Firman Rahman
Firman Rahman Lainnya

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Opor Ayam dan Ketupat, Resep Lebaran Warisan Eyang Putri yang Tetap Terjaga

7 April 2024   07:01 Diperbarui: 7 April 2024   07:07 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opor Ayam dan Ketupat, Resep Lebaran Warisan Eyang Putri yang Tetap Terjaga
Ilustrasi (Gambar: Dokpri - Firman Rahman)

Momen lebaran menjadi momen menyenangkan bagi setiap orang, khususnya umat Muslim di Indonesia, karena bisa berkumpul bersama keluarga besar, dengan anak, cucu, om, tante, Eyang Kakung, Eyang Putri dan anggota keluarga besar lainnya.

Di momen yang penuh rasa silaturahim, kasih sayang dan kebersamaan antar anggota keluarga, menjadi semakin menyenangkan dengan adanya hidangan lebaran favorit anggota keluarga.

Banyak sekali hidangan yang tersaji, dari mulai camilan, minuman menyegarkan hingga makan besar yang selalu ditunggu. Namun, diantara berbagai jenis makanan yang selalu ditunggu, opor ayam dan ketupat selalu menjadi jujugan untuk dinikmati dan selalu laris manis.

Makna Opor Ayam dan Ketupat di Setiap Momen Lebaran

Opor ayam menjadi makanan yang selalu dan sering disajikan saat lebaran, makanan  yang hampir sama dengan kari ayam ini dibuat dengan campuran santan dan rempah-rempah khas Indonesia.

Dalam tahap penyajian, biasanya opor ayam dinikmati dengan potongan ketupat yang dipotong kecil-kecil, apalagi dengan taburan bawang goreng yang gurih. Hhmmm... sangat enak sekali.

Terlepas dari sensasi rasanya yang enak dan lezat, ternyata pembuatan opor ayam tidak hanya sekedar dibuat dan disajikan saja, namun ada filosofi didalam proses terciptanya makanan lezat ini.

Apa sebenarnya 'filosofi dari opor ayam'? Opor ayam dalam budaya Jawa sebagai "simbol atau lambang permintaan maaf".

Opor ayam yang dibuat dari santan ini, dalam bahasa Jawa memiliki arti sebagai 'pangapunten' atau wujud dari permintaan maaf.

Bagaimana dengan ketupat?

Ketupat adalah singkatan dalam bahasa Jawa yaitu "Ngaku Lepat dan Laku Papat", dalam bahasa Jawa 'ngaku lepat' ini berarti sikap mengakui kesalahan.

Ada pun 'Laku Papat' menandakan istilah tindakan saat Hari Raya Idul Fitri, yaitu lebaran, luberan, leburan dan laburan. (anjangsana.id)

'Lebaran' menandakan berakhirnya waktu berpuasa di bulan Ramadan, 'Luberan' memiliki arti suatu ajakan untuk bersedekah melalui zakat fitrah, 'Leburan' hal ini menujukkan sebuah tanda leburnya dosa dan kesalahan, dan 'Laburan' berarti sebuah harapan agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin.

Dalam masyarakat Jawa, ketupat dibuat dengan bentuk yang mewujudkan Kiblat papat limo panjer. Hal ini bermakna yang bisa dilihat dari bentuknya, maka berarti empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat dan utara. Namun hanya ada satu Kiblat.

Pada sisi ketupat yang berjumlah empat memiliki arti sebagai empat macam nafsu yang dimiliki manusia dan nafsu tersebut bisa dikalahkan dengan puasa Ramadan.

Dan bentuk ketupat tersebut mewujudkan lambang kemenangan umat Islam di Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.

Opor Ayam, Resep Warisan Eyang Putri yang Tiada Banding

Tidak tahu mengapa opor ayam, ketupat dan menu dari nasi seperti lontong selalu habis menjadi tujuan kuliner saat momen lebaran ini.

Apakah karena hanya ada saat momen lebaran saja, yang menjadikan menu enak ini selalu habis tak tersisa, semua pasti ada alasannya, yang pasti karena opor ayam ini menggunakan resep khas dari Eyang Putri dan dibuat dengan rasa cinta menjadikan kenikmatan opor ayam ini selalu terjaga.

Ilustrasi (Gambar: Dokpri - Firman Rahman)
Ilustrasi (Gambar: Dokpri - Firman Rahman)

Sebenarnya bahan membuat opor ayam ini sama saja dengan resep lainnya. Coba bandingkan, untuk membuat resep khas Eyang Putri hanya butuh  (setengah) potong ayam, kemudian dipotong dengan ukuran kecil, rebus sampai ayam terasa empuk.

Ada pun bahan-bahan lain yang dibutuhkan, antara lain:

  • Kunyit bubuk 1 sendok makan.
  • Ketumbar 1 sendok teh.
  • Lada 1 sendok teh.
  • Garam secukupnya.
  • Penyedap rasa secukupnya.
  • Gula secukupnya.
  • Santan kental 1 bungkus

Jangan lupa siapkan bahan rahasia "suku kental manis 2 sendok makan".

Bahan untuk bumbu, antara lain:

  • Bawang merah 6 biji.
  • Bawang putih 5 siung.
  • Kemiri 4 biji.
  • Jahe sebanyak 1 ruas.

Langkah memasak opor ayam resep rahasia Eyang Putri, sebagai berikut:

  • Langkah awal, haluskan semua bumbu yang dibutuhkan, seperti bawang merah, kemiri, bawang putih, dan jahe (bisa dengan menggunakan blender).
  • Setelah bumbu disiapkan, panaskan sedikit minyak dalam wajan, kemudian tumis bumbu halus bersama dengan kunyit bubuk, ketumbar dan lada, sampai tercium aroma harum.
  • Jangan lupa masukkan ayam yang sudah direbus yang sudah dipotong kecil-kecil dalam wajan dan aduk secara merata dengan bumbu yang sudah ditumis.
  • Tambah dengan sedikit air agar bumbu lebih meresap dalam daging ayam.
  • Baru kemudian tambah dengan garam, penyedap rasa, dan gula secukupnya sesuai dengan selera.
  • Kemudian masak ayam sampai matang dan kuah berbumbu sampai meresap dalam daging ayam.
  • Tuang santan dan jangan lupa susu kental manis yang sudah disiapkan dalam wajan, aduk sampai merata hingga semua bahan tercampur merata.
  • Masak kembali sampai kuah mengental dan ayam masak.
  • Sajikan.

Kalau ada yang bertanya "Mengapa menambahkan susu kental manis?". Sebenarnya ini hanya selera saja, karena tambahan susu kental manis akan menjadikan opor ayam yang dibuat memiliki sensasi rasa yang berbeda dan terasa lebih nikmat.

Itu dia sedikit catatan di Ramadan yang penuh hikmah ini, dengan judul "Opor Ayam dan Ketupat, Resep Lebaran Warisan Eyang Putri yang Tetap Terjaga". Semoga bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun