Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Administrasi

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Benarkah Tidur adalah Ibadah bagi yang Berpuasa?

3 April 2022   15:44 Diperbarui: 3 April 2022   15:46 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah Tidur adalah Ibadah bagi yang Berpuasa?
Ilustrasi tidur siang di kala puasa (sumber:kompas.com)

Bulan Ramadan telah tiba. Umat muslim tengah menjalankan ibadah puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Mereka berpuasa menahan lapar dahaga serta hawa nafsu. Segala bentuk ibadah dan kebaikan yang dilakukan sejatinya dilipatgandakan serta pintu ampunan dibuka selebar-lebarnya. 

Sungguh karunia yang tak terhingga bagi mereka yang telah mempersiapkan diri menyucikan hati menyambut bulan Ramadan. Namun, bagi mereka yang lebih disibukkan dengan urusan duniawi maka bukan tidak mungkin bulan puasa dirasa sebagai suatu beban.

Tidak dapat dimungkiri, bulan puasa sedikit banyak akan mengubah pola rutinitas sehari-hari kita. Pola makan, pola tidur hingga pola aktivitas setiap hari. Semuanya disesuaikan dengan pola berpuasa selama sebulan.

Sebenarnya tidak perlu khawatir, sebab perubahan pola tersebut sebenarnya menuju ke pola hidup yang lebih baik. Ya, dengan berpuasa kita akan hidup dengan pola yang lebih teratur, terjaga dan konsisten. 

Bukan hanya pola keseharian saja yang menjadi teratur tapi pola keimanan kita pun turut terjaga. Kontrol emosi menjadi lebih baik. Ego pun bisa ditekan. Bahkan, rasa empati terhadap sesama menjadi semakin meningkat.

Tetapi, meski demikian harus diakui bahwa untuk menjalani puasa dengan sempurna bukanlah perkara yang mudah. Godaan dan gangguan kerap menjadi ujian tersendiri bagi mereka yang berpuasa. Mulai dari godaan lapar dan haus, sakit, rasa lelah yang berkepanjangan, rasa kantuk yang terus menyerang hingga godaan untuk ghibah, marah, lupa sedang berpuasa, berpikir negatif, malas, dll.

Benarkah Tidur adalah Ibadah bagi yang Berpuasa ?

Di bulan Ramadan biasanya akan dibarengi dengan cuaca panas yang membakar. Hal itu diperparah dengan kondisi jalan yang hiruk pikuk oleh lalu lintas dan ramainya orang yang sibuk menyiapkan menu berbuka atau sahur. Keadaan ini tentu saja akan menambah cuaca menjadi lebih panas dan terik.

Bagi yang berpuasa ini adalah salah satu ujian untuk mempertahankan puasanya hingga waktu berbuka. Banyak hal yang dilakukan untuk menghadapi keadaan ini, salah satunya adalah tidur. Ya, bukan hal yang aneh jika di bulan puasa akan lebih banyak intensitas orang untuk tidur. Tidur ini dianggap sebagai salah satu cara terbaik sembari menunggu waktu berbuka.

Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa "Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan dan dosanya diampuni" (HR. Baihaqi).

Dari hadits tersebut memang dikatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Hal ini terkait dengan ketika tidur maka otomatis kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan negatif yang menyebabkan dosa, misalnya mengghibah, marah-marah, dll. 

Dengan tidur setidaknya kita terhindar dari pikiran-pikiran negatif yang menyebabkan dosa. Dengan tidur kita juga bisa mengembalikan stamina tubuh yang mulai terkuras di jam-jam siang, sehingga puasa dapat dilalui hingga waktu berbuka.

Namun, meski demikian bukan berarti kita dibenarkan untuk menghabiskan waktu puasa dengan tidur. Sangat tidak bijaksana jika "tidur adalah ibadah" dijadikan alasan agar kita bisa tidur sepanjang hari puasa. Apalagi jika kita sampai melalaikan tugas-tugas keseharian lainnya. 

Tentu saja maksud hadits diatas bukan demikian adanya. Tidur memang ibadah, tetapi mereka yang tetap bisa beraktivitas baik, mampu menahan godaan puasa dan beribadah secara maksimal meski sedang puasa adalah jauh lebih baik dan tinggi derajatnya ketimbang mereka yang menghabiskan waktu puasa dengan tidur.

Hal ini diperkuat dengan pendapat Imam Al Ghazali yang mengatakan bahwa "sebagian dari tatakrama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus serta merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih"

Dari pendapat tersebut, sudah jelas bahwa memperbanyak tidur di siang hari bukanlah tindakan yang terpuji. Memperbanyak tidur juga akan menghilangkan pahala-pahala yang bisa kita dapatkan dari ibadah lainnya. 

Tidur yang berlebihan juga dapat mengurangi waktu kita untuk berbuat baik terhadap sesama. Dengan demikian, tidur yang berlebihan akan mengurangi nilai ibadah kita selama berpuasa. 

Padahal salah satu esensi nilai puasa adalah kemampuan kita dalam menghadapi ujian dan godaan dengan keikhlasan menjalani puasa. Sementara tidur yang berlebihan cenderung akan mendekati rasa malas dan upaya menghindari ujian dan cobaan tersebut.
Tidur adalah Ibadah, Memperbanyak Tidur adalah Ujian

Seperti diketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bahkan Allah SWT telah menegaskan dalam surat Al Maidah/3:77 "Katakanlah hai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".

Sikap berlebih-lebihan atau al-ghuluw adalah sikap yang tidak disukai oleh Allah SWT. Hal ini dikarenakan sikap berlebih-lebihan dapat membuat orang menjadi lalai dalam kebaikan serta tersesat dari tujuan mulanya yang baik. 

Allah SWT telah mencukupkan segala sesuatu di dunia dengan takaran yang sangat tepat, sehingga tidak perlu lagi manusia berusaha untuk mengurangi ataupun melebihkan yang sudah Allah SWT berikan.

Termasuk dalam hal tidur ketika berpuasa. Tidur sendiri memang dianggap ibadah, namun ketika porsinya berlebihan maka bukan lagi menjadi ibadah tapi justru menjadi ujian dan godaan yang harus dilawan.

Lantas, apa yang dilakukan agar kita terhindar dari tidur yang berlebihan selama berpuasa ?

Banyak hal yang bisa dilakukan, diantaranya :

Pertama, perhatikan asupan gizi dari makanan yang kita santap baik ketika berbuka maupun sahur. Tetap jaga asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan menyediakan makanan yang mengandung gizi seimbang.

Kedua, ada baiknya konsumsi vitamin dan madu ketika sahur agar stamina kita tetap terjaga selama puasa.

Ketiga, redam rasa kantuk yang mendera dengan melakukan aktivitas positif dan menyenangkan. Misalnya dengan menyalurkan hobi, membantu orang lain, dll.

Keempat, segerakan ibadah sholat 5 waktu, sebab dengan menyegerakan sholat itu artinya kita juga menyegerakan penjagaan diri terhadap godaan-godaan puasa yang bisa datang kapan saja. Selain itu, dengan berwudhu kita juga bisa mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.

Kelima, hindari minuman yang banyak mengandung gula karena itu adalah penyumbang terbesar penyebab rasa kantuk. Lebih baik konsumsi air mineral agar tubuh tidak mengalami dehidrasi selama puasa.

Keenam, jangan lupa lakukan olahraga ringan di tengah aktivitas untuk mengembalikan kebugaran tubuh.

Ketujuh, stop terlalu euforia menghadapi bulan puasa agar tidak menguras energi. Nikmati bulan penuh berkah ini, jangan dijadikan beban serta jalani dengan hati yang gembira, ikhlas serta tawakal.


Nah, bagaimana ? Masih mau tidur sepanjang hari selama puasa ? Akan sangat merugi jika kita kehilangan kesempatan meraih pahala dengan perbuatan-perbuatan baik di bulan nan suci ini hanya gara-gara tidur yang berlebihan.

Ketahuilah, di bulan Ramadan ini, rasa lapar, dahaga dan kantuk adalah sebuah kenikmatan yang mengundang pahala bagi umat muslim yang mampu melewatinya dengan ikhlas, sabar dan senantiasa mengharap ridhoNya.

Semoga kita berada di antara orang-orang yang bisa merasakan nikmatnya puasa serta mendapat ridhoNya di bulan Ramadan nan suci ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun