Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta
Calvin,Aku Mencintaimu Karena Allah
"Apa yang kaubawa, pria bodoh?!" teriak Silvi jijik melihat ke samping kanan Calvin.
Bukannya tersinggung, Calvin tersenyum menawan. Senyumnya tak meredakan kegusaran Silvi. Istrinya justru mengentakkan kakinya ke lantai marmer dan berteriak sekali lagi. Sangat tak rela melihat sesuatu yang kumal dan kotor menodai rumah mewahnya.
"Dia kutemukan di depan supermarket, Silvi. Alif Sayang, ayo salaman sama Tante cantik."
Sesosok anak lelaki enam tahun berpakaian lusuh pelan-pelan mendekat. Ragu mengulurkan tangannya yang kotor dan berkuku hitam. Silvi refleks melangkah mundur, ekspresinya jijik.
"Silvi, please..." bujuk Calvin.
"Nope! Singkirkan dia dari sini! Singkirkan!"
Alif gemetar ketakutan. Perlahan menurunkan tangannya. Tak tega melihat raut wajah polos itu, Calvin memeluknya. Lembut menghibur Alif.
"Calvin! Jangan peluk anak itu! Jasmu bisa kotor!" Silvi menjerit ketakutan, gemas bercampur marah melihat suami super tampannya memeluk anak sekotor itu.
"Tidak apa-apa, Silvi. Harusnya kamu senang. Kan kamu ingin punya anak."
"Iya, aku ingin punya anak! Tapi bukan anak seperti itu! Dan aku ingin melahirkan anakmu!"
Tanpa sadar, bagian bawah suite hitam mahal itu tersingkap. Bekas jahitan operasi di perut Calvin sedikit terlihat. Tersenyum sedih, Calvin berujar.