zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berburu Takjil di "Pasar Ramadan" Lapangan Setianegara Curup

12 Mei 2019   23:39 Diperbarui: 12 Mei 2019   23:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berburu Takjil di "Pasar Ramadan" Lapangan Setianegara Curup
Gerbang Pasar Ramadhan. dokpri.

"Ayaaah! Jadi ke Lapangan?"

"Hayuk! Pakai jaket! Tuh, mendung lagi"

Sudah ashar, teriakan gadis kecilku Uni Tya mewakili saudaranya yang lain menagih janji. Yups, saat sahur aku sudah umumkan pada ketiga anakku. Sore ini bakal berburu Takjil sekalian ambil video untuk blog competition di kompasiana. Sekali jalan, semua dilewati. Haha..

Kenapa ke Lapangan? Iya, warga Kota Curup masih "latah" menyebut lokasi yang dialih fungsikan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk wisata kuliner itu dengan sebutan lapangan. Tepatnya Lapangan Setianegara. Aku cerita sedikit, ya? Sebelum masuk ke urusan berburu takjil.

Sekilas Lapangan Setia Negara

Semasa aku kecil (Dekade 80-an). Lapangan setianegara adalah lokasi untuk olahraga Warga Kota Curup. Jaraknya 500 meter dari rumahku. Selain lapangan sepakbola, ada juga lapangan Basket, Lapangan Tenis dan Lapangan bola volly. Di sekeliling lapangan dibuat jalan beraspal, untuk warga yang hobi lari atau sekedar jalan santai. Setiap sore akan ramai. Apatah lagi di hari minggu.

Penampakan Lapangan Setianegara dari udara. sumber: www.google.com
Penampakan Lapangan Setianegara dari udara. sumber: www.google.com
Tak hanya sarana olahraga. Lapangan setia negara juga digunakan untuk tempat sholat Idul Fithri dan Idul Adha, Upacara dan Acara tingkat Kabupatan, Aneka konser musik juga sirkus keliling dan pasar malam. Multifungsi, kan?

Dalam konsep manajemen kepemimpinan, berubah pimpinan bakal berubah kebijakan. Begitu juga yang dialami oleh Lapangan setianegara. Tahun 90-an, Lapangan Sepak bola tak lagi ada. Diubah menjadi Taman Kota Curup dengan banyak tempat duduk di sisi lapangan, kemudian di tengah lapangan, tak lagi ada rumput. Disusun batako dan dilapisi pasir. Dikhususkan untuk aneka Upacara dan Acara tingkat Kabupaten Rejang Lebong.

Lapangan basket masih dipertahankan, lapangan Volly menjadi Lapangan takraw dan Lapanga tenis berubah menjadi Lapangan Bola volly. Pelaksanaan sholat Ied masih dilakukan, termasuk pasar malam. Dan setiap HUT Kabupaten dilaksanakan Pameran. Sepakbola lapangan rumput diganti dengan senam jantung sehat setiap minggu pagi.

Pelaksanaan Sholat Ied di Lapangan Setia Negara. Sumber :www.google.com
Pelaksanaan Sholat Ied di Lapangan Setia Negara. Sumber :www.google.com
Dua tahun terakhir, Oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Seluruh area Lapangan dialihfungsikan untuk Pusat Wisata Kuliner. Maka dibangun beberapa Los untuk para pedagang, sampai sekarang masih dalam tahap penyelesaian. Jadi belum difungsikan. Sejak itu, Tak lagi ada kegiatan di Lapangan setia negara, kecuali masyarakat yang masih mau menikmati jalan santai dengan tebaran pedagang kaki lima di sisi jalan, menawarkan aneka kuliner.

Nah, Tahun ini adalah tahun ketiga. Lapangan Setia Negara dijadikan "Pasar Ramadhan" untuk pusat Jajanan berburu aneka Takjil selama ramadhan.

foto dokpri
foto dokpri
Apa Saja yang Ada di "Pasar Ramadhan" Setianegara?

Karena Momen Ramadhan, Pemerintah Kabupaten menginisiasi "Pasar Ramadhan". Mendirikan tenda-tenda yang diisi dan disewa oleh pedagang takjil. Baik pedagang tetap juga bagi "pedagang musiman", yaitu warga yang jadi pedagang yang hanya ada di musim ramadhan. Apa aja yang menarik?

Pertama, Ketika anda memasuki Lokasi "Pasar Ramadhan", anda akan disambut satu panggung musik organ. Yaitu "Panggung Aksi Ramadhan". Siapapun pengunjung, bisa unjuk kebolehan menyumbang lagu. Syaratnya tentu lagu-lagu religi. Nah, livemusic ini, yang akan menemani Pengunjung Pasar Ramadhan saat berburu takjil. Bagi anak-anak muda. Ini jadi magnet tersendiri berkumpul sambil menunggu waktu berbuka. Asyik, kan?

Kedua, Kota Curup itu warga dan budayanya heterogen. Asimilasi dan kulturasi sejak dulu ada. Jadi sukar juga dicari identitas khas Kota Curup.  Akan dijumpai jajanan Aneka Pempek (Khas Palembang), Aneka bubur dan Lemang (Khas Padang), Pecel dan lotek (Khas Jawa).

Aneka Lauk. Dokpri
Aneka Lauk. Dokpri
Aneka jajanan. Dokpri
Aneka jajanan. Dokpri
Selain aneka masakan lauk-pauk khas Palembang dan Padang, ada juga soto, bakso, mie ayam atau pangsit. Minumannya? Mulai dari Es dogan, Aneka jus buah, Es kopyor atau es campur juga ada. Banyak, tah? Sangat gampang untuk mendapatkan itu semua. Syaratnya cuma satu. Jangan lupa bawa uang! Haha..

Ketiga, Fasilitas parkir jangan khawatir. Selain luas, Kendaraan roda dua tau roda empat, akan dijaga oleh petugas. Cukup dengan selembar uang 2000 rupiah.

Keempat, bagi yang membawa balita. Selain bisa ajak anak-anak keliling melihat aneka takjil. Ada dua "odong-odong" yang mangkal. Jadi, Ibu membeli takjil, ayah menemani sang anak naik odong-odong. Atau menyaksikan penampilan "artis" di Panggung Aksi Ramadahan! Aman damai dan cocok untuk keluarga, kan?

Ada Odong-odong juga. Dokpri
Ada Odong-odong juga. Dokpri
Kelima. Karena letak geografis Kota Curup di kaki Bukit Barisan. Jangan lupa Sediakan Jaket atau mantel hujan. Bisa saja tanpa aba-aba, hujan akan menyapa.

Anakku Gak Mau Ngartis

Begitu juga, cuaca hari ini. sejak dzuhur hari hujan. Menjelang ashar cuaca lumayan cerah walau sedikit mendung. Maka berburulah ketiga anakku. Karena aku memiliki aturan bahwa yang dibeli harus habis (ada kutulis di artikel Hari kedua). Maka tak banyak yang dibeli. Hanya tiga macam. Es buah, Bakso bakar dan ayam geprek! Padahal, tak harus ramadhan, ketiga macam itu ada yang jual.

Dan, Tak seperti ayahnya yang berani malu. Anak-anakku malah menghindar saat akan divideokan. Maka jadi aja, ayahnya ngekorin kemana Anak-anak mengitari "Pasar Ramadhan". Haha..

Tak sampai jam. Aku dan tiga anakku segera pulang. Saat berbuka puasa, Hujan deras kembali menyapa Kota Curup. Hingga saat aku posting tulisan ini. Aku hanya menyimpan pikiran, bagaimana nasib dagangan dari para penjual, yang jelang berbuka tadi kulihat banyak? Aih, namanya usaha, ya?

Curup, 12.05.2019

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun