Ika Ayra
Ika Ayra Penulis

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengajak Anak Remaja Membuat Kue Tradisional, Klepon

6 Mei 2022   08:53 Diperbarui: 6 Mei 2022   09:00 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajak Anak Remaja Membuat Kue Tradisional, Klepon
Mengajak Anak Remaja Membuat Kue Tradisional, Klepon|foto: Ayra Amirah

Tayangan aplikasi You Tube pun menjadi senjata menaklukkan ketidaktahuan. Dua kali memutar step dimaksud, si sulung kemudian dapat melakukannya dengan mudah dan lancar. Yeaayyy!!

Membuat kue tradisional, klepon|foto: kolase Ayra Amirah
Membuat kue tradisional, klepon|foto: kolase Ayra Amirah

Terlihat wajah mereka sumringah. Anak kedua kami bahkan penasaran ingin mencoba seperti sang kakak. Namun saya menangguhkan ke lain hari saja. Tidak ingin ada banyak tangan untuk satu jenis adonan. 

Sebagai gantinya, saya meminta bantuan anak kedua menyiapkan air bersih dalam panci untuk rebusan. Ia setuju dan mengerjakan dengan cepat.

Sambil menggoreng ikan untuk sajian makan malam, saat air mendidih saya mulai memasukkan bulatan klepon yang sudah diberi isian gula aren. Begitu adonan mengapung, saya angkat dan tiriskan.

"Sudah habis Bu, adonannya," kata si sulung tiba-tiba. Saya sedikit terkejut, semua berjalan cepat tanpa kendala!

"Kalau begitu, kakak bereskan semua mangkuk dan cuci tangan yaa," sahut saya sambil melirik jam di dinding. Masih banyak waktu dan saya merasa lega.

Bulatan klepon yang sudah matang, segera digulingkan di atas kelapa parut yang telah dikukus sebelumnya. Terus saya lakukan sampai semua selesai.

Taraaaaaa! Takjil klepon siap menunggu di atas meja. Sementara saya masih lanjut memasak sayur dan anak-anak bergantian mandi sore.

Menghadapi penolakan anak remaja

Apakah anak-anak kami selalu menuruti perkataan orang tuanya? Harus saya jawab dengan jujur, tidak. Sesekali mereka memperlihatkan ekspresi tidak suka, atau bahkan menolak.

Misalnya saat saya meminta si sulung makan buah. Apakah buah jeruk, nanas atau pisang, dia menunjukkan keengganannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun