Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cerpen | Rembulan dalam Stoples Kaca

23 Mei 2020   01:01 Diperbarui: 23 Mei 2020   01:12 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen | Rembulan dalam Stoples Kaca
Ilustrasi: pexels.com/LUIZCLAS

Marsiti dan anak-anak rindu. Marsiti rindu suaminya. Anak-anak rindu bapaknya.

Bang Toyib, Bang Toyib, mengapa tak pulang-pulang? Anakmu, anakmu panggil-panggil namamu.*

"Kapan Bapak pulang, Mak?"

"Iya, Mak, kapan Bapak pulang?"

"Sabar ya, Nak," hibur Marsiti, "Bapak masih mengambil hilal."

"Hilal itu apa sih, Mak?"

Marsiti terdiam. Ia tidak memiliki informasi tentang hilal meskipun kata itu sering disebutnya dan pernah juga dibencinya.

"Apa ya, pokoknya hilal. Hilal ya hilal," ucap Marsiti sekenanya.

"Kata temanku, hilal itu rembulan."

Marsti jadi ingat. Bang Toyib pernah cerita setiap menjelang malam Hari Raya orang-orang selalu ingin melihat hilal. Ada yang memakai teropong diarahkan ke langit. Ada yang menggunakan mata telanjang.

Mengapa hilal dicari-cari setiap menjelang Idul Fitri? Mengapa tidak mencari baju baru, sandal baru, sarung baru, mukena baru? Hilal kok dicari. Orang zaman sekarang memang aneh, gumam Marsiti.

Kabarnya, orang-orang di kota suka berselisih soal hilal. Ada yang mengatakan hilal telah muncul. Ada yang membantah hilal belum kelihatan. Siapa yang benar? Marsiti tidak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun