Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331
Pembeli Menjadi Penjual, Sebuah Paradoks Online Shop
Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sesorang untuk kemudian dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan.
Sebenarnya semua umat manusia ditakdirkan berbisnis atau berdagang. Semua kitab agama yang Tuhan turunkan di bumi ada membahas tentang hal tersebut. Karena jelas semua agama memerangi dan anti kebodohan, karena akan berimplikasi pada kemiskinan.
Faktanya, apapun pekerjaan seseorang selain sebagai pengusaha. Pastilah selalu mencari kesempatan untuk melakukan kerja sampingan untuk menambah penghasilan utama. Itu merupakan proses atau progres secara alami yang telah ditakdirkan oleh Tuhan Ymk kepada semua manusia.
Berbisnis atau berdagang sangat dituntut sebuah kecerdasan dan kreatifitas sebagai modal utamanya. Harus terus belajar dan latihan. Tanpa kreatifitas mustahil bisa berhasil dalam berusaha atau berbisnis.
Imajinasi akan menjadi daya kreatifitas dan akan muncul sebuah karya cipta, bila karya demi karya dihasilkan secara berkelanjutan dan konsisten serta fokus dan sabar. Maka akan muncul sebuah jiwa yang disebut "jiwa bisnis" atau entrepreneurship.
Entrepreneurship sangat penting dimiliki, bagi siapa saja dalam hidup kehidupan. Karena dengan memiliki jiwa bisnis tersebut, maka seseorang akan terhindar dari pikiran atau jiwa koruptif atau karakter yang menghalalkan segala cara.
Pro Kontra Bisnis Online dan Offline
Bisnis online atau bisa disebut online shop, sementara bisnis offline disebut konvensional shop alias toko offline. Baik toko itu berdiri sendiri, maupun berada dalam kompleks pertokoan, pasar atau mall. Bisa juga berupa toko bergerak atau mobile shop atau dimana saja terjadinya transaksi jual-beli.
Perkembangan peradaban semakin cepat, perdagangan elektronik atau e-Commerce tak bisa dipungkiri atau ditolak lagi. Sebuah keniscayaan dalam masa milenial.
Di Indonesia, keberadaan online shop berkembang dengan pesat dan baik, seiring perkembangan teknologi informasi. Bukan karena perkembangan jual-beli semata, tapi juga karena dukungan pemerintah sangat besar.
Para pedagang merambah ke dunia maya atau online shop untuk menggaet para pelanggan yang memang sudah malas, atau tidak ada waktu lagi berbelanja di toko konvensional. Kalau toko konvensional dapat menjangkau satu wilayah, maka online shop dapat menjangkau semua tempat tanpa batas ruang dan waktu.
Benarlah kata John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox mengatakan "bahwa semakin maju hidup manusia atau peradaban, maka manusia tersebut semakin malas, usaha jasa sangat dibutuhkan"
John Naisbitt disamping sebagai penulis juga pembicara publik di bidang studi berjangka. Menggunakan Cina sebagai studi kasus ekonomi, pusat perencanaan memberi cara untuk pergerakan berbagai pengusaha individual. (Baca: buku John Naisbitt Klik di Sini)
Belanja online dan belanja di offline memang punya sisi berbeda. Masa globalisasi atau milenial, belanja online selalu menjadi pilihan karena kemudahannya. Kemudahan dengan gadget yang canggih, hampir semua manusia memilikinya.
Gadget dengan beragam inovasi teknologi harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk untuk memenuhi kebutuhan kita akan suatu barang melalui online shop, Artinya dunia sudah berada digenggaman, tinggal bagaimana memaksimalkan penggunaannya.
Namun dengan kemudahan yang dimiliki oleh online shopping, maka harus hati-hati. Karena kejahatan akan linear dengan kemajuan teknologi. Pelaku kriminal itu tidak pernah berhenti berpikir untuk mencari strategi dalam menaklukkan calon-calon korbannya.
Pilih Online Shopping Kredibel
Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa pengelola online shopping seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Traveloka dan beberapa situs online dan bahkan merambah secara mandiri melalui media sosial.
Bagi penulis secara umum mengunggulkan belanja offline shopping pada toko atau warung yang ada disekitar untuk belanja kado lebaran. Artinya belanja di warung tetangga. Hal ini juga perlu diberdayakan, agar terjadi keseimbangan ekonomi.
Apalagi untuk kalangan tertentu dan untuk barang tertentu pula. Demi menghindari qualitas dan ketenangan membeli serta kepuasan sipenerima.
Seperti barang-barang yang hanya dijual di online shop, seperti tiket pesawat, kereta api atau hampir semua fasilitas yang disiapkan oleh Traveloka. Termasuk hotel dan lainnya, akan lebih mudah melalui online shop.
Pilih Aman, Prioritas Transaksi COD
Bila harus memberi kado untuk kebutuhan sendiri, sebaiknya melalui offline shopping saja. Kecuali untuk orang lain, tentu paling praktis dengan belanja online shopping. Apalagi dimasa pandemi #diRumahAja.
Kalau barang-barang lain, bisa saja kita memilih online shopping bila syarat pembayarannya dengan sistem bayar di tempat pembelinya. Atau cara Cash On Delivery (COD) dengan membayar barang pesanan pada saat barang diterima.
Sistem COD inilah yang paling aman. Tapi untuk melayani atau membeli untuk kado lebaran untuk orang lain, cara COD ini bukan pada pilihannya. Jadi sebaiknya bila ingin membeli kado lebaran lebih baik melalui offline shopping.
COD ini sudah ada sejak lama. Bahkan sebelum online shopping populer seperti yang kita ketahui sekarang. Jadi nanti transaksi baru berjalan setelah pembeli dan penjual bertemu. Pembeli bisa membayar, dan penjual bisa memberi barangnya.
Kecuali untuk internal keluarga atau sahabat yang bisa dengan cara COD, tapi cara pembayarannya tetap melalui si penerima dengan terlebih dahulu pemberi kado melakukan transfer uang kepada keluarga atau sahabat penerima.
Online Shop Memotivasi Menjadi Pebisnis
Selain terjadinya pro kontra terhadap bisnis online. Ada satu kelebihan terselip atau bias paradox dalam kebiasaan berbelanja online yang begitu cepat mempengaruhi pembelinya, dibanding belanja di toko konvensional.
Karena awalnya hanya sebagai pembeli (konsumen) berpotensi termotivasi untuk berubah menjadi penjual (bisnis). Belanja online bisa mengubah orang menjadi pengusaha. Akan lebih kreatif untuk menemukan ide bisnis untuk menjadi penjual atau pengusaha online dan offline shopping.
Semua orang bisa menjadikan rumahnya untuk tempat menyimpan barang jualan. Atau dengan strategi "menjadikan gudang mitra bisnis sebagai gudang sendiri". Kalau produk tersebut bukan dari produksi sendiri.
Minimal sebagai tambahan variasi dari produk utama dari bisnis online shopping sendiri. Jadi bisnis melalui online shopping bisa tanpa harus punya tempat atau kantor khusus atau barang tanpa gudang.
Jualan online bisa dimulai dengan promosi kepada orang-orang terdekat. Ingat, barang jualan tak harus berbentuk barang pakai, tapi juga makanan. Semua orang bisa melakukan jual-beli makanan lewat online dengan mudah.
COD Menguntungkan Penjual-Pembeli
Sekiranya Anda termotivasi untuk menjadi pengusaha online shop, sebaiknya pikirkan strategi pola pembayaran memakai sistem COD. Apalagi bila produknya sangat dibutuhkan masyarakat. Pasti cepat meningkat dan penjualan bisa lancar. Harus cerdas membaca kebutuhan pasar yang menjadi target.
Sistem pembayaran COD dengan waktu mendapatkan barang akan lebih cepat karena tidak perlu menunggu proses pengiriman sampai barang sampai ditujuan. Cepat menarik konsumen.
Banyak pembeli online shopping tertarik membeli dengan cara COD, karena pembeli merasa aman. Selain menguntungkan penjual, COD juga bisa menguntungkan pembeli.
Menaikkan reputasi penjual karena lewat COD juga bisa menambah teman, dapat dengan mudah mempromosikan dagangan dan bisa melakukan komunikasi dua arah.
Efek COD sangat besar, karena memperoleh benefit yang luar biasa. Mendapatkan teman baru melalui online shopping dan bisa menjadi mitra bisnis.
Konsumen menjadi jejaring bisnis baru. Dapat dilanjutkan bisnisnya (mitra) pada pembeli tersebut melalui kontak offline.
Rantai bisnisnya sangat panjang, karena dari awal sudah mencegah potensi kebohongan. Maka efek positifnya, terjadi silaturahmi yang berkepanjangan.
Kepercayaan akan tumbuh berkembang, karena berbisnis dengan basis kejujuran. Itulah modal besar dalam kehidupan bisnis yang serta cepat.
Surabaya, 20 Ramadan 1441H | 13 Mei 2020M