charles dm
charles dm Freelancer

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tinggalkan Jejak Bukan Sampah, Bangga Berwisata di Indonesia dengan Perilaku Bertanggung Jawab

17 April 2023   23:38 Diperbarui: 17 April 2023   23:44 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tinggalkan Jejak Bukan Sampah, Bangga Berwisata di Indonesia dengan Perilaku Bertanggung Jawab
Pemandangan Setu Lebak Wangi, Parung, Jawa Barat di malam hari. Salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi: dokpri

Kedua, kecermatan itu juga ditunjukkan dalam barang bawaan untuk tidak berlebihan, apalagi barang-barang yang akan ditinggalkan sebagai sampah di tempat tujuan.

Sebagai gantinya, lengkapi diri dengan barang-barang yang tidak sekali pakai seperti plastik sekali pakai, bahkan produk ramah lingkungan yang mewujud dalam batang sampo, tusuk gigi, batang deodoran, sedotan, dan sebagainya.

Ketiga, sikap tersebut menunjukkan rasa hormat pada lingkungan. Tidak meninggalkan sampah yang bisa merusak lingkungan. Tidak menjadi racun bagi makhluk hidup lainnya.

Indonesia adalah negara darurat sampah. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) volume timbulan sampah di Indonesia tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton.

Mirisnya, tidak sedikit dari jumlah tersebut yang bermuara di lautan. Dari sumber yang sama, tahun 2020, wilayah lautan Indonesia sudah tercemar oleh sekitar 1.772,7 gram sampah per meter persegi.

Diperkirakan jumlah sampah di lautan Indonesia sudah mencapai 5,75 juta ton. Sampah plastik menjadi yang terbanyak dengan bobot 627,80 g/m2 dan telah mengokupasi 35,4 persen total sampah di laut Nusantara.

Selain plastik, sampah kaca dan keramik (226,29 g/m2 atau 12,76 persen dari total sampah di laut), logam (224,76 g/m2), kayu (202,36 g/m2), karet (56,68 g/m2), busa plastik (56,68 g/m2), sampah kertas dan kardus (21,86 g/m2).

Mayoritas sampah-sampah itu butuh waktu sangat lama untuk terurai. Plastik misalnya tidak bisa terurai sebelum 1000 tahun.

Untuk itu, perlu gerakan bersama untuk menekan jumlah sampah. Buanglah sampah pada tempatnya. Anjuran untuk meninggalkan jejak bukan sampah di setip perjalanan sungguh tepat.

Infografis: kompas.com
Infografis: kompas.com

Langkah pertama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun