zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

3 Hobi Murah Meriah yang Bisa Dilakukan di Rumah saat Ramadan

13 April 2023   22:44 Diperbarui: 13 April 2023   22:50 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Hobi Murah Meriah yang Bisa Dilakukan di Rumah saat Ramadan
Menulis/ foto: Pixabay.com

Aku sungguh beruntung pada Ramadan tahun ini. Karena punya banyak waktu luang untuk menjemput ulang hobi yang nyaris tenggelam.

Setidaknya, ada 3 bentuk hobi yang kembali bisa kulakukan secara rutin. Dan, ketiganya bisa dilakukan beriringan. karena, gak perlu pergi jauh-jauh. Hanya di rumah.

Apa aja? Aku tulis, ya?

Pertama. Ikutan Samber 2023 untuk Kembali Melenturkan Jari pada Kebiasaan Menulis.

"Wah, Abang Ikutan samber?"
"Tumben, rajin nulis?"
"Yeaah! Abang hadir lagi!"

Aih. Begitulah sambutan beberapa teman Kompasianers, ketika melihat aku mulai rutin lagi menulis di Kompasiana.

Aku sadar, sejak awal tahun kemarin, gegara hanyut pada kesibukan di dunia nyata, aku jadi timbul-tenggelam di dunia maya. Termasuk menulis di Kompasiana. Hiks...

Walau begitu, aku tetap berusaha sedapat dan semampunya untuk tetap sesekali mengunggah tulisan dan sekaligus menyapa anggota keluarga di rumah besar ini.

Nah, aku berharap, keikutsertaan aku pada kegiatan samber 2023 ini, menjadi momentum terbaik bagiku agar bisa kembali melenturkan ide, pikiran, jemari plus alokasi waktu pada kebiasaan menulis.

Hingga hari ke-13 ini. Aku masih bisa tetap mengikuti ajang nulis marathon ini. Urusan hasil akhir, biar jadi preogratif admin, tah?

Oh, iya! Sebelum menulis artikel ini, mataku tak sengaja singgah pada statistik jumlah tulisanku di Kompasiana. Ternyata, sudah melewati angka 1500!

Aih, sebuah milestone, tah?

Alhamdulillah, jemariku bisa menyentuh titik ini. Mudah-mudahan, nanti mampu kutulis artikel khusus, tetang suka cita di Kompasiana untuk merayakan milestone ini! Doakeun, ya?

Sawi Putih, salah satu sayuran di hutan kotaku./ foto: Dokumentasi Pribadi
Sawi Putih, salah satu sayuran di hutan kotaku./ foto: Dokumentasi Pribadi


Kedua. Menata ulang "Hutan Kota" di Beranda Rumah.

Ada beberapa artikel yang sudah kutulis dan kuunggah di sini. Bahwa, di sela-sela luang waktu, aku membuat "hutan kota" minimalis di beranda rumah.

Ojo dibandingke jika "hutan kota" itu layaknya hutan. Tapi, berupa "green space" di rumah. Biar mataku, tetap bisa menatap hehijauan yang menenangkan, saat rehat di rumah.

Apa isi "hutan kotaku"?

Setidaknya, aku menanam 3 jenis sayuran tetap: Kangkung, Sawi Pakchoy, dan sawi putih. Selain itu, diantara bebagai jenis bunga, ada juga daun saledri, bawang daun, berbagai jenis tomat,  juga beberapa jenis cabai.

Karena di beranda rumah, media tanam yang kugunakan juga terbatas dan seadanya! Ember bekas, kaleng cat bekas, wadah popmie, botol minuman bekas, plastik deterjen atau migor bekas, hingga polybag! Pokoke murah meriah!

Ringkasnya, jika sekadar bikin telor dadar ala rumah makan padang, hanya modal telor dan garam, plus minyak goreng. Udah jadi!

Begitu juga, jika ada yang suka makan mi instan! Kukira, hutan kotaku, lebih dari cukup sebagai bahan tambahan, selain bumbu bawan dari pabrkan!

Jadi. Tinggal ambil gunting kecil, semua bahan segar bisa langsung dipanen! Ahaaay...

Jadi, selama ramadan, Aku memanfaatkan waktu untuk memanen, merawat atau menanam ulang berbagai jenis tanaman. Lumayanlah, untuk membantu asap dapur tipis-tipis

Konsepku:  "Tanam yang dimakan, dan Makan yang ditanam!"

Hasil panen sayuran di hutan kotaku./ foto: Dokumentasi Pribadi
Hasil panen sayuran di hutan kotaku./ foto: Dokumentasi Pribadi

Ketiga.  Pelihara Sepasang Ayam sebagai penopang hutan Kota!

Sejak setahun lalu, aku putuskan memelihara sepasang ayam. Si Jantan kuberi nama: Upil, dan si Betina namanya: Ipil. Keduanya, aku pelihara sejak berusia satu minggu usai menetas.

Kenapa ayam?

Alasan awal. Aku mau ngajarin sulungku yang akan merantau, agar bisa menggunakan alat tukang sederhana. Nah, membuar Kandang Ayam adalah cara tercepat, walau sedikit rumit. Hehe...

Alasan kedua. Terkadang, ada makanan sisa! Nah, kupikir, kenapa tidak diserahkan saja ke ayam? Kukira, dua ekor ayam, cukuplah untuk menghabiskan makanan sisa.

Alasan Ketiga. Ini, mirip-mirip rumus "simbiosis mutualisme".

Sepasang ayam itu, selain menghabiskan makanan sisa berupa nasi atau sayuran sisa masak. Kotorannya, bisa kumanfaatkan sebagai pupuk gratis bagi tanamanku yang berada di hutan kota.

Bonus tambahan? Si Upil, ayam betinaku, sejak usia 5 bulan hingga hari ini, rutin dan rajin bertelor! Terus, telornya dikonsumsi bergantian oleh anak-anakku. Yihaaaa...

Satu lagi! Kebetulan, rumahku berada di perempatan jalan. Jadi, aku menikmati, tatapan orang-orang berkendaraan yang berhenti di depan rumah ketika lampu merah menyala. Tiba-tiba, si Upil, ayam jantanku berkokok!

Mungkin saja, mereka berpikir: "Aneh! Pelihara Ayam di beranda rumah!"

Pasangan Upil dan Ipil, saat numpang umbar di lahan tetangga./ foto: Dokumentasi Pribadi
Pasangan Upil dan Ipil, saat numpang umbar di lahan tetangga./ foto: Dokumentasi Pribadi

Jadi?

Ya gitu! Salah tiga dari salah banyak berkah untukku pada ramadan kali ini, aku bisa menjalankan ketiga hobi  yang kutulis di atas, secara beriringan.

Paling tidak, memulai dari yang sedikit, agar tak membebani! Sepakat, kan?

Curup, 13.04.2023.

Zaldy chan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun