zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ingin Finansial Sehat saat Ramadan? Gunakan Rumus POAC, Yuk!

16 April 2023   23:35 Diperbarui: 16 April 2023   23:40 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingin Finansial Sehat saat Ramadan? Gunakan Rumus POAC, Yuk!
Financial Planning/ foto: pixabay.com

Kenapa butuh menata finansial yang sehat saat Ramadan?

Pertanyaan di atas, menjadi pijakan awalku, usai membaca tema samber hari 16 : Finansial Sehat saat Ramadan.

Karena hal itu, Akupun merenangi ulang beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Finansial sehat dan aktivitas serta rutinitas selama ramadan.

Kukira, ada peluang terjadi "kebocoran" dari anggaran selama ramadan serta perayaan lebaran, yang mungkin saja mengakibatkan "finansial sakit" saat ramadan.

Aku asumsikan,ada 4 hal yang menjadi ancaman biar tata kelola finansial tetap sehat. Yaitu:


1. Rutinitas pembelian takjil atau ritual bukber.

Dua hal ini, tentu saja butuh anggaran khusus, kan? Dan, mau tak mau menjadi "ancaman" bagi kesehatan finansial. Wong kedua hal ini, tak ada di bulan-bulan selain ramadan, kan?

2. Anggaran tersedot untuk persiapan lebaran.

Misalnya? Kebutuhan untuk pengadaan kue atau cemilan saat lebaran.  Bisa juga, kebutuhan untuk sedikit rapi-rapi atau malah renovasi ringan rumah.

Tak kalah besarnya ancaman bagi kesehatan finansial adalah, tergerusnya alokaso anggaran buat membeli pakaian lebaran buat keluarga tercinta. Suka atau tidak suka, ini bisa jadi ancaman, kan?

3. THR sebagai bonus pemdapatan, tapi harga barang naik tajam selama ramadan.

Terkadang, THR menjadi sandaran harapan untuk menambal "robeknya" anggaran pada saat ramadan dan lebaran.

Jika ditata dengan baik, Neraca finansial bisa  aman atau setidaknya seimbang. Tapi jika gagal, jejangan malah menjadi ancaman, gegara lebih besar pasak daripada tiang!

4. Terkait anggaran, lupa mendeteksi perbedaan anatara Kewajiban, Kebutuhan, serta keinginan.

Yup! Karena momentum ramadan dan lebaran, kita menjadi gagap membedakan  antara kewajiban, kebutuhan serta keinginan.

Acapkali, malah memilih menafikan sesaat kewajiban, untuk mendahulukan sesuatu yang dianggap kebutuhan. Padahal itu keinginan.

Akhirnya, malah nombok plus panik menerima kenyataan, usai ramadan dan lebaran, finansial malah keteteran! Hiks...

Jadi, jika 4 hal di atas menjadi ancaman, apa upaya yang bisa dilakukan?

Financial Planning/ foto: pixabay.com
Financial Planning/ foto: pixabay.com
Rumus POAC bisa Menjadi Panduan 

Versiku, agar finansial tetap sehat saat ramadan maupun selama ritual lebaran, kita bisa gunakan rumus POAC sederhana. Terus, piye?

Pertama. Planning!

Buatlah Planning atau perencanaan, saat menghadapi ramadan dan lebaran. Karena keduanya itu rutin setiap tahun.  Lebih baik dipersiapkan sejak awal, kan?

Entah, perencanaan secara detail atau itung-itungan kasar, itu adalah pilihan. Setidaknya, ada panduan bagi pergerakan finansial selama ramadan hingga lebaran.

Ojolali! Ada idiom:


"Kegagalan dalam perencanaan, sama halnya dengan merencanakan kegagalan."

Kedua. Organizing!

Nah. Selain menyusun perencanaan finansial yang baik, sebagai jaminan separuh keberhasilan. Kitapun jadi leluasa mengatur dan menemukan prioritas! Karena sudah ada panduan.

Terkait segitiga anggaran ntara kewajiiban, kebutuhan dan keinginan seperti paparan di atas. Hematku, menjadi mudah menata urutannya.

Misal: apa saja pos anggaran yang memang menjadi kewajiban. Anggaplah kebutuhan belanja bulanan rutin, biaya pendidikan anak, tagihan listrik, air atau malah ciclan pinjaman.

Kalau menurutku, setelah selesai dengan urusan anggaran wajib. Atau kewajiban, barulah kita pilih pos anggaran berdasarkan kebutuhan atau keinginan!

Sepertinya aneh jika mendahulukan keinginan, kebutuhan, baru kemudian kewajiban, tah?

Lucu saja, jika rumah direnovasi ringan, pakaian dan kue lebaran secara matang dipersiapkan. Kemudian tagihan listrik atau air malah ada tunggakan!

Tragis, jika menikmati ramadan dan merayakan lebaran, tapi listrik dipadamkan, dan asupan air dihentikan! Malah merayakan kegelapan dan kekeringan, tah?

Ketiga. Acting!

Butuh komitmen dan Konsistensi terhadap perencanaan  serta pengaturan anggaran. Sebab, selalu saja ada godaan yang menggugat komitmen dan konsintensi pada rancangan anggaran.

Godaan-godaan itu, apatah demi gengsi, prestise atau apalah-apalah! Akhirnya malah membuat situasi dan kondisi finansial kita terjerumus ke jurang terdalam. Salah perhitungan!

Tentu saja, terkadang perencanaan yang baik, alokasi yang rapi, acapkali menemukan tembok pelaksanaan yang  di luar kendali, kan? Semisal kenaikan kebutuhan pokok atau barang-barang untuk keperluan lainnya, kan?

Nah, akhirnya butuh keterampilan untuk mengambil keputusan yang bijak. Pos anggaran mana yang perlu dialihkan. Bahasa gaulnya: subsidi silang!

Jadi, ketika mengeksekusi anggaran walau pelaksanaannya tak persis sebagaimana yang telah dirancang, setidaknya tak terlalu jauh dari perencanaan awal sebagai panduan. Ini bisa meminimalisir ancaman finansial, kan?

Keempat. Controlling.

Langkah ini,anggaplah sebagai pengawasan  internal, namun secara umum saja terhadap tata kelola anggaran.

Tak harus setiap saat, bisa saja dilakukan secara berkala. Semisal. Pada akhir pekan.

Kenapa harus lakukan kontrol? Hematku, agar bisa secepatnya melakukan tindakan antisipasi, serta secara tepat menemukan solusi.  Yihaaaa...

Financial Planning/ foto: pixabay.com
Financial Planning/ foto: pixabay.com

Jadi?

Versiku, jika sejak awal menggunakan rumus sederhana POAC seperti di atas, bisa mewujudkan finansial  sehat saat ramadan hingga lebaran.

Alasannya?

Sehat secara finansial itu akan terwujud, bila sesuatu yang terukur itu, maka seharusnya teratur. Namun, yang teratur belum tentu terukur.

Sebab, rumus POAC idealnya berujung pada dua hal: Teratur dan terukur!

Curup, 16.04.2023
Zaldy Chan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun