Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Lainnya

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Mengunjungi Masjid Al-Wustho Mangkunegaran, Masjid Bergaya Arsitektur Jawa-Eropa

9 Maret 2025   21:52 Diperbarui: 10 Maret 2025   09:51 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengunjungi Masjid Al-Wustho Mangkunegaran, Masjid Bergaya Arsitektur Jawa-Eropa
Bagian depan Masjid Al-Wustho Mangkunegaran (Dok. Pribadi) 

Markis Masjid Al-Wustho (Dok. Pribadi) 
Markis Masjid Al-Wustho (Dok. Pribadi) 

Tak hanya itu, ukiran ayat-ayat suci Al-Qur'an juga tersebar di berbagai bagian masjid, mulai dari gapura utama, pintu-pintu, hingga jendela-jendelanya, menjadikan setiap sudut masjid penuh dengan pesan keislaman yang mendalam.

Seiring perjalanan waktu, Masjid Al-Wustho terus berkembang, mengikuti dinamika zaman. Jika dahulu ia menjadi pusat pertemuan penting sebelum negara berdiri, kini fungsinya lebih luas. 

Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi rumah bagi musafir dan pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat Solo. Tak hanya itu, sejak 2015, masjid ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya, menegaskan statusnya sebagai salah satu peninggalan berharga sejarah Islam di Jawa.

Langkah paling progresif terjadi pada tahun 2021, ketika Masjid Al-Wustho diresmikan sebagai masjid ramah anak. Paradigma pun bergeser, jika dulu anak-anak sering kali dilarang bermain di masjid, kini mereka justru disambut dengan tangan terbuka. 

Masjid Al-Wustho menjadi Masjid ramah anak (Dok. Pribadi) 
Masjid Al-Wustho menjadi Masjid ramah anak (Dok. Pribadi) 

Suasana masjid menjadi lebih inklusif, memberikan ruang bagi anak-anak untuk mencintai tempat ibadah tanpa rasa takut atau tekanan.

Di bulan Ramadan, Masjid Al-Wustho semakin hidup. Jamaah berdatangan bukan hanya untuk menunaikan salat, tetapi juga untuk merasakan atmosfer spiritual yang begitu kental. Tadarus Al-Qur'an menggema, salat tarawih berjamaah dipenuhi kekhusyukan, dan halaman masjid menjadi tempat berbagi takjil bagi yang berbuka puasa. Sebuah pemandangan yang menghadirkan kedamaian, mengingatkan bahwa Islam di tanah Jawa tumbuh dengan harmoni dan keberagaman.

Kini, pengelolaan masjid telah diambil alih oleh masyarakat sekitar. Namun, semangat yang diwariskan Mangkunegara VI tetap terasa. Masjid Al-Wustho bukan hanya tempat sujud, melainkan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang terus menghidupkan nilai-nilai luhur.

Bisa kunjungi juga feed instagram saya mengenai Masjid Al-Wustho Mangkunegaran ini @muharikaadi


Hari ini, Masjid Al-Wustho bukan hanya saksi bisu sejarah, tetapi juga penjaga tradisi dan simbol harmoni. Di bulan Ramadan, masjid ini bersinar dengan makna yang lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

10 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Mindful Eating saat Sahur & Berbuka
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 8 
11 Mar 2025
Tetap Olahraga di Bulan Puasa
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 9
12 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Mystery Challenge 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 10
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun