Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Guru

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa

19 Maret 2025   08:53 Diperbarui: 26 Maret 2025   09:48 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa
Sumber Ilustrasi: Kebun Kelapa Sawit (Dokumen pribadi)

Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa

Kehidupan sehari-hari seringkali menyimpan banyak kisah inspiratif yang mungkin tidak kita sadari.

Terkadang, kita terlalu sibuk mengejar mimpi besar hingga lupa bahwa inspirasi bisa datang dari orang-orang terdekat di sekitar kita. Mereka adalah sosok-sosok biasa yang melakukan hal-hal luar biasa dengan ketulusan dan ketekunan.

Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi kisah inspiratif dari orang-orang di sekitar saya yang telah mengajarkan arti ketangguhan, kerja keras, dan kebaikan hati.

Bapak Saya Sang Transmigran 

Setelah 'membaca' bagaimana sepak terjang orang-orang di sekitar desa saya, dari awal transmigrasi sampai sekarang, saya merasa terdorong untuk mengangkat kisah hidup bapak saya sebagai sebuah narasi yang layak diceritakan.

Perjalanan hidupnya, mulai dari menjadi bagian dari program transmigrasi hingga membangun kehidupan yang mandiri dan sukses di desa ini, adalah bukti nyata dari ketangguhan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah.

Bapak saya (selanjutnya: bapak) adalah salah satu sosok yang turut membentuk wajah desa ini, dari tanah yang awalnya tandus dan sepi menjadi sebuah komunitas yang hidup dan penuh harapan.

Melalui kisahnya, saya ingin menggambarkan bagaimana perjuangan seorang transmigran bukan hanya tentang pindah tempat tinggal, tetapi juga tentang membangun mimpi, mengatasi rintangan, dan menciptakan warisan untuk generasi berikutnya.

Pemukiman yang Belum Siap

Desa Nusamakmur yang kini ramai dan berkembang, dahulunya adalah pemukiman transmigrasi Unit II Cintamanis. Kami, para transmigran yang berasal dari berbagai daerah seperti Bandung, Sukabumi, Sumedang, Brebes, dan Kebumen, tiba di sini pada tahun 1973 dengan harapan untuk memulai kehidupan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

29 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Ramadan Berlimpah Berkah bersama wondr by BNI

wondr by BNI  BNI46  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 27 
30 Mar 2025

Surat Cinta untuk Ramadan Tahun Depan

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 28
31 Mar 2025

Lebaran Minimalis

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 29
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun