Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Penulis

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Memaknai Tradisi "Bukber" sebagai Simbol Solidaritas Sosial di Tengah Keterbukaan Multikultural

23 Maret 2024   22:13 Diperbarui: 24 Maret 2024   15:35 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Tradisi "Bukber" sebagai Simbol Solidaritas Sosial di Tengah Keterbukaan Multikultural
Ilustrasi bukber sebagai simbol solidaritas sosial di tengah keterbukaan multikultral. (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Buka bersama juga memberikan pengalaman kultural yang kaya dan beragam bagi pesertanya.

Di Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman budaya dan etnis, buka bersama menjadi ajang untuk merayakan dan menghargai keanekaragaman tersebut.

Setiap daerah dan kelompok etnis memiliki cara tersendiri dalam merayakan buka bersama, mulai dari jenis hidangan yang disajikan hingga tradisi-tradisi khas yang dilakukan selama acara.

Misalnya, di daerah Jawa, buka bersama sering kali diwarnai dengan sajian hidangan tradisional seperti nasi liwet, sate, dan gudeg.

Di samping itu, masyarakat Jawa juga memiliki tradisi khas seperti "ngabuburit", yaitu kegiatan menghabiskan waktu sebelum berbuka puasa dengan melakukan kegiatan menyenangkan bersama teman atau keluarga.

Sementara di daerah Aceh, Buka Bersama mungkin disajikan dengan hidangan khas seperti nasi goreng Aceh, mie Aceh, dan rendang.

Di samping itu, masyarakat Aceh juga sering mengadakan kegiatan amal seperti pemberian makanan gratis kepada yang membutuhkan sebagai bagian dari tradisi Buka Bersama.

Tidak hanya dalam hal hidangan, buka bersama juga menjadi ajang untuk menampilkan seni dan budaya setempat. Misalnya, ada yang menghadirkan pertunjukan musik tradisional, tarian daerah, atau pentas teater sebagai hiburan bagi para peserta.

Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman budaya peserta, tetapi juga membantu melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda.

Lebih dari itu, buka bersama juga menjadi momen untuk bertukar cerita dan pengalaman antarbudaya. Ketika orang-orang dari latar belakang yang berbeda berkumpul untuk berbuka bersama, mereka memiliki kesempatan untuk saling berbagi tentang tradisi dan kebiasaan mereka sendiri.

Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman lintas budaya, tetapi juga mempererat ikatan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun