Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Goro Menyambut Ramadhan: Membangun Kesadaran Kolektif

3 Maret 2024   13:59 Diperbarui: 12 Maret 2024   14:45 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goro Menyambut Ramadhan: Membangun Kesadaran Kolektif
Dokumen pribadiĀ 

Hari ini, Masjid At-Taqwa berdiri kokoh, bukan hanya sebagai bangunan fisik tetapi sebagai pusat komunitas yang telah menyatukan kami dalam doa dan persaudaraan.

Gotong royong hari ini mungkin tampak sederhana, tetapi ini adalah simbol dari siklus kepedulian yang tidak pernah berakhir, sebuah tradisi yang akan kami teruskan untuk generasi yang akan datang. Kami bersyukur atas perjalanan ini dan berharap dapat terus menjaga dan memelihara masjid ini sebagai rumah kedua kami.

*****

Gotong royong, atau Goro, adalah lebih dari sekadar kerja bakti. Ini adalah manifestasi dari kesadaran dan kepedulian warga terhadap lingkungan mereka.

Pada hari ini, target Goro adalah merapikan jalan di belakang masjid. Tugasnya sederhana namun penting: mendataran gundukan tanah, merapikan batu kali yang berserakan, dan merobohkan pohon nangka yang sebagian batangnya sudah mati dan dikhawatirkan bisa saja patah dan jatuh menimpa warga.

*****

Pagi ini, saya mempersiapkan diri untuk bergabung dalam kegiatan gotong royong di Masjid At-Taqwa. Cangkul yang biasa saya gunakan telah patah tangkai dan sekop entah kemana, semangat saya untuk berpartisipasi tidaklah surut.

Saya membawa tas kecil yang berisi dompet dan telepon pintar, alat yang akan saya gunakan untuk mendokumentasikan momen-momen berharga ini.

Telepon di tangan saya bukan sekadar alat untuk mengambil gambar, melainkan jendela yang akan menangkap esensi dari gotong royong: wajah-wajah penuh semangat, tangan-tangan yang bekerja bersama, dan kebersamaan yang terjalin.

Meski tanpa cangkul atau sekop, saya tahu bahwa kontribusi saya tetap berharga. Foto-foto yang saya ambil hari ini akan menjadi kenangan yang mengingatkan kita semua tentang kekuatan komunitas dan pentingnya menjaga lingkungan sekitar masjid. Tambahan lagi sekop, cangkul dan kapak biasanya sudah tersedia di masjid.

Dengan dompet di saku dan kamera di leher, saya siap untuk menyaksikan dan merekam setiap detik dari gotong royong ini, sebuah cerita yang akan saya bagikan dan ceritakan kembali, mengabadikan semangat gotong royong yang telah menjadi warisan tak ternilai bagi komunitas kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun