Jamaludin
Jamaludin Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Mudik Keren Itu : Tidak Meninggalkan Sholat Saat di Perjalanan

29 April 2022   17:07 Diperbarui: 29 April 2022   17:26 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Keren Itu : Tidak Meninggalkan Sholat Saat di Perjalanan
Ilustrasi Mudik Lebaran (Sumber : rakyatindonesia.co.id)

Mudik sudah menjadi tradisi tahunan untuk masyarakat Indonesia saat menjelang hari raya keagamaan khususnya Hari Raya Idul Fitri, setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan lamanya. Pada saat mudik itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman.

Istilah mudik hanya dikenal di Indonesia. Melansir dari situs Indonesia Baik oleh Kominfo, mudik merupakan singkatan 'mulih dilik' yang artinya pulang sebentar artinya pulang ke kampung halaman dalam waktu tertentu dan kembali lagi ke tempat perantauan. Mudik menurut KBBI disinonimkan dengan istilah pulang kampung.

***

Ada yang berbeda mudik tahun ini, setelah dibatasi pemerintah untuk mudik selama dua tahun berturut-turut dengan dalih mencegah penyebaran Covid-19, dan saat ini pemerintah memperbolehkan mudik. Hal ini disambut gembira oleh masyarakat. Bahkan beberapa  kepala daerah dan pejabat negara memberi fasilitas mudik gratis bagi masyarakat yang ingin mudik dan berlebaran bersama keluarga di kampung.

Seperti dilansir Republika (28/04/22), menyambut momentum mudik lebaran 2022, Kementerian BUMN bersama dengan 26 BUMN sediakan mudik gratis untuk 40 ribu pemudik. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, mudik gratis tersebut berlangsung sampai tanggal 29 April 2022

Seperti burung yang dilepas dari sarangnya, mungkin itulah ungkapan yang sesuai dengan antusias masyarakat untuk mudik di tahun ini setelah dua tahun ditahan untuk tidak mudik. Hal ini tentu akan menimbulkan gelombang mudik yang akan membesar saat menjelang hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan.

Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, bakal ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik.Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran lebih awal. Hal itu guna menghindari kemacetan parah para puncak arus mudik yang diperkirakan pada 28-30 April 2022.

Tidak Meninggalkan Sholat Saat Mudik

Ilustrasi sholat saat di jalan (https://fatwatarjih.or.id/)
Ilustrasi sholat saat di jalan (https://fatwatarjih.or.id/)
Dalam perjalan mudik banyak transportasi yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tergantung lokasi yang dituju. Ada yang menggunakan pesawat, kapal laut, bus bahkan ada menggunakan kendaraan pribadi baik mobil atau sepeda motor.

Perjalanan mudik identik dengan kemacetan, dan lamanya perjalanan tak boleh menghalangi umat Islam untuk tetap menjalankan shalat lima waktu.  Sebagai umat Islam tetap memiliki kewajiban untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu selama di jalan. Meski begitu, agama Islam memberi keringanan bagi mereka yang menjadi musafir terkait kewajiban ibadah, termasuk shalat lima waktu dan puasa Ramadhan.

Perjalanan atau safar dengan jarak tempuh tertentu merupakan sebab hukum yang diakui menurut syariat yang mengizinkan seseorang untuk melakukan qashar shalat atau berbuka puasa pada siang hari Ramadhan.

Hal ini dikemukakan Syekh Wahbah dalam Ushulul Fiqhil Islami berikut ini:

’Safar’ secara bahasa adalah menempuh jarak. Dalam pengertian syariat, safar adalah keluar dengan niat perjalanan menuju tempat tujuan sekira perjalanan tiga hari atau lebih dengan mengendarai unta atau jalan kaki.

 Hukumnya bahwa itu tidak menafikan ahliyatul wujub dan tidak mencegah hukum tetapi itu dijadikan dalam syar’i sebagai sebab keringanan dengan dirinya secara mutlak tanpa memandang ada atau tidaknya tingkat kesulitan.

Dari situ, maka boleh berbuka pada siang hari Ramadhan dan qashar shalat empat rakaat. Hak itu sudah tetap bagi musafir karena semata ia memulai perjalanan setelah keluar dari ‘gerbang kota’ sebagai diterangkan dalam sunnah.

Pasalnya, Rasulullah ketika keluar berperjalanan memberikan keringanan (rukhsah) bagi para musafir dan Rasulullah SAW juga tidak memberikan syarat penyelesaian perjalanan dengan menempuh perjalanan minimal tiga hari karena rukhsah perjalanan disyariatkan untuk memberikan kelapangan sepanjang perjalanan,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Ushulul Fiqhil Islami, [Beirut: Darul Fikr Al-Mu‘ashir, 2013 M/1434 H], juz I, halaman 182).

Berapa jarak safar kita bisa menqoshar sholat ?

Sebagian ulama berpendapat bahwa jarak perjalanan yang diperbolehkan untuk mengqashar shalat yaitu sejauh 80 km. Ulama yang lain berpendapat jaraknya sesuai dengan adat yang berlaku di negeri tersebut. Yaitu jika ia melakukan perjalanan yang menurut adat sudah disebut safar, maka ia telah melakukan safar meskipun jaraknya belum sampai 80 km. 

Adapun jika perjalanannya menurut adat belum dikatakan safar meskipun jaraknya 100 km, maka ia belum disebut safar.

Pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh Syaikh Ibnu Taimiyah. Yang demikian ini karena Allah dan Nabi SAW tidak menentukan jarak tertentu untuk diperbolehkan melakukan qoshor.

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata: “Apabila Rasulullah SAW pergi sejarak tiga mil atau satu farsakh, maka Beliau SAW mengqashar shalat, Beliau shalat dua rakaat.” (HR. Muslim no. 691).

Sholat di Masjid Menjadi Jejak Kebaikan Seseorang

Ilustrasi sholat berjamaah di masjid (https://www.islampos.com)
Ilustrasi sholat berjamaah di masjid (https://www.islampos.com)

Sholat merupakan ibadah yang utama dalam Islam, karena sholat yang akan dihisab pertama kali sebelum amal-amal yang lainnya. Dan sebaik-baik sholat adalah sholat yang dilakukan secara berjama’ah dilaksanakan di awal waktu, di masjid. 

Maka sebagai muslim sudah sepantaskan mempersembahkan amalan yang terbaiknya khususnya dalam melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Karena keutamaan sholat berjaamaah di masjid ini, maka langkah kaki kita akan dihitung sebagai amal kebaikan.

Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Yasin ayat 12, yang artinya :

“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).”

Sebab Turunnya Surat Yasin Ayat 12, seperti yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi yang dinilainya hasan dan dinilai shahih oleh Imam al-Hakim dari Abu Said al-Khudri yang berkata,

“Bani Salamah tinggal di pinggir kota Madinah. Suatu hari, mereka ingin pindah ke suatu tempat di dekat Masjid Nabawi. Akan tetapi, tidak lama kemudian turunlah ayat ini. Setelah ayat turun, Rasulullah berkata kepada mereka, “Sesungguhnya bekas jalan yang kalian lalui akan dicatat. Oleh karena itu, janganlah pindah!”

Adapun kata atsar pada ayat ini secara literal dimaknai dengan bekas. Lebih rinci at-Thabari menjelaskan yang dimaksud dengan atsar (bekas) adalah setiap langkahmu didunia yang baik ataupun buruk itu akan dicatat. Menukil hadith yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jarir bin Abdillah al-Bajali,

Bekas telapak kaki seseorang yang berjalan dan sholat masjid untuk beribadah tak akan sia-sia dan akan menjadi saksi di hari kemudian nanti. Maka perbanyaklah jalan untuk menuju masjid bahkan dalam mudik sebaiknya kita memperbanyak jejak untuk berhenti sholat di masjid yang kita lewati, hingga  nanti akan menjadi saksi di yaumil mashyar kelak.

Semoga mudik tahun ini  membawa berkah dengan jejak kebaikan yang kita tinggalkan,  dan semoga tiba di kampung halaman berjumpa keluarga dan sanak saudara dengan lancar dan selamat sampai tujuan. Amiin

Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun