Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Guru

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa

19 Maret 2025   08:53 Diperbarui: 26 Maret 2025   09:48 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayahku, Sumber Inspirasi: Kisah Transmigran yang Menggerakkan Desa
Sumber Ilustrasi: Kebun Kelapa Sawit (Dokumen pribadi)

Sekarang, penduduk desa sudah hidup makmur, bisa menikmati berbagai jenis makanan, dan banyak yang bahkan sudah memiliki usaha dagang serta banyak yang sudah memiliki kendaraan roda empat, dari yang murah sampai yang mahal ada di Nusamakmur sebuah desa yang tidak dilalui jalan kabupaten.

Perubahan ini tidak terjadi dalam semalam. Butuh waktu 53 tahun bagi masyarakat Nusamakmur untuk merasakan kemakmuran yang sesungguhnya.

Nama "Nusamakmur" yang diberikan oleh bapak saya ternyata mengandung makna yang dalam. "Nasia ma'mur" bisa diartikan sebagai kemakmuran yang hampir terlupakan atau kemakmuran yang tertunda. Memang, perjuangan untuk mencapai kemakmuran ini membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan ketekunan yang luar biasa. 

Kini, ketika saya melihat desa ini, saya merasa bangga dan terharu. Dari hutan belantara yang sulit diolah, Nusamakmur telah bertransformasi menjadi sebuah desa yang subur, produktif, dan penuh harapan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kemakmuran tidak datang secara instan, tetapi melalui proses panjang yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. 

Nusamakmur adalah bukti nyata bahwa impian akan kehidupan yang lebih baik bisa terwujud asalkan kita tidak pernah menyerah dan terus berusaha.

Sumber Inspirasi Bagi Warga

Setelah saya perhatikan, masyarakat Nusamakmur memiliki kecenderungan untuk mudah terpengaruh oleh keberhasilan orang lain.

Siapa pun yang berhasil melakukan sesuatu, maka mereka akan menirunya. Ketika dulu bapak saya berhasil menanam kopi dan meraih hasil yang baik, orang-orang di Nusamakmur pun mulai menanam kopi.

Begitu pula ketika ibu saya menjual buah sahang (merica) yang ditanam oleh bapak, masyarakat sekitar pun mulai menanam merica di sela-sela pohon kopi mereka. Ketika bapak kemudian beralih menanam karet, orang-orang pun ikut menanam karet. 

Bapak saya, tanpa disadari, telah menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat sekitar. Keberhasilannya dalam mengelola lahan dan mencoba berbagai jenis tanaman tidak hanya membawa kemajuan bagi keluarga kami, tetapi juga memicu perubahan positif di seluruh desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

01 Apr 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Suasana Hati Usai Minta Maaf dan Memaafkan

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 30 
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun