Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |
Sajian Makanan Khusus Ramadan yang Menyehatkanku
Ada beberapa kebiasaan baru dalam hal makanan yang saya terapkan setiap ramadan. Hal ini sudah saya lakukan sudah lebih dari dua kali bulan ramadan. Ini adalah ramadan ketiga.
Kebiasaan baru saya ini awalnya atas dasar diet, namun kemudian rupanya itu lebih kepada kesehatan dan kebugaran. Sebab saya selalu merasa sehat dan fit setiap ramadan.
Saya kira kebiasaan saya itu ada andilnya. Bahkan hingga ramadan berakhir dampaknya terus terasa.
Yang saya lakukan sederhana, saya tidak mengonsumsi 3 jenis makanan pokok, yang di luar ramadan amat sering saya konsumsi.
1. Tidak memakan nasi
Saya telah mencoba untuk mangganti nasi dengan kentang atau pun roti. Saya tidak makan nasi, baik ketika sahur mau pun berbuka.
Sejak tidak makan nasi saya merasa tidak mudah mengantuk. Saya merasakan tubuh saya lebih energik.
Saya tidak tahu pasti apa konsep kesehatannya. Yang jelas, awalnya saya hendak mengurangi kadar gula untuk diet, namun rupanya itu juga berpengaruh kepada " mata" saya.
Ketika mengajar pagi di bulan ramadan saya tidak menguap, sehingga terkesan bersemangat.
2. Tidak memakan gorengan
Saya juga menahan diri untuk tidak makan gorengan dalam bentuk apa pun. Baik itu berupa tahu goreng, tempe goreng maupun yang hewani, ayam goreng dan lain sebagainya.
Awalnya saya hendak menghindari lemak dari minyak namun rupanya itu juga baik untuk kesehatan saya. Saya merasa tidak mudah lelah.
Selain itu, menurut pengamatan saya, saya tidak mengalami flu, pilek, atau pun batuk tiap kali ramadan. Padahal, beberapa kerabat saya mengalami batuk-batuk. Itu terjadi juga di bulan ramadan tahun lalu.
Walau saya hanya berbuka dengan es buah, kurma dan jajanan tradisional, namun itu cukup membuat saya tidak lapar hingga sahur.
Saya pun jadi berkenalan dengan masakan yang diolah tanpa minyak goreng atau dimasak dengan cara direbus dan dipanggang. Misalnya serabi, jagung rebus, pisang rebus, ketimus, telur rebus dan lain sebagainya.
3. Tidak memakan daging
Di luar ramadan, saya selalu mengonsumsi dua jenis daging yakni ayam dan kambing. Dari yang berbentuk sate, panggangan hingga yang digoreng dan disayur.
Memasuki ramadan saya tidak makan itu semua sejak 2 kali ramadan belakangan.
Pertimbangan saya mulanya memang untuk diet. Namun sejak menjalaninya di ramadan 2 tahun lalu, dan makin ke sini saya lebih merasa "gesit" karena badan terasa enteng.Saya merasa lebih mudah atau pun lancar untuk buang air besar.
Saya kurang tau, apakah itu berpengaruh terhadap pencernaan atau tidak. Sebab yang saya makan kalau pun ada daging itu hanya siomay. Itu pun terkadang saja. Sisanya sayuran, buah, kueh dan ketika sayurterkadang saya minum susu sapi.
Kalau pun harus cek darah, saya rasa tensi darah saya bagus. Sebab, saya tak pernah merasa pusing dan lemas.
Dari ketiga kebiasaan saya ketika makan di bulan ramadan itu, intinya saya berniat untuk anti-toxic dari kolesterol, lemak jahat dan kebiasaan kekenyangan. Sebab semua makanan itu sangat saya gemari, dan rasanya ingin tambah terus.
Selain itu, saya ingin mengambil jarak dari makanan-makanan yang berbulan-bulan rutin saya telan. Saya menggantinya dengan yang menurut saya lebih sehat dan juga lebih hemat.
Syukur, kalau ternyata itu dapat membuat tubuh menjadi lebih fit dan sehat. Bagi pembaca sekalian yang paham tentang gizi dan kesehatan, silakan memberi masukan.
Salam.
Marendra Agung
6. April 2023.