charles dm
charles dm Freelancer

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belanja Lebaran dan Jebakan Kebutuhan Palsu

7 Mei 2021   22:34 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:40 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Lebaran dan Jebakan Kebutuhan Palsu
Ilustrasi belanja online: bsframework.io

Saat berbelanja perlu membuat daftar belanja yang lengkap untuk jangka waktu tertentu, katakanlah satu minggu. Namun begitu perlu mempertimbangkan jenis bahan makanan yang dibeli sesuai dengan daya tahan. Tidak semua bahan makanan memiliki umur simpan yang lama. Agar tidak sampai mubazir maka perlu dipertimbangkan matang-matang.

Sumber: tirto.id
Sumber: tirto.id

Selain alasan daya tahan makanan, tingkat kebutuhan anggota keluarga juga perlu ditaksir. Jangan sampai membeli barang melebihi kesanggupan menghabiskannya. Bila sampai terjadi demikian, maka kita hanya akan menghasilkan sampah makanan. Hal ini penting dipertimbangkan untuk kepentingan selama bulan puasa, tetapi juga saat hari Lebaran tiba.

Saat berbelanja tidak harus menyertakan banyak anggota keluarga. Bila tidak diperlukan, tidak perlu membawa anggota tambahan. Saat berbelanja perlu mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, hingga tidak lupa membersihkan keranjang belanja.

Saat bertransaksi tetap harus menjaga jarak. Tidak harus menyentuh semua barang bila tidak diperlukan. Untuk transaksi yang bisa dilakukan secara digital akan sangat dianjurkan. Tentu soal ini akan sangat sulit berlaku di pasar tradisional. Namun setelah memegang uang, tangan harus segera dicuci bersih. 

Bila perlu budget sudah dibagi-bagi untuk setiap jenis barang yang dibeli agar tidak harus mendapat uang kembalian atau sekadar membuang waktu untuk menunggu pengembalian kelebihan pembayaran. Bila bisa dipersingkat mengapa harus diperpanjang, bukan?

Sumber: suara.com
Sumber: suara.com

Silaturahmi via Parsel

Ketiga, pandemi membuat ruang gerak sosial benar-benar terbatas. Pemerintah sudah melarang mudik jarak jauh maupun mudik lokal antarwilayah aglomerasi. Selama periode 6-17 Mei tahun ini, tidak ada aktivitas atau perjalanan mudik.

Yang diizinkan hanya aktivitas atau perjalanan non-mudik di wilayah aglomerasi (kota atau kabupaten yang telah diperpanjang, terdiri dari pusat kota yang padat dan kabupaten yang terhubung oleh daerah perkotaan).

Walau tidak bisa pulang kampung dan bersilaaturahmi dengan keluarga, parsel terkadang menjadi pengganti. Ketidakhadiran fisik saat lebaran diwakili oleh paket sembako atau berbagai jenis "goodie bag" lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun