Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I
Panduan Mengatur Keuangan untuk Finansial Sehat saat Ramadan
Padahal sebenarnya diawali dengan kewajiban. Kewajiban itu adalah hal yang menyangkut hak orang lain, yang dihukumi wajib oleh negara dan agama, serta kemudian yang harus kita tunaikan diawal misalnya pajak dan zakat, gaji karyawan, sedekah untuk orang tua kita yang membutuhkan, cicilan dan hutang.Â
Baru setelah itu kita masuk kepada kebutuhan yang mendukung keberlangsungan hidup kita saat ini. misalnya sandang-pangan-papan, budgeting untuk ramadhan, serta persiapan untuk lebaran.
Selanjutnya adalah mengenai keinginan seperti hampers atau membeli barang baru. Itu memberikan nilai tambah tapi tidak mengancam keberlangsungan hidup kita kalau misalkan tidak terpenuhi.Â
Yang terakhir adalah demand, adalah suatu keinginan yang di-backup dengan buying power. Misalnya adalah kalau mau lebaran maka orang akan melakukan renovasi rumah atau melakukan open house. Itu hanya dapat dilakukan bila di-backup dengan baik oleh buying power. kalau tidak ada berarti tidak perlu dilakukan.
Jadi, itu yang pertama bahwa kita harus paham tentang skala prioritas.
2. Perencanaan anggaran/ budgeting
Pada dasarnya, sebenarnya ramadhan ini menjadi bagian dari pembentukan habit/kebiasaan. Bahwa pada 11 bulan sebelumnya kita sudah punya budgeting untuk setiap bulannya.Â
Akan tetapi terkadang ada perbedaan karena memang ada hal-hal yang hanya kita keluarkan selama Ramadan.Â
Misalnya untuk kegiatan mudik atau buka puasa bersama.Â
Mengenai hal itu biasanya kita sudah punya perencanaan yang kemudian tinggal kita terapkan.
3. Proses belanja yang terencana