Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa
Kami merawatnya dengan penuh dedikasi, dan karena bapak dianggap sebagai tokoh agama di desa, seringkali jamaah pengajiannya turut membantu membersihkan kebun dan memupuk tanaman kopi. Kebersamaan dan gotong royong ini menjadi kekuatan besar yang mempercepat perkembangan kebun kami.
Hasilnya pun mulai terlihat. Kami bisa menjual buah kopi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Alhamdulillah, dari hasil jerih payah itu, bapak bahkan mampu menyekolahkan dan menguliahkan anak-anaknya. Perubahan ini tidak terjadi dalam waktu singkat, tetapi lambat laun kehidupan kami pun berubah menjadi lebih baik.
Padahal, dulu ibu saya pernah menangis karena merasa berat dengan kehidupan yang serba sulit, bahkan sempat ingin pulang ke Bandung. Namun, berkat kegigihan bapak, kami bisa melewati masa-masa sulit itu dan meraih kehidupan yang lebih sejahtera.
Kisah ini mengajarkan bahwa kesabaran, perencanaan, dan kerja keras adalah kunci untuk mengubah tantangan menjadi peluang.
Bapak tidak hanya membawa perubahan bagi keluarga kami, tetapi juga menjadi contoh nyata bahwa impian bisa terwujud asalkan kita tidak pernah menyerah dan selalu berpegang pada prinsip yang benar.
Setelah melihat keberhasilan bapak dalam bertanam kopi, maka masyarakat Nusamakmur banyak yang mengikuti jejaknya untuk merubah kebunnya menjadi kebun kopi.
Kema'muran yang Tertunda
Melihat Desa Nusamakmur yang sekarang, saya seolah-olah tidak percaya dengan perubahan yang terjadi. Saya masih ingat betul bagaimana awalnya daerah ini hanyalah hutan belantara yang dipenuhi dengan pohon gelam, tanahnya sulit ditanami kecuali saat musim kemarau panjang.
Kini, pemandangan itu telah berubah total. Kebun-kebun hijau luas membentang, dihiasi dengan tanaman karet dan sawit yang tumbuh subur.
Dulu, kami hanya bisa bertahan dengan makan ubi kayu, makanan yang sederhana dan monoton.
Content Competition Selengkapnya
Suasana Hati Usai Minta Maaf dan Memaafkan
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025