zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memaafkan Tanpa Kata Tapi, Berani?

29 April 2023   21:42 Diperbarui: 29 April 2023   21:47 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaafkan Tanpa Kata Tapi, Berani?
Ilustrasi Sepasang Kekasih/foto: pixabay.com

Saat itu senja. Sepasang manusia menatap bias jingga yang perlahan sembunyi di garis pantai. Jemari mereka bertaut ragu, tapi lelah rasa mampu mangusik bisu ingin bertamu.

"Maaf, Mas. Aku mencintaimu. Tapi..."
"Aku mengerti. Belajarlah tanpa tapi!"

Kamera tiba-tiba menjauh! Beralih pada buih ombak yang tertatih menjamah bibir pantai. Hanya sesaat! Kemudian, terhenti usai satu teriakan dari mulut sutradara:

"Cut!"

Berucap Maaf tanpa Menunggu Tagihan Kata Maaf. Mungkinkah?

Aih, maafkanlah. Jangan dianggap serius! Sketsa di atas hanya guntingan lakon imajinatif! Sebagai pijakan awalku untuk menulis tema samber hari ini.

Nah. Aku coba ulik dialog pada sketsa tadi, ya?

Pada dialog singkat itu, diawali oleh sosok perempuan, dengan tiga kalimat. Namun kalimat terakhir, ucapannya tak sempat selesai.

Kalimat pertama: "Maaf, Mas!"

Mari meliarkan imajinasi. Anggaplah. Sosok perempuan itu, berada pada situasi pelik, atau malah terjebak di antara dua atau tiga pilihan sulit. Namun, lawan bicara tak tahu yang dipikirkannya.

Sehingga kata Maaf dipilih sebagai kalimat pembuka. Terkadang tak harus menunggu rasa bersalah atau di posisi salah untuk berucap maaf, tah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun