Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memahami Fenomena Berburu Promo Ramadan dan Resiko Konsumerisme Berlebihan

21 Maret 2024   12:05 Diperbarui: 21 Maret 2024   16:46 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Fenomena Berburu Promo Ramadan dan Resiko Konsumerisme Berlebihan
Ilustrasi berburu promo ramadan - sumber gambar: thuongtravel.com

Ramadan, bulan suci yang dinanti umat Muslim setiap tahunnya, bukan hanya merupakan waktu untuk berpuasa dan meningkatkan ibadah, tetapi juga menjadi momen di mana tren konsumen mengalami lonjakan signifikan.

Seiring dengan semangat spiritualitas yang mendominasi bulan ini, tumbuh pula fenomena konsumtif yang semakin membesar, dikenal sebagai "berburu promo Ramadan".

Promosi besar-besaran yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan dan pengecer mungkin tampak sebagai kesempatan yang menggoda untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, namun, apakah kita telah kehilangan inti dari makna Ramadan dalam hantaman kegembiraan belanja ini?

Ramadan bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus dari fajar hingga senja. Lebih dari itu, Ramadan adalah waktu untuk introspeksi, tolong-menolong, dan mempererat hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.

Tradisi berpuasa dalam Islam mengajarkan kesederhanaan, belas kasihan, dan pengorbanan. Namun, dalam kenyataannya, semangat Ramadan sering kali tertutupi oleh keriuhan belanja dan penawaran diskon yang melimpah.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat sering kali lebih terpaku pada persiapan makanan lezat dan perayaan besar-besaran daripada mendalami nilai-nilai spiritual yang seharusnya menjadi fokus utama bulan suci ini.

Sebelum kita terjebak dalam dinamika konsumtif yang tak terhindarkan selama bulan Ramadan, penting bagi kita untuk merenungkan kembali esensi dari ibadah ini.

Ramadan adalah bulan kesempatan yang unik, di mana kita diajak untuk meningkatkan kesadaran akan Tuhan, mengasah kemampuan pengendalian diri, dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama manusia, terutama yang kurang beruntung.

Oleh karena itu, melampaui kegembiraan belanja dan promo-promo yang menggiurkan, kita perlu mengembalikan fokus kita pada nilai-nilai yang sebenarnya penting selama bulan Ramadan: kesederhanaan, kepedulian sosial, dan spiritualitas yang mendalam.

Konteks Ramadan

Sebelum membahas fenomena berburu promo Ramadan lebih lanjut, penting untuk memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam bulan suci ini dengan lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun