diawali dengan niat tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga tenggelam. Kemudian memasung hawa nafsu bathiniah dan lahiriah. Tidak berucap dan bertindak yang bernuansa percuma dan sia-sia serta negatif. Puasa adalah waktunya mendidik hati untuk jujur pada diri sendiri.
Pakar agama dan spiritual bahkan menyatakan puasa adalah tempatnya menempa orang untuk masuk dalam golongan pemilik jiwa-jiwa tenang. Jiwa yang dirindukan sesama makhluk, alam semesta dan kehidupan setelah kematian jika mengimaninya.
Pakar kesehatan dan kejiwaan berpendapat puasa itu menyehatkan fisik dan psikis. Menyehatkan fisik karena organ tubuh dikondisikan istirahat dari kerja mengolah asupan makanan dan minuman. Menyehatkan psikis karena adanya control emosi dan produksi sekumpulan hormon stress yang terkendali karena ritual puasa.
Pakar ilmu sosial menggap puasa adalah kondisi seseorang yang dapat menebarkan rasa kasih sayang pada sesama. Saling peduli dan berbagi adalah diantaranya. Ini membuat ada perasaan ingin saling menghargai dan menghormati, baik antara orang yang puasa maupun tidak puasa.
Amanat puasa adalah menahan hawa nafsu dan pengendalian diri. Efek bagi yang khusyuk menjalankannya adalah ke-shaleh-an individu. Dari ke-shaleh-an banyak individu yang melakukan puasa maka akan lahir ke-shaleh-an sosial. Sebuah kondisi dimana kerukunan, ketentraman, kedamaian dan kenyamanan sosial menampilkan wujudnya.
Selamat menyongsong ibadah bulan puasa bulan Ramadan tahun ini. Semoga akan lahir jiwa-jiwa yang tenang dan individu-individu yang selalu sehat secara fisik maupun psikis. ***